03. Tipu Daya Lord Zyan

14 3 0
                                    

"Omong-omong dimana mereka berdua sekarang?" Tanya Kairlt yang mengalihkan pembicaraannya. "Um, kupikir mereka sudah kembali ke hutan Larnia sejak menjelang sore tadi, yang Mulia. Mereka tak ingin kejadian seperti ini terjadi lagi. Dan kudengar, Lord Ignatius sedang merencanakan rencana lain." Jawab Lloyd masih dalam tempatnya sejak Kairlt tak sengaja menemui Elfair itu.

Kairlt mengerutkan dahinya, pria itu tampak sedikit keheranan setelah mendengar apa yang telah dikatakan sang Mage.

"Rencana?" Tanyanya lagi. Lloyd mengangguk pelan, "Tentang keamanan wilayah perbatasan. Setidaknya hanya itu yang ku tahu." Katanya pada akhirnya.

Kairlt mengangguk asal. Ia mungkin bisa saja lekas tahu jika ia pergi kesana, ikut berjaga didalam hutan Larnia dimalam hari. Dan itulah yang selalu dilakukannya. Meskipun ia seorang pemimpin kerajaan, tugasnya bukan hanya duduk diatas singgasana nya saja dengan melamun. Karena Kairlt sebelumnya dikenal dengan orang yang lebih senang bepergian, karena itulah memang sudah menjadi salah satu kebiasaannya.

"Lord Zyan akan datang kemari, aku akan memastikan kondisi gadis manusia itu, sampai kita benar-benar memberinya hukuman yang setimpal." Sangga Kairlt dan mulai berlalu dari hadapan sang Mage.

Tangan kanan sang pemimpin Fcycilla itu mendorong sebuah pintu besar dihadapannya. Dengan masih membawa sebuah lampu minyak di satu tangannya, Kairlt menodongkan benda itu ke depan sebagai alat bantu penerangan.

Sorot hangat dari lampu minyak yang ada ditangannya, bersatu padu dengan kedua pupil biru pria itu. Bagai sinar rembulan yang tenggelam dalam sebuah permukaan danau yang tenang. Sama hal nya dengan kepribadian yang dimiliki pria jangkung tersebut.

Setelah masuk kedalam tempat itu, suasana yang lebih hening seolah menyambut serta menantikan kedatangannya. Dia tidak melihat cahaya apapun selain cahaya lampu minyak yang bertengger di setiap dinding lembab ruangan ini. Pria itu menatap kearah depan, dan tak lama pun dirinya diperlihatkan dengan dua sosok Elfair wanita berambut pirang serta seorang laki-laki berambut albino yang bermandikan cahaya muram dari lampu minyak didekat kepalanya.

Jubah yang dikenakan sang Elfair wanita itu tampak menutupi kepalanya seolah menyembunyikan kedua telinga lancipnya. Dia memiliki tinggi semampai serta wajah yang cantik. Namun Kairlt mengenal betul siapa sosok itu. Dibalik kecantikan dan kesempurnaan yang dimiliki Elfair tersebut, sebuah kata 'cantik' belum cukup untuk menggambarkan siapa sosok itu sebenarnya. Dia kejam, hanya kepada bangsa Hamoursh saja. Karakternya tidak jauh berbeda dari apa yang dimiliki Hardikha, teman dekat Kairlt.

Ambisinya untuk menghancurkan bangsa Hamoursh, selalu sama. Bahkan wanita itu juga selalu terang-terangan mengungkapkan kebenciannya kepada para manusia didepan dirinya sendiri.

Illyana Echlair, seorang Mage bangsa Elfair yang begitu berbakat. Dia bisa menggunakan sihir apapun yang dia inginkan begitu sang empu membisikkan mantra khusus untuk mengendalikannya. Illyana adalah salah satu tetua bangsa Elfair yang terlatih dan juga sangat disegani di wilayah peri.

Rambut pirangnya yang tergerai hingga bagian pinggang, menambah kesan karismatik sang Mage.

Sedangkan disebuah sisi ruangan, tepat dibawah remangnya cahaya lampu minyak, seorang pria berbadan tegap tengah berkutat pada senjatanya. Sejak Kairlt memasuki ruangan tersebut, pantulan lampu minyak yang terdapat pada ujung senjata yang dipegang seorang pria Elfair tersebut sudah sempat menyita perhatiannya. Hanya saja, Kairlt tidak terlalu memperhatikan.

Dibalik balutan minimnya penerangan, Kairlt sudah bisa menebak siapa sosok tangguh di sana.

"Sudah berapa lama kau berkutat pada Pedang-mu, Wide?" Tanya Kairlt beberapa saat setelah dia melirik pria berambut albino tersebut. Pria itu tahu bahwa pertanyaan barusan yang dilontarkan dari mulut sang pemimpin istana, hanya sekadar basa-basi.

ETHANA : Struggle (Final Chapter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang