14 : Can't Say No

2.6K 267 10
                                    

Renjun yang baru saja terbangun dari tidurnya dengan bercak merah yang memenuhi tubuhnya, seketika membulatkan kedua matanya saat mendapati jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Diikuti dengan umpatan dari bibir merah mudanya, alpha berwajah manis tersebut dengan secapat kilat membersihkan dirinya dan memakai pakaian kantornya. Tidak menghiraukan dua pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya.

"Sial sial sial, Huang Renjun sudah berapa kali kau telat dalam satu bulan ini brengsek!" Umpat Renjun yang tengah mencoba memakai dasinya dan bergegas membuka pintu apartemennya.

Renjun yang kini terlihat terburu-buru pun tidak menyadari bahwa terdapat sesosok alpha bertubuh atletis yang sejak tadi tengah berdiri di depan mobilnya, menunggu sosok alpha berwajah manis yang merupakan sepupunya itu muncul.

"Renjun!" Panggil Jeno dengan suara beratnya yang membuat si pemilik nama mengerutkan keningnya.

"Apa? Kenapa kau disini?" Bingung Renjun saat mendapati kehadiran sepupunya itu.

"Mengantarmu, ayo naik." Singkat Jeno sembari memberi sinyal pada si pemuda Huang untuk segera masuk ke dalam mobil hitamnya. Membuat Renjun mau tidak mau menuruti perintah Jeno, toh dia juga sudah sangat terlambat jika harus menunggu taxi.



"Kau tidak baca pesanku ya?" Tanya Jeno tiba-tiba yang tengah fokus mengendarai mobilnya.

"Pesan? Oh...aku tidak sempat melihat ponselku. Memangnya ada apa?" Sahut Renjun yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan, membuat Jeno menghembuskan nafasnya pelan.

"Kau ingat sosok yang menidurimu semalam?" Tanya Jeno lagi yang membuat Renjun terdiam untuk beberapa saat sebelum memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.

"Aku yang memintanya meniduriku, kenapa?" Sahut Renjun dengan nada dan wajah terlewat santainya.

"Tidak biasanya kau meminta bantuan orang lain? Biasanya kau akan menelfonku atau Jaemin?" Tanya Jeno lagi yang mengundang decakan kesal milik Renjun.

"Kau ini bodoh atau buta? Aku sudah menghubungimu dan Jaemin tapi kalian berdua tidak menjawab brengsek! Langsung saja katakan apa maumu?!" Emosi Renjun pun memuncak, entah kenapa moodnya menjadi tidak stabil dan hal itu membuat Jeno menghembuskan nafasnya kasar.

"Ya ya, maaf karna tidak menjawab panggilanmu kemarin." Ujar Jeno dengan nada melembut yang membuat Renjun mendengus pelan dan kembali memalingkan wajahnya ke arah luar jendela mobil.

"Lee Donghyuck kan? Dia seorang beta, bagaimana menurutmu?" Tanya Jeno kembali yang seketika membuat Renjun mengerutkan keningnya dan menolehkan kepalanya ke arah Jeno yang tengah fokus menyetir.

"Ya tidak bagaimana-bagaimana?" Sahut Renjun dengan nada ketusnya.

"Mulai hari ini, kalau traumamu kambuh. Coba hubungi Donghyuck lebih dulu, kalau dia tidak menjawab baru hubungi aku dan terakhir baru Jaemin paham?" Ucap Jeno dengan nada lembutnya namun terdengar penuh penekanan yang membuat Renjun terdiam untuk beberapa saat, ia mengerti maksud ucapan Jeno.

"Lee Jeno, kau mengatakan apa pada Lee Donghyuck?" Tajam Renjun dengan feromon alphanya yang mulai menguar, membuat Jeno yang menghirupnya pun berdeham pelan dan segera membuka jendela mobilnya. Feromon alpha milik Renjun benar-benar membuat kepalanya pusing saat ini.

"Tenangkan dulu feromonmu Huang, kau mau kita mati muda atau bagaimana?" Sahut Jeno yang kini memelankan laju mobilnya dan mencoba melawan feromon Renjun dengan feromon miliknya, membuat mobil mewah tersebut kini dipenuhi oleh dua jenis feromon alpha.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Waves Of The OceanWhere stories live. Discover now