Chapter 43: Cries Of Despair

204 40 8
                                    

Haloooo guys, finally The Conqueror is backkkkk!!

Supaya semangat mengapdet, bolehlah vote komen dulu ygy

Well, sebelum membaca, bisa diplay dulu ya music di media di atassss

Well, sebelum membaca, bisa diplay dulu ya music di media di atassss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matahari meninggi tepat di atas kepala ketika waktu menunjukkan pukul dua belas siang. Syukurnya, suasana tak sepanas itu karena kini musim dingin yang akan hadir sebentar lagi justru membuat cahaya yang harusnya terik itu, justru menjadi sumber kehangatan yang begitu didambakan.

Memandangi orang-orang yang ramai berlalu lalang di bawah sinar matahari itu, Sejeong terlihat duduk melamun di atas tempat tidurnya dengan kedua mata yang cekung. Ia tahu, setiap orang yang dilihatnya di halaman rumah sakit tersebut tak benar-benar sedang bahagia meski senyum di wajah mereka tampak begitu cerah. Ada orang-orang yang mereka cemaskan tengah terbaring di tempat ini. Atau paling tidak, beberapa di antara mereka justru pasien itu sendiri. Mereka mungkin sedang melepas penat dengan menghirup udara segar atau sekedar mencari suasana baru dari pada sekedar berdiam diri di dalam ruangan berbau obat-obatan yang begitu mencekik.

"Nyonya Oh..."

Sebuah panggilan dari arah pintu seketika membuat Sejeong menolehkan wajahnya dari jendela. Ia kini memandang ke arah satu sosok laki-laki bertubuh jangkung yang berdiri di depan pintu. Laki-laki familiar yang seketika itu pula membuat satu senyum teramat tipisnya muncul. Senyum khas menyapa.

"Bagaimana perasaan anda? Apakah sudah lebih baik?"

Jaehyun yang merupakan tamu tersebut lantas mengajukan pertanyaan penuh perhatian pada sang atasan yang juga sudah seperti kakaknya itu sembari berjalan mendekati tempat di mana Sejeong duduk setengah berbaring.

Sejeong yang mendengarnya sekedar menganggukkan kepala samar sebagai jawaban. Sejujurnya ia tidak tahu persis bagaimana keadaannya. Ia merasa baik karena ternyata Tuhan masih memberinya kesempatan untuk bisa terus hidup sampai detik ini setelah kejadian mengerikan itu. Namun di sisi lain, ia juga tak merasa baik-baik saja kala menyadari betapa kini sekujur tubuhnya terasa sakit. Terlebih perasaan cemasnya akan kondisi suaminya yang sampai detik ini belum bisa ia temui.

"Jaehyun-ah... Sehun... bagaimana?"

Mendengar satu tanya bernada menyedihkan dari sosok yang wajahnya juga terlihat tak kalah menyedihkannya itu, sontak membuat rasa iba memenuhi benak Jaehyun. Laki-laki itu tahu, sebesar apa rasa takut yang ada di benak Sejeong sekarang.

"Tuan Oh... baik-baik saja."

Akhirnya, Jaehyun memilih sebait kalimat menenangkan tersebut sebagai jawaban.

"Sungguh?" Tapi agaknya Sejeong tak begitu yakin. Ia terlanjur frustasi atas kenyataan yang diterimanya kemarin.

Kabar soal suaminya yang terbaring koma tak akan pernah bisa menjadi kabar yang membuatnya merasa semua akan baik-baik saja mulai saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Conqueror [ Oh Sehun - Kim Sejeong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang