47

2.4K 332 69
                                    

"Luke, aku akan pergi keluar sebentar." Ujarku, seraya menuruni tangga, melihat Luke yang sedang memakan serealnya di meja.

Ia menoleh kearahku, masih mengunyah makanan di mulutnya.

"Kemana?" Tanyanya, melihatku penuh penasaran. Akupun menghampirinya.

"Um, ke Walmart." Jawabku berbohong. Well, sebenarnya aku akan menjenguk Calum, lagi. Walaupun kemarin Calum telah mengursiku dari hadapannya, ia tetap sahabatku, dan aku menyayanginya.

Aku tersenyum kearahnya, mencoba terlihat jujur.

"Tidak biasanya kau kesana." Balas Luke, kembali memasukkan sereal ke mulutnya.

"Lalu? Apa salahnya jika aku kesana?"
Ia menautkan kedua alisnya kearahku, lalu menggeleng.

"Well, akan kuantar." Ujar Luke, hendak berdiri dari kursinya. Namun aku menahannya. Shit.

"No, Luke. Aku hanya pergi ke Walmart, okay. Kau tak perlu mengantarku." Balasku, memegang kedua pundaknya.

"Why? Aku hanya ingin menemanimu." Tambahnya lagi. Sial.

Aku menggeleng cepat. "No no, aku hanya ingin sendiri saja. Kau bisa beristirahat di rumah, sayang."

Aku tersenyum manis kearahnya, seraya mengusap lembut pundaknya itu. Ia terkekeh, lalu menggenggam tanganku.

"What? Beristirahat? Memangnya aku kenapa?" Ia terkekeh. Oh Tuhan. Terima kasih telah menciptakan makhluk ini ke bumi. Ia sangat menggemaskan.

Aku hanya tertawa, melihat tingkahnya yang selalu konyol setiap saat, mengingatkanku pada Calum.

"Okay, aku akan naik bus." Ujarku, memeluk tubuhnya dari belakang, melingkarkan kedua tanganku di lehernya.

Ia mencium pipiku. "Give me a kiss first?" Pintanya, menoleh kearahku.

Aku langsung duduk di pangkuannya, seraya melingkarkan tanganku di lehernya. Aku mulai mencium bibirnya lembut, merasakan sentuhan dingin yang mengenai bibirku.

Akupun melepaskan ciumanku, mengingat aku akan menjenguk Calum sekarang.

"What?" Gumam Luke, melihatku bingung mengapa aku melepaskan bibir ini. Aku hanya terkekeh dan berdiri dari pangkuan Luke.

"Aku harus pergi."

"Okay, jangan terlalu lama atau kau akan diculik." Canda Luke, seraya meremas bokongku. Sialan.

"Damn, stop it, Lucas." Ocehku kesal seraya menempis tangannya. Dan Luke hanya tertawa dengan kekehan bodohnya itu.

"Okay, bye." Pamitku, mencium pipinya sekilas sebelum melangkah pergi dari sini.

"Be careful, babe." Balas Luke, setelah aku sudah berjalan menjauhinya.

-

-

Aku keluar dari bus, setelah membayar 3 dolar kepada sang supir. Aku langsung berjalan memasuki lobby rumah sakit ini. Well, disini cukup sepi, akupun tidak tahu mengapa.

Akupun menaiki lift, dengan jantung yang terus berdetup kencang. Astaga, aku takut jika Calum tidak ingin melihatku, atau bahkan akan mengusirku kembali. Oh God. Kuharap hari ini Calum tidak akan melakukan itu, mengingat aku tidak bersama Luke.

Kulangkahkan kakiku keluar dari lift, dan berjalan menuju pintu kamar yang kumaksud. Pintu yang berada tepat di sebelah ruang emergency.

Aku melihat pintu kamar Calum yang sedikit terbuka. Aneh, tidak biasanya Calum membiarkan pintu kamarnya terbuka seperti itu. Aku hanya menautkan kedua alisku bingung, masih dengan jantungku yang terus saja berdetup kencang. Oh Tuhan.

imessage // hood (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang