21. THE FACT IS ...

Start from the beginning
                                    

"Gue yang malah seneng banget, Na." Kara menaruh kapas di meja, lalu mengambil toner. "Nah, kan udah tuh. Sekarang merem!" Dia menyemprotkan cairan tersebut beberapa kali ke wajahku, lalu mengibas-ngibaskan kedua tangannya agar cepat meresap. "Pokoknya gue setuju hubungan lo sama adik gue!"

"Makasih, Kak."

"Dengan senang hati, Sayang. Pokoknya kalo Kale macem-macem sama lo, lapor aja ke gue." Sekiranya sudah meresap, Kara kembali mengolesi wajahku lagi. "Oke, kita mulai pake BB Cream. Terus aplikasiin pake jari aja."

Mataku menilik nama serta merek yang telah Kara pakaikan tadi. Mungkin nanti aku bisa membelinya dan berlatih sendiri. Kalau tidak bisa atau tetap butuh tutorial, aku bisa melihatnya di YouTube.

"Nah, udah rata semua kan ya. Langkah selanjutnya adalah pake poundation atau lo bisa pake bedak tabur. Lo mau pake yang mana?"

Aku mematut wajah ke cermin, melihat pipi kanan dan kiri. "Bedak tabur aja kali, ya."

"Good choice." Kara segera memakaikan bedak tabur secara merata. "Eh, iya. Kale nakal enggak di sekolah?"

"Ng..., terakhir sih gue ikut dia cabut sekolah minggu lalu."

Kara terkekeh. "Itu baru adik gue!"

***

"Gue boleh masuk enggak?"

Siapa lagi kalau bukan Kale. Mungkin dia penasaran dengan penampilan ceweknya ini.

"Bentar lagi!" sahut Kara.

Sementara aku sendiri tengah memilah-milah gaun yang ada ruangan baju Kara. Tentunya Kara tak hanya cara berdandan yang benar, tapi juga menata rambutku hingga terlihat benar-benar seperti dari salon kecantikan.

"Eh, Na," Kara mengambil gaun ungu yang tergantung di lemari atas, "coba pake gaun ini deh." Dia mengangsurkan gaun tersebut padaku.

"Ng, tapi ini kebuka banget, Kak, kerahnya. Gue malu."

"Enggak apa-apa, kok. Lagian tuh ya, cewek harus berani malu." Kara keluar ruangan sambil tertawa meninggalkanku. "Udah buru nih pake."

Setelah meninggalkanku seorang diri, terdengar Kara membukakan pintu kamar agar Kale masuk. "Masuk, Le. Aluna lagi ganti gaun."

"Lo apain cewek gue?"

"Lihat aja nanti. Gue yakin, lo pasti tambah jatuh cinta deh sama Aluna."

Aku yang mendengar mereka mengobrol hanya bisa senyum-senyum tak jelas sambil mengepas gaun. Tak lama aku putuskan untuk keluar, tapi sangat tak merasa nyaman dengan model kerah. Jadi kubilang saja, "Serius ini, Kak? Kerahnya enggak enak banget. Terlalu ke bawah." Aku keluar ruangan sambil menarik-narik bagian lengannya agar tersangkut di pundak saja. "Gue takut bekas luka jahitannya kelihatan. Gue kan enggak pede."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SORRY [slow update]Where stories live. Discover now