14

132 11 8
                                    

Gue makasih lo dah peduli ama gue

291223
5:28 pm

....

Apakah ada petir di siang hari? Tidak ada, tapi Rexa merasa dia baru saja mendengar suara petir yang sangat keras. Tidak hanya memekakkan telinganya, tapi juga membuat jantungnya serasa berhenti berdetak.

Dia tidak ingin percaya itu. Dia benar-benar tidak ingin percaya. Bagaimana bisa Jendri berpacaran dengan Diva? Bukankah dia bilang, dia tidak menyukainya? Bukankah dia bilang, dia akan menjodohkannya dengan Diva? Tapi kenapa sekarang, Jendri malah jadian dengan Diva? Apa maksudnya ini?

"Sejak kapan?" Dia merasa baru saja menelan duri. Sangat sulit mengatakan kata-kata ini.

Jendri berdiri dan mendekat pada Rexa. Dia kemudian sedikit mencondongkan wajahnya pada Rexa.

"Sejak lo enggak mau ikut gue nyanyi." Jendri berbisik. "Makanya, lo harus ikutan gue nyanyi. Kalau enggak, gue ambil tuh Diva, baru tau rasa lo." Kali ini dia menepuk pundak Rexa.

Rexa diam. Dia berusaha mencerna kata-kata Jendri. Jadi maksudnya, Jendri belum pacaran dengan Diva?

"Pokoknya, lo harus ikut gue nyanyi." Jendri kembali berbisik. Dia kemudian melirik Diva. "Yuk Div, ke kelas."

Diva yang sedari tadi hanya diam, seketika berdiri.

"Eh, bayarin ya, tuh cilok gue. Lo ambil juga enggak apa-apa." Selesai mengatakan ini, Jendri menarik tangan Diva.

Rexa hanya melihat punggung Jendri tanpa berniat mencegahnya. Dia kemudian melihat cilok di atas meja yang masih banyak. Seketika dia tersenyum. Tidak apa-apa dia harus membayar cilok Jendri. Yang terpenting, Jendri tidak benar-benar jadian dengan Diva.

....

Meninggalkan kantin, dia sebenarnya masih terkejut dengan kata-kata Jendri yang tiba-tiba mengaku menjadi pacarnya. Dia juga bertanya-tanya, apa yang dibisikkan Jendri di telinga Rexa.

"Eh, sorry ya, Div. Aku make nama kamu tadi." Sadar dengan sikap Diva yang tampak bingung, Jendri memutuskan untuk meminta maaf.

Diva seketika berhenti berjalan dan menghadap Jendri.

"Sebenarnya kami ada apa sih, sama Rexa? Kenapa pake ngaku-ngaku aku pacar kamu, segala?" Dia sadar, di sini, dia sedang dimanfaatkan oleh Jendri.

"Sorry deh. Ya soalnya, kalau enggak bawa-bawa nama kamu, Si Rexa enggak bakalan mau ikutan nyanyi."

"Maksudnya?" Diva tidak mengerti.

"Jadi gini, kamu kan tau Rexa suka sama kamu. Nah, aku ngancam dia pake kamu. Kalau dia enggak mau ikutan nyanyi, kamu bakalan jadi pacar aku."

Diva jelas terkejut mendengarnya. Dia akan menjadi pacar Jendri jika Rexa tidak mau ikut bernyanyi?

"Ya, tapi enggak beneran juga. Cuma ngancem aja."

"Kalau Rexa masih enggak mau nyanyi, gimana?"

"Enggak mungkinlah. Dia kan suka sama kamu. Ya masa dia masih diem-diem aja pas aku ancam gitu."

"Kok kamu yakin banget?"

"Yakinlah. Buktinya tadi reaksi dia, cemburu gitu pas aku bilang kamu pacar aku."

Diva diam. Dia jelas melihat bagaimana reaksi Rexa tadi. Dia terlihat begitu terkejut. Tapi entah kenapa, dia merasa Rexa bereaksi seperti itu bukan karena tahu dia telah menjadi pacar Jendri, tapi sebaliknya. Rexa kaget karena Jendri telah menjadi kekasihnya.

Menjadi Protagonis Novel BLWhere stories live. Discover now