"M-maafkan saya nona, seharusnya nona tidak masuk ke dalam tubuh ini saat nona di tampar" ucap Yin.

"Jadi itu kesalahan teknis? Gue kira itu hadiah setelah gue berhasil di misi sebelumnya" kata Adel dan Yin menggeleng.

"Hadiahnya sudah terkirim dan dapat nona buka, namun kali ini benar-benar kesalahan teknis tuan muda yang mengirim nona terlalu cepat masuk kedalam novel" jelas Yin.

Adel menghela nafas, dia mengangguk dan menangkap Yin lalu menurunkannya di atas meja rias.
"Sekarang jelasin novel macem apa yang gue masukin dan tugas apa lagi yang harus gue lakuin karena gue cuma dapet ingatan tentang tubuh ini beberapa jam sebelum gue masuk aja" kata Adel.

Yin mengangguk, dia mulai membuka layar jendela misi dan menjelaskan tentang novel yang mereka kembali masuki dan tugas apa yang harus Nonanya itu lakukan. Serta hadiah dari misi pertama yang sudah terkirim.

Beberapa menit kemudian...

"Jadi ini hadiah gue setelah misi sebelumnya berhasil dan selesai?" Tanya Adel lalu Yin mengangguk. Di sebelah Yin sekarang ada sebuah botol potion berwarna pink, dan ada label di botol tersebut yang menuliskan manfaat dari potion itu sendiri.

"Nona bisa meminumnya, dan nona bisa melihat khasiatnya. Lalu potion ini juga permanen jadi nona tidak perlu khawatir jika ingin meminumnya namun takut khasiatnya hanya bertahan sebentar saja" jelas Yin.

Adel mengangguk, dia mengangkat botol kaca berisi potion tersebut lalu dia menatap lekat-lekat isinya. Cairan kental berwarna pink aneh yang hanya dia lihat di dalam novel-novel penyihir. Apa ini tidak apa-apa jika dia minum? Di dalam labelnya tertulis dia bisa menebak isi pikiran orang lain dan mengetahui perasaan mereka jika ia meminumnya.

Adel sebelumnya berfikir akan menggunakannya lain kali saja namun mengingat tugas di cerita kali ini yang membuatnya berdebar-debar dia akan meminumnya, Tentu untuk menambah keseruan saat dia menyelesaikan tugasnya.

Glup

Glup

Glup

Yin mengamati sang nona saat meminum potionnya. Awalnya raut wajah Adel nampak terkejut dan dia bergidik ngeri namun setelah dia menelan cairan itu kedua alis Adel terangkat dan dia segera menghabiskan potionnya.

"Bagaimana nona?" Tanya Yin.

"Rasa semangka" jawab Adel, dia menatap botol potion yang habis tak tersisa isinya lalu meletakkannya di atas meja.

"Syukurlah saya kira rasanya akan semengerikan warna potionnya" kata Yin, dia juga tidak mempercayai potion itu akan memiliki rasa yang manis mengingat semua potion buatan tuan mudanya sangat aneh dan tidak ada yang wajar.

Tok

Tok

Tok

Adel menoleh ke arah pintu kamarnya, siapa yang mengetuk pintunya itu? Adel lalu berdiri dan segera menghampiri pintu kamarnya yang masih terkunci.

Ceklek

Adel melihat wajah seorang pria yang berkeringat dan terlihat panik. Pria itu lalu masuk dan menatapnya dari atas sampai bawah sebelum tatapannya berhenti pada pipinya yang masih merah.

Pria itu terlihat menatap pipi Adel dengan wajah sedih, dia lalu membuka mulutnya.
"Sakit?" Tanyanya tanpa suara.

Adel yang awalnya diam kembali tersadar dan dia segera mengangguk. Adel lalu mencebikkan bibirnya dan dia menabrak dada pria itu. Adel memeluk pria itu dengan erat. Dia adalah Cedric sahabat kecil Adel sekaligus teman dekat yang selalu Adel abaikan karena dia bisu. Namun Cedric sangat menyayangi Adel, dia yang berusia 2 tahun lebih tua daripada Adel berusaha menjaga Adel dengan baik karena ibunya adalah pengasuh Adel dan mereka bertemu sejak Adel lahir.

Cedric membalas pelukan Adel dan dia mengusap kepala Adel. Dia mengalami gangguan pendengaran sejak kecil dan dia bisa mendengar dengan bantuan alat yang terpasang di telinga kanannya. Sebelumnya Cedric sedang berada di kebun belakang namun setelah pekerja yang beristirahat kembali dan dia berkata kalau Adel kembali membuat ulah sampai ditampar oleh sang ayah Cedric segera bergegas menemui Adel.

Cedric melepaskan pelukan Adel, dia lalu mengusap air mata Adel yang turun dan membekas di pipinya. Pasti karena Tasya lagi, ia mengenal Adel dengan baik. Setelah kematian sang ibu Adel berusaha mencari perhatian dari semua orang termasuk ayah dan kedua kakaknya walaupun mereka tidak pernah menatap Adel sekalipun. Dan kedatangan Tasya yang tiba-tiba mengambil semua perhatian yang diinginkan Adel membuat gadis ini menjadi iri dan berusaha menjauhkan Tasya dari keluarganya.

Cedric merogoh saku celananya lalu dia mengeluarkan sebungkus coklat yang biasa dia berikan untuk Adel. Cedric menyerahkan coklatnya lalu tersenyum pada Adel.

Adelpun menerima coklat pemberian Cedric, jika dia ingin menyelesaikan tugas baru di cerita kali ini dia harus memanfaatkan Cedric sebaik mungkin. Karena dia adalah Final boss dalam novel ini.

QUEEN OF TRANSMIGRATIONS Where stories live. Discover now