[Secret Lullaby II]

Mulai dari awal
                                    

"Sejak aku larang dia bertemu dengan somad minggu lalu" Blaze merenung, menatap teh di gelas yang ia pegang.

Gempa mengerutkan dahinya, sejak kapan ayam - ayam ini memiliki namanya tersendiri.

"Somad siapa lagi Blaze?" Gempa menggaruk pipinya.

Blaze meletakkan cangkir tehnya ke atas meja, memasukkan beberapa biskuit kedalam mulutnya.

"Itu ayam perumahan sebelah, Ayam jantan milik Pak RT" ujar Blaze kesal.

Dibenaknya, terlintas Ayam kesayangan miliknya sedang di goda oleh Ayam jantan milik Pak RT sebelah.

Ayam jantan itu telah menculik ayam miliknya, membawanya pergi dari kandang spesial buatannya.

Seharian dia mencari jejak ayamnya, bahkan Taufan dan Thorn membantunya sampai ke pelosok taman belakang.

Saat ia melewati perbatasan taman antara perumahan disebelahnya, kedua matanya melihat ayamnya sedang berduaan dengan ayam jantan.

Ia langsung berlari kearah dua ayam yang sedang bermadu kasih, menjauhkan ayam kesayangannya dari ayam satunya.

"Dasar ayam ga tau diri, jesika aku masih kecil, dasar pedopil!" teriaknya lalu pergi begitu saja.

Sejak saat itulah, ayamnya tidak mau makan dan tidak mau bertemu dengannya.

Melihat kesedihan adiknya, Gempa menepuk surai Blaze lembut. "Hm, aku rasa Jesika sedang jatuh cinta?",

"Dia masih kecil lagi Gem, hati aku sebagai ayah dia tak tenang" Blaze mengambil tangan Gempa dari atas kepalanya.

Mencium telapak tangan Gempa lalu menempelkannya pada pipinya, mengusalkan pipinya.

Gempa tertawa melihat kegundah gulana adiknya, tak pernah sekalipun Blaze seperti ini.

"Hebatnya, Blaze dah jadi ayah. Siapa Ibunya, jangan bilang ayam juga?" Gempa menahan tawanya.

Blaze mendengus kesal dengan Gempa, entah kakaknya ini akan memujinya atau malah mengejeknya.

"Gem mah gitu, Blaze serius ini" sungut Blaze.

Gempa semakin tertawa, melihat adiknya yang merajuk seperti perempuan.

"Baiklah baiklah, maafkan Gemgem okey? Ayo, Gem mau lihat jesika" Gempa berusaha melepaskan tangannya dari adiknya.

Blaze mengangguk patuh, ia juga melepaskan pegangan tangan kakaknya. Ia berdiri dari duduknya, dan berjongkok dibawah.

"Naiklah, Blaze tahu Gemgem masih tak kuat berjalan jauh" Blaze akan dihukum Halilintar apabila membuat Gempa kelelahan.

Sudah cukup ia terkena sengatan listrik merah kakaknya, tak mau lagi.

Kalau dia ingat.

Gempa tersenyum sendu, benar yang dikatakan adiknya. Entah bagaimana, kedua kakinya cepat merasa lelah.

Pernah sekali, saat bangun tidur ia tak merasakan kedua kakinya. Seakan, dirinya lumpuh.

Tak mau berdiam diri, segala cara Gempa lakukan untuk turun dari kasurnya.

Ia menyeret kedua kakinya, menggapai pintu kamarnya. Saat ia akan membuka pintu, kakak keduanya datang dengan cengiran khasnya.

Namun, senyum kakaknya langsung luntur ketika melihat dirinya menyeret kedua kakinya.

Taufan langsung berteriak memang semuanya, tak lupa ia juga menggendong Gempa kembali ke kasurnya.

Sejak saat itu, semua saudaranya akan menggendong dirinya kemanapun ia ingin pergi.

Secret Lullaby | Season II Elemental DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang