BAGIAN 1 ✨ AWAL ✨

4.8K 456 4
                                    

Adel kini duduk di meja makan setelah dia akhirnya memutuskan keluar karena perutnya keroncongan. Dan dia menyesal telah keluar setelah keributan tadi sore, karena suasana ruang makan mendadak sunyi ketika dia datang.

Ada Antonio, Evan dan Edward kakak pertama Adel yang duduk di depan Adel. Adel mengunyah makan malamnya tanpa memperdulikan tatapan Edward padanya sedari dia duduk. Sedangkan di sebelahnya ada Evan yang beberapa kali menatap kearah pipinya.

"Mulai besok motor kamu ayah sita, yang jajan kamu ayah potong setengah sampai kamu introspeksi diri" ucap Antonio.

Adel mengangguk, dia mengambil segelas susu dan meminumnya. Adel lalu berdiri dan menatap ayahnya.

"Adel udah kenyang Adel ke kamar dulu" ucap Adel, padahal dia hanya makan dua sendok sedari tadi.

Setelah berkata demikian Adel berbalik dan dia pergi dari sana. Perutnya sakit ketika dia harus duduk dengan tatapan tajam yang tertuju padanya, terlebih lagi dia sangat muak melihat wajah Evan.

"Nona mau saya ambilkan makanan di dapur?" Tanya Yin yang melihat Adel sudah duduk diatas kasur tengah menatap kosong kedepan. Nonanya itu pasti masih lapar, biasanya dia juga menghabiskan dua porsi makanan untuk sekali makan, namun tadi hanya dua suapan dan itupun dia terlihat sangat kesusahan saat menelan makanannya.

"Gue ga nafsu makan" ucap Adel, dia tengah berfikir dengan uang jajan yang dipotong setengah dia harus memutar otak agar bisa bertahan selama satu Minggu karena uang saku di Minggu sebelumnya sudah dia gunakan untuk membeli gaun yang mirip dengan Tasya.

Tok

Tok

Tok

Adel menoleh ke arah jendela kamar yang baru saja di ketuk, siapa? Apa jangan-jangan hantu? Namun Adel bangkit dan membuka jendela kamarnya dan terlihatlah Cedric uang berdiri di luar dan mengangkat dua jagung bakar lalu tersenyum kearahnya. Adel menaikkan sebelah alisnya, ada saja hal yang membuat dirinya terkejut dengan kelakuan pria dengan gelar final boss ini.

Kini Adel tengah duduk diatas rumput yang dialasi dengan jaket Cedric. Dia bersender pada dinding kamarnya sendiri setelah dia meloncat keluar dari jendela. Awalnya Cedric nampak terkejut dengan kelakuan Adel namun saat satu jagung bakar ditangannya direbut oleh gadis itu dia langsung merubah raut wajahnya dan tersenyum.

Adel menelan jagung bakarnya, dia menatap sekitar yang gelap, di depan sana ada ladang yang dikelola oleh Antonio, ada juga peternakan kambing dan satu bangunan yang khusus dibuat untuk para pekerja serta pelayan di rumah ini.

Sebenarnya kamar Adel ada di lantai tiga namun dia dipindahkan setelah dia mendorong Tasya dari atas tangga. Itu kejadian saat pertama kali Tasya datang ke rumah ini dan bermain bersama Evan. Itupun karena Adel dibentak oleh Evan karena dia merebut mainan Tasya padahal mainan tersebut adalah miliknya.

Adel menoleh menatap Cedric yang juga tengah memakan jagung bakar. Ibu pria ini sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan Cedric bekerja di ladang setelah dia lulus sekolah. Dia sering menemui Adel setelah terjadi keributan yang ia perbuat walaupun beberapa kali Cedric di usir oleh Adel yang masih kesal dan marah.

Swoooshhhhhhhhh

Di dalam cerita aslinya Adel akan bunuh diri karena sudah menyerah dengan kehidupannya sendiri. Jika kalian berfikir Adel adalah tokoh utamanya kalian salah, jika kalian berfikir Tasya adalah tokoh utamanya kalian juga salah. Tokoh utama di cerita kali ini bukan Adel, Evan, Tasya ataupun Edward melainkan pria di sebelahnya ini Cedric.

Adel menatap jagung bakarnya yang sudah habis dia makan. Ternyata nafsu makannya kembali hadir ketika dia bisa makan dengan tenang dan suasana sangat damai. Hanya ada suara jangkrik yang terdengar.

Cedric yang melihat Adel sudah selesai memakan jagung bakarnya mengambil jagung bakar dari tangan Adel lalu memasukannya ke dalam kantung plastik. Dia lalu berjongkok di depan Adel dan menarik tangan Adel yang terdapat noda saus dari jagung bakar yang ia berikan.

Cedric mulai mengusap tangan Adel dengan pakaiannya sendiri, dia mencoba menghilangkan noda saus dari pakaian tersebut. Setelah selesai dia kembali duduk di sebelah Adel dan menyerahkan sebotol air yang ia bawa pada gadis itu.

Andai saja Cedric bisa berbicara, dia pasti akan menghibur Adel lebih baik dari pada ini. Dia hanya bisa melakukan hal kecil yang ia pikir akan membuat mood Adel kembali. Dan dia senang karena Adel tidak berteriak lalu marah padanya karena datang dan menganggu, gadis ini bahkan memeluknya terlebih dulu.

Saat tengah berkecamuk dengan pemikirannya sendiri tiba-tiba Cedric merasakan sesuatu di bahunya. Dia menoleh dan melihat Adel tengah bersender pada bahunya sembari menatap kedepan.

"Makasih Cederic, perutnya Adel jadi kenyang" ucap Adel. Dia mencoba sebisa mungkin menggunakan sifat Adel yang asli agar pria ini tidak mencurigai bahwa Adel yang ada di sebelahnya bukanlah Adel yang selama ini bersamanya.

"Hng" jawab Cedric sembari mengangguk, dia mengangkat tangannya dan mengusap kepala Adel.

"Kayaknya Adel harus menyerah kalau mau disayang sama ayah sama Abang Adel" lanjut Adel, dan seketika itu juga dia merasakan tubuh Cederic yang menegang karena terkejut.

"Adel capek, Adel udah lelah sama semua ini. Mereka selalu nyalahin Adel, padahal bukan Adel yang dorong Tasya. Adel cuma mau tarik Tasya tapi terlambat dan Tasya jatuh ke kolam. Mereka malah ngira kalau Adel yang dorong Tasya" kata Adel dia lalu mencoba untuk tidak berkedip agar matanya mulai memanas dan air matanya menetes.

"Kenapa si mereka gak sayang sama Adel, apa karena Adel udah bunuh mamah jadi mereka sebenci ini sama Adel? Tapi mamah kan bunuh diri bukan Adel yang bunuh dia" lanjut Adel.

Cedric berbalik dan kini dia menatap Adel, dia menggeleng lalu merengkuh tubuh Adel masuk kedalam pelukannya.

"Uang jajan Adel juga di potong, terus motor Adel disita. Besok Adel mau berangkat sekolahnya gimana hiks, lagian Adel takut naik bus sendirian" tangis Adel dengan air mata buayanya lalu dia memeluk Cedric.

"Adel jadi benci sama ayah, ayah ga sayang sama Adel... Adel benci sama dia huaaa" tangis Adel semakin mendalami perannya.

Yin yang duduk di atas jendela hanya bisa menunduk dan menatap Adel yang menangis di pelukan Cedric sembari menggelengkan kepalanya. Saat dia melihat ekspresi Cedric yang perlahan berubah Yin bergidik ngeri, apa nonanya ini mau membuat Cedric mengamuk lebih awal dari cerita aslinya?

"Ternyata yang sayang dan peduli sama Adel cuma Cedric, bahkan mamah aja ga peduli sama Adel. Padahal dia selalu bilang dia sayang sama Adel" lirih Adel.

Adel lalu mencebikkan bibirnya sebelum tersenyum tipis.
"Adel mau hidup berdua sama Cedric aja di dunia ini kalo begitu. Hiks... Cedric jangan pernah tinggalin Adel ya" kata Adel, dia melepaskan pelukannya lalu mendongak menatap Cedric yang menunduk dan menatapnya juga. Saat Cedric mengangguk, Adel kembali memeluk pria itu.

Melihat bagaimana ekspresi Cedric sebelum dia menunduk Adel tersenyum puas. Dia harus menggunakan Final bos dengan baik mulai saat ini. Jadi dia tidak perlu bersusah payah menyelesaikan tugas yang ia dapatkan, bukan dia yang akan mengerjakannya namun pria ini. Cedric lah yang akan menggantikannya untuk menyelesaikan tugas di cerita kali ini, yaitu membalaskan semua perlakuan keluarga Adel terutama Evan.

QUEEN OF TRANSMIGRATIONS Where stories live. Discover now