O.7 Library

82 10 0
                                    

Helysa bergegas keluar kelas saat Madam Sprout mengakhiri pelajaran Herbologi, pelajaran terakhir untuk hari ini. "Lys kau mau kemana?" Pansy menahan gerakan Helysa yang lagi-lagi akan meninggalkan dirinya. "Perpustakaan, kenapa? kau mau ikut?" Helysa berkata dengan nada datar, Pansy reflek menggeleng saat mendengar tempat yang paling ia hindari. "Yasudah." Helysa mengangkat bahunya lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Helysa selalu suka berada di perpustakaan, ia menyukai suasananya juga bau kertas perkamen yang usang. Kalian harus tahu, buku di perpustaan Hogwarts adalah yang terlengkap, Helysa bisa menemukan banyak buku menarik disini.

"Dimana buku itu?" Helysa mengerutkan dahinya, berusaha mengingat-ingat tempat buku dengan judul 'Sejarah terkelam di dunia sihir' yang sempat menarik perhatiannya minggu lalu. "Ah itu dia!" Mata Helysa berbinar begitu menangkap kehadiran buku yang ia cari, jemari lentiknya terangkat untuk mengambil buku itu, tetapi tangan lain mendahului gerakannya.

"Hei!" Seru Helysa, berani sekali ada yang menyerobot bukunya. Helysa membalikkan badannya dan mendapati Draco yang tersenyum sambil memegang buku yang Helysa hendak ambil. "Draco!" Helysa berseru kesal, kenapa si pirang itu selalu muncul dan mengganggunya.

"What's wrong, Helysa?" Draco menyeringai, "A-apa kau bilang?" Helysa menurunnkan tangannya yang masih berusaha mengambil buku dari tangan Draco, apa Draco baru saja memanggil dirinya dengan namanya langsung dan bukan nama terakhirnya? "Did you just call me by my first name?" Helysa menatap Draco, ia yakin tidak salah dengar.

"Yes, Helysa," Draco memiringkan kepalanya sambil tersenyum, ia berbalik lalu menghampiri salah satu bangku untuk duduk. "Aku pikir kita tidak sedekat itu untuk memanggil nama depan, Malfoy?" Helysa tertawa sarkas lalu mengikuti Draco dan duduk disebelahnya.

"Give me the book!" Helysa menengadahkan tangannya, meminta Draco menyerahkan buku itu padanya. "Kau tahu? siapa cepat, dia dapat." Draco menopang dagunya dengan tangan, menatap Helysa. "Lagipula kau duluan yang memanggilku dengan 'Draco'."Lanjutnya. Helysa mengerutkan dahinya bingung, dia duluan yang memanggil Draco dengan nama depannya?

Draco tertawa melihat raut bingung Helysa, "Pertama, di menara astronomi," Sekelebat ingatan muncul dikepala Helysa saat Draco menyebut menara astronomi.

"Aku mendengar seseorang bercakap-cakap tadi, Oliver." Salah seorang prefek itu berbicara. "Lumos!" Oliver menyalakan cahaya dari tongkatnya untuk menerangi sekitar. Draco menarik pinggang Helysa mendekat, takut mereka bisa terlihat. "Draco—" Helysa yang kaget hampir berseru untungnya Draco cepat-cepat menaruh telunjuknya di bibir Helysa, mencegahnya untuk mengeluarkan suara.

Helysa tertegun, baru menyadari hal itu. "Kedua, saat kau jatuh kemarin." Lanjut Draco.

"Draco?" Helysa terperangah, ia dengan mudah bisa mengenali siapa yang ada didepannya hanya dengan melihat rambutnya. "Pegangan Selwyn!" Sentak Draco. Helysa dengan reflek memeluk lelaki itu saat ia menerbangkan sapunya dengan cepat. "Bludger itu mengejar kita!" Seru Helysa saat matanya menangkap kehadiran bludger di belakang mereka.

"Ketiga, saat aku mengambil buku ini mendahului mu." Draco mengangkat tangannya yang memegang buku.

"Hei!" Seru Helysa, berani sekali ada yang menyerobot bukunya. Helysa membalikkan badannya dan mendapati Draco yang tersenyum sambil memegang buku yang Helysa hendak ambil. "Draco!" Helysa berseru kesal, kenapa si pirang itu selalu muncul dan mengganggunya.

Helysa bisa merasakan wajahnya menghangat, sial! pasti wajahnya sudah memerah sekarang. Semua yang Draco katakan benar, tapi ia mengatakan semua itu tanpa sadar. Ini semua pasti gara-gara kebiasaannya membicarakan Draco dengan Pansy, mereka berdua selalu membicarakan Draco dengan menyebut nama depannya, bukan dengan 'Malfoy'

Helysa menutup wajahnya dengan tangan, ia tidak pernah merasa sememalukan ini. Helysa bisa mendengar Draco menertawakannya.

"Shut up!" Helysa menurunkan tangannya hingga Draco bisa melihat wajahnya yang memerah. "Kau lucu Helysa." Draco masih tertawa. Helysa memukul lengan Draco, "Jangan mengejekku!" Helysa menyentuh pipinya sendiri yang terasa panas. Draco menahan dirinya agar berhenti tertawa, jujur saja ia menikmati saat mengganggu Helysa seperti saat ini. Melihat wajah Helysa yang kesal memberinya kesenangan tersendiri.

"Selwyn." Helysa dan Draco serempak menoleh ke sumber suara, di belakang mereka seorang lelaki dengan jubah Slytherin berdiri dengan kaku. Helysa memasang wajah tidak ramah saat mengenali lelaki itu. "Apa?" Ujar Helysa dengan nada ketus.

"Apa kau mau pergi ke Three Broomstick bersamaku besok?" Lelaki itu, Jake Winderton bertanya dengan raut gugup. Helysa menatapnya jengah, berani sekali lelaki ini mengajaknya pergi secara tidak langsung untuk berkencan untuk kedua kalinya.

"I said no earlier Winderton, and my answer still no." Helysa menjawab dengan nada kesal, ia sangat tidak menyukai lelaki bernama Jake itu. Helysa sudah sering menolaknya, tetapi Jake tetap bersikukuh mengejarnya. "Tapi kenapa." Jake tetap berdiri ditempatnya walau sudah ditolak Helysa.

Helysa tertawa sarkas, "Apa kau pikir aku perlu menjawab? pergilah!" Helysa menatap tajam Jake yang menatapnya serta Draco disebelahnya takut-takut. Jake berdeham, "Setidaknya aku harus tahu kenapa kau menolakku." Ujarnya.

"Pfft!" Draco disebelah Helysa tampak tidak bisa menahan tawanya. "Kau konyol Winderton, Helysa sudah menolakmu, bukan kepentinganmu untuk tahu alasannya, mungkin ia hanya tidak suka lelaki aneh sepertimu." Draco tertawa sementara wajah Jake berubah memerah karena kesal diremehkan oleh Draco.

"Dengar, aku akan pergi dengan orang lain ke Hogsmeade besok, jadi jangan ganggu aku lagi!" Helysa mengusir Jake dengan gerakan tangannya. "Tapi siapa?" Jake tetap berdiri ditempatnya walau sudah diusir Helysa, gadis itu mulai merasa terganggu dan kesal bukan main.

"Shut up and go away Winderton! Helysa akan pergi bersamaku besok." Draco yang sadar dengan keadaan memilih untuk membantu Helysa, lelaki itu menarik Helysa duduk mendekat padanya. Helysa tersentak kaget tapi ia mengangguk. "Ya, aku akan pergi bersama Draco."

Jake menatap Helysa dengan raut kecewa, tetapi akhirnya lelaki itu pergi dari area perpustakaan. "Jake Winderton sungguh menyebalkan!" Helysa berdecak. menyuarakan kekesalannya.

"Jadi kau setuju?" Helysa menoleh pada Draco dengan raut bingung. "Setuju? setuju apa?" Tanyanya. "Pergi ke Hogsmeade bersamaku besok." Draco berkata dengan santai lalu berdiri dari duduknya. "Siapa yang bilang! aku tidak mengatakan apapun!" protes Helysa.

"Kau bilang ya saat berbicara dengan Jake tadi." Draco meletakkan buku 'sejarah terkelam dunia sihir' diatas paha Helysa. "Aku pergi, sampai jumpa besok." Draco tersenyum lalu mengelus pucuk kepala Helysa singkat sebelum pergi meninggalkan gadis itu.

Helysa membeku ditempatnya, "Apa yang si pirang itu pikirkan!" Helysa berusaha mencerna situasi, gadis itu menyentuh rambutnya yang tadi disentuh Draco. Helysa tidak suka disentuh, apalagi rambutnya, tetapi kali ini berbeda, perlakuan Draco membuat hatinya berdebar.

"Draco sialan!" Helysa bisa merasakan wajahnya menghangat.

pure;blood | Draco Malfoy x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang