8

8 2 0
                                    

Fani Pov

Sekarang kami bertiga (Aku, Aura, dan Kayla) lagi berjalan ke asrama perempuan untuk menuju ke kamar nomor 527.

"Maafin aku soal yang tadi ya, Fan," ucap Kayla.

"Hmm," balasku datar.

Setelah itu aku hanya melihat-lihat pemandangan di taman academy ini, sambil mendengarkan pembicara mereka berdua. Itu karena letak asrama perempuannya dibagian timur bangunan utama, jadi kami harus melewati taman ini terlebih dahulu.

Beberapa menit kemudian akhirnya kita sampai di kamar nomor 527. Setelah itu Kayla mengambil kartu asramanya, lalu dia tempelkan di depan pintu asrama. Setelah pintunya mulai terbuka Kayla pun mengambil kartu asramanya kembali.

"Silahkan masuk," ucap Kayla setelah pintu asrama terbuka sepenuhnya.

Aku dan Aura hanya menganggukkan kepala. Setelah itu kami memasukinya yang ku lihat bukanlah kamar yang bisa, tetapi kamar yang sangat luas seperti dua kamar apartemen dijadikan satu. Di kamar ini terdapat ruang tamu, ruang santai, ruang makan, dapur yang sangat luas, dan 5 kamar yang  saling berdekatan terletak di bagian pojok kanan kamar ini. Disetiap kamar memiliki satu kamar mandi.

"Hai teman-teman aku kembali. Aku juga mengajak penghuni baru di kamar ini," ucap Kayla.

"Selamat datang kembali, Kayla. Jadi mereka teman baru kita ya," ucap seorang perempuan rambutnya bergelombang berwarna kuning.

"Iya, mereka berdua ini adalah teman baru kita. kalau tidak percaya tanya saja ke Cahya?" balas Kayla.

"Aku percaya kok, Kay." ucapnya.

"Dimana Cahya bukannya dia sudah kembali ke kamar?" tanya Kayla.

"Dia pergi ke perpustakaan katanya ada urusan di sana," ucapnya.

Kayla pun hanya ber-oh ria saja.

"Maaf ya, kalian jadi menunggu kami berbicara dahulu," ucap perempuan itu.

"Gapapa kok. Siapa nama kamu?" tanya Aura.

"Namaku Ananda Kurniasari Fildza. Panggil saja Ana atau Nanda juga boleh, itu terserah kalian," jawabnya.

"Salam kenal, Nanda. Aku Aura Mutiara panggil saja Aura," ucap Aura.

"Kalau kamu siapa?" tanya Nanda sambil melihat ke arahku.

"Fani," jawabku dingin.

"Baiklah. Kalau begitu kalian boleh istirahat sekarang," ucap Nanda.

"Dimana kamar kami?" tanya Aura bingung.

"Lihat saja papan nama kalian di pintu sebelah sana. Kalau sudah ketemu itu berarti kamar kalian," ucap Kayla sambil menunjuk 5 pintu yang berbeda warna.

Sesampainya di depan kamar tidur, aku dan Aura mencari papan nama kami berdua. Setelah aku ketemu papan nama yang bertuliskan Fania Zahra Ariesta, aku pun langsung memasukinya dan menaruh semua barang bawaanku dengan menggunakan mantra yang sudah ku hafal.

"Pone sarcinas in suo loco."

Setelah itu semua barang bawaanku sudah tersusun rapi di tempat yang semestinya. Aku pun langsung pergi menuju ke kasurku untuk beristirahat, karena aku sudah sangat kelelahan dan tanpa ku sadari aku pun sudah tertidur lelap.

"Fani. Bangun, Fani," ucap orang itu.

Saat aku membuka mataku, aku pun terkejut karena aku sudah tidak di kamar asramaku melainkan di tempat dimana aku menyatukan kekuatanku.

"Kenapa aku bisa kembali ke sini?" tanyaku bingung kepada Dania yang tadi membangunkanku.

"Maaf ya, Fan. Aku yang memanggilmu ke sini, saat kamu sedang tertidur," ucap Dania tanpa tanda bersalah.

Rainbow Dust Star Academy (Slow Update)Where stories live. Discover now