11. SATURSAD

217 102 42
                                    

Halooo 🖤

Apa kabar? Ada yang kangen sama aku? Atau cerita ini? 🤔😂

Alhamdulillah akhirnya tgl 16 Maret 2021 kemarin, aku udah dinyata negatif C-19. Tetep jaga kesehatan ya, Gengs! Jgn terlalu capek. Jgn begadang. Jgn malas makan. Rajin olahraga 🤧

Yaudah itu pesan dariku. Jgn sampe kalian ngalamin sepertiku 🥺
Sumpahh gak enak banget. Masa aku nyium bau asap selama sakit ☹ Sampai akhirnya minggu kedua, aku diberi obat antivirus 😌

Kuy ah semangat, Gengs... 😎

Happy Reading! 🖤

🌼🌼🌼

POV ALUNA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

POV ALUNA

Mom membenarkan letak bantalku di tempat tidur. "Kamu istirahat dulu. Hari ini enggak boleh ke mana-mana," katanya. Mom memeriksa ulang apakah selang infus terpasang baik atau tidak di tangan kiriku. Sementara itu, dokter masih membereskan peralatannya.

Sepulang sekolah kemarin, aku tiba-tiba pingsan sewaktu membuka pintu rumah. Mungkin karena lari-lari di sekolah. Dan aku tak bisa berkata apa-apa lagi ketika mendapati pemadangan kamar yang tiba-tiba penuh dengan alat medis. Padahal aku sudah berusaha menyingkirkannya sewaktu aku tahu aku sudah sembuh total pasca operasi. Tapi... ah, sudahlah.   

Wajah Aluna memelas. "Tapi Mom, aku udah ada janji sama temen-temen."

"Jangan dulu, Sayang. Dad enggak mau kamu terlalu capek." Dad ikut bersuara. Dia mengelus keningku, lalu mengecupnya. "Temen-temen kamu kan bisa tunggu. Atau suruh mereka ke sini aja, gimana?"

"Mereka enggak ada yang tahu aku sakit, Dad." Aku membekap boneka lumba-lumba pemberian ketiga sahabatku itu. "Kalo mereka tahu, aku enggak bakal tenang belajar di sekolah. Karena nantinya pasti bakal jadi pusat perhatian." Dia mendengkus. "Kan enggak lucu kalo jadi sorotan gara-gara kelemahanku."

"Terus kamu mau Mom dan Dad gimana?" tanya Mom.

"Anggap aku normal, Mom. Enggak sakit, oke?"

Mom menghela napas. Bagaimanapun juga mereka harus menjaga putri semata wayangnya itu.

"Maaf, Non. Ada temennya dateng," kata Bi Mai. Dia menyembulkan kepalanya di sela pintu.  

"Suruh masuk aja, Bi." Aku tahu, pasti Gema yang datang. Bukan yang lain. Lalu, kuelus tangan Mom. "Mom sama Dad tenang aja, ya."

"Selamat pagi, Tante, Om." Gema menyapa Mom dan Dad, lalu menyalami mereka. "Ya udah, kami tinggal dulu. Kalo perlu apa-apa, panggil Bi Mai aja. Jangan banyak gerak. Mom mau ke pertemuan orang tua dulu."

"Ya, Mom."

"Inget besok jadwalnya ke dokter."

"Iya, Mom."

Kemudian Mom dan Dad memeluk serta mengecup pipiku secara bergantian.

"Gema," Mom menepuk lengan atas Gema, lembut. "Tante titip Aluna sama kamu, ya."

SORRY [slow update]Where stories live. Discover now