Ia memilih mengabaikannya saja. Lagian ia sadar diri, siapa dirinya bagi mereka? Dan siapa mereka bagi dirinya. Dua hal yang berbeda.
Ruby mengemut jelly anggurnya. Memikirkan hal apa yang enak untuk balas dendam kepada seseorang yang ingin menghancurkannya.
Tanpa ia sadari kini, kelima pria itu memerah dengan wajah emosinya. Tangan yang terkepal kuat saat melihat dirinya diacuhkan oleh sang gadis.
"Sialan! Udah gue bilang gk usah ke club yang disana!"
Keempatnya terdiam karena amarah Calvin. Menyadari kebodohan yang telah mereka perbuat.
"Kalo kalian mau mainin jalang gk usah ajak gue lagi!!"
Calvin beranjak dari duduk dengan penuh emosi. Gara-gara kecerobohan mereka membuat keadaan semakin rumit.
"Dimana bunny sekarang, lacak hp nya" titah Aiden.
Seorang pria membungkuk dan mengeluarkan laptopnya dari tas. Dengan jari besarnya menari-nari diatas keyboard laptop. 10 menit berlalu dan ia sudah berhasil menemukan titik koordinat dari seorang gadis yang kini tengah makan disebuah warung dipinggir jalan.
"Jakarta? Ngapain mereka ke jakarta?"
"Sialan, bunny memblokir nomer hp langsung" kesal Zayyan. Giginya bergemeletuk keras dengan wajah yang menahan amarah.
"Ck, kirim mata-mata disekitar bunny. Ini pasti ulah Thea sialan"
"Ini pasti juga karena kita yang ketahuan selingkuh. Aku jadi merasa bersalah pada bunny" murung layyin.
"Emang bisa dibilang kita selingkuh? Kita kan gk pacaran" celetuk Aiden dengan wajah termenung nya.
"Lah iya, tapi kann.... Ishh pokoknya bunny milik kita titik" kesel Zayyan.
"Apa yang mereka lakukan ke jakarta?" Gumam Layyin.
"Mungkin buat balas dendam" sahut Felix.
"Balas dendam buat apa? Ohhhh baru ingat mantannya kan"
Felix mengangguk, ia meneguk wine nya hingga tandas dan beranjak pergi meninggalkan mereka, ada masalah yang harus ia selesaikan.
"Apa yang bunny lakukan untuk balas dendam ya kira-kira"
"Yang pasti harus yang paling berkesan dan memalukan sih"
"Setuju, pasti bunny ahhh bukan.. tapi Thea udah nyiapin sesuatu yang mencengangkan hahaha"
"Ck" walaupun udah tau bunny kesana buat balas dendam, tapi kenapa tetap kesal. Layyin meraup wajahnya dengan desahan kasarnya.
Lebih baik ia mencari sesuatu untuk menuntaskan hasratnya. Yaitu, ke kulkas.
_----_------_------
"Are you ready honey?"
"Yes baby, let's revenge"
Kedua gadis dengan style dan kecantikan yang mempesona masuk kedalam sekolah yang penuh dengan tenda-tenda yang berisi banyak varian.
Sekolah yang menurut Ruby, sekolah sialan itu benar-benar ramai orang-orang yang makan, ataupun untuk melihat dan mendukung idola mereka yang sedang tanding.
Ruby dengan wajah menggemaskannya, ia tersenyum setelah membeli beberapa cemilan dan minuman. Mereka mulai memasuki wilayah lapangan basket yang dipenuhi dengan teriakan-teriakan wanita haus perhatian.
Ruby menyeringai melihat target pertama dan kedua berada ditempat yang sama. Walaupun begitu, mereka terlihat sangat serasi.
"Ckckck... Gk sabar lihat wajah pucat mereka hahaha..." Kikik Ruby.
Ia melihat kearah Thea. Dengan senyuman dan lesung pipi yang menghiasi wajah Thea.
Ahh ngomong-ngomong dimana teman-teman sekelasnya dulu, ia begitu merindukan kebisingan mereka. Kira-kira mereka langsung tau gk ya jika dirinya udah glow up.
Ruby duduk tenang disebelah Thea, ia memakan cemilannya dengan santai sembari melihat pria yang sudah menghancurkan hatinya berkali-kali.
Ia juga melihat adik mantan keluarganya. Dengan wajah sombong dan raut wajah bangga, jadi mereka masih pacaran hingga detik ini. Ia rasa sekolah lain juga tau bahwa perempuan itu.
Civi, wanita yang berbadan body goals tapi kelakuan jalang itu. Salting saat pria itu kiss jauh dirinya. Beberapa penggemar juga pada salting melihat ke so sweet an mereka.
Ruby mendengus sinis, mari kita lihat apakah mereka masih bisa bersama atau gk nantinya.
Ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang tepat untuk mendekati targetnya. Ahh disana ada salah satu pemuda sekelas dengan dirinya dulu.
Arjuna, pemuda itu bahkan lebih ganteng dari samuel. Kenapa ia gk nyadarin dari dulu ya. Ahh itu kan baginya, gk tau kalau bagi orang lain.
"Thea, itu ada Arjuna yang bisa buat deketin target. Nanti habis pertandingan ini selesai kita deketin dia aja" bisik Ruby.
"Humm... Gas aja sih, pas banget dia mayan deket posisinya sama si muel"
Thea memakan popcorn sembari mengacungkan jempol pada Ruby. Revenge akan dimulai.
YOU ARE READING
Never Stop Obsessing
RandomSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...
~~~❤️❤️❤️~~~
Start from the beginning
