"Permisi!, pak buk." Terlihat seorang pria menenteng tas lumayan besar didepan pintu rumah keluarga Zitlan.

Zitlan dan Vina membuka pintunya, tentu orang itu mereka kenali. Itu Faisal pria yang Gabriel tolong.

"Ah!, Faisal ya?." tanya Vina.

"Iya buk, saya Faisal."

"Masuk masuk." Vina mempersilahkan Faisal untuk masuk begitu juga dengan Zitlan. Faisal memasuki rumah itu, betapa mengagumkan rumah yang ia masuk.

"Wahh! rumah nya teh gede pisan atuh, kayak istana nyak." Kagum Faisal. Vina dan Zitlan tersenyum melihat ekspresi wajah Faisal yang kagum.

"Ayo duduk." Faisal mengangguk, pandangan nya tak terlepas dari ruangan-ruangan yang indah itu.

"Jadi kamu yang mau jadi supir pribadi Gabriel?." Zitlan langsung to the point kepada Faisal, dan Faisal mengangguk dengan tersenyum tipis.

"Emang kamu udah bisa mengemudi?."

"Ee saya teh waktu di kampung sering bawain mobil orang."

"Itu di kampung bukan dikota. Dikampung lalu lintas sepi tapi beda jika di kota lalu lintas nya ramai dan sering macet. Apa kamu yakin menjadi supir pribadi Gabriel?." Faisal mengangguk dengan antusias dan sopan.

"Baik kamu boleh menjadi supir pribadi Gabriel," Faisal senang tapi... "Ada syaratnya kamu harus punya sim terlebih dahulu." Faisal mengangguk paham.

"Nah ini Faisal minumannya, diminum ya." Vina memberikan satu cangkir teh dan duduk disebelah Zitlan.

"Terimakasih buk." Vina hanya mengangguk.

Ketiga nya sedang meminum secangkir teh dan kopi diruangan tamu.

"Maaf kalo saya teh lancang, itu si den Gabriel mana nyak, saya gak ngeliat den Gabriel nya dimana."

"Gak papa, Gabriel sama pacarnya lagi ke Korea, nonton konser." Jawab Vina, Faisal mengangguk paham.

"Wah, beruntung pisan nyak pacar na den Gabriel, diajak jalan-jalan" Vina dan Zitlan hanya tersenyum.

.
.
.
.

"Akhirnya Sampai juga!!." Gabriel dan Darren sudah sampai di Korea beberapa menit yang lalu.

Mereka keluar dengan senyuman yang tak luntur dari bibir mereka terutama Gabriel, Gabriel excited banget untuk ke Korea sampai gigi nya terasa kering.

"Foto dulu yuk!." Darren hanya berdehem, ia sudah tau jika Gabriel akan seperti itu. Jadi ya harus nurut.

"1...2...3... Annyeonghaseyo~."

"Udah kan?," Gabriel mengangguk "Kalo gitu kita pesan hotel untuk istirahat dan bersihin badan."

Darren dan Gabriel menuju tempat taksi ia sudah menemukan hotel yang dekat dengan konser yang akan diadakan.

Gabriel masuk dengan terburu-buru ke toilet, sementara Darren ia sedang membereskan barang-barang yang dibawa oleh dirinya dan Gabriel.

Selang beberapa menit Gabriel keluar dari toilet ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Mandi dulu baru baring."

"Gak ah, aku malas mandi."

"Malas mandi hM?." Darren mendekat kearah Gabriel.

"Mau mandi sendiri? atau mandi sama aku?." Gabriel langsung berdiri mengambil handuk dan langsung pergi ke kamar mandi.

"Dasar bayi keras kepala."

Tok.... tok.... tok....

"Udah belum mandi nya." Gabriel sudah berjam-jam belum keluar dari kamar mandi membuat Darren merasa tak tenang.

"huekk.. huekk.."

Gabriel sedari tadi hanya  mengeluarkan cairan bening, rasanya sakit sekali.

Gabriel keluar dengan wajah sedikit pucat, "Sayang!, kamu nggak papa kan? ada yang sakit? hM? wajah kamu pucat sayang! kamu kenapa? hM?."

"Darreeenn!! kebiasaan deh nanya suka banyak-banyak, satu-satu dulu."

"Iya-iya."

"Pertama aku nggak papa dan kedua aku mungkin cuma masuk angin."

"Yakin? hM? kita kedokter mau?." Gabriel menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Ya udah kamu baring dulu di kasur aku mau mandi habis itu kita makan, okey!." Gabriel mengangguk, lalu membaringkan dirinya keatas kasur.

"Ahh! capekk..."

.
.
.
.

"Gabriel mana sih! ditelfon gak diangkat, chat gak dibales! Agrahhh!!."

Tut.. Tut..

"Agrahhh!! GABRIEL!!!."

.
.
.
.

"ASTAGHFIRULLAH—."

"Huss... Ngaur kamu Katolik!." Gabriel menepuk jidatnya.

"Kamu kenapa hM?."

"Itu tadi kayak ada yang manggilin aku, jadi kaget deh. hehehe."

"Ya udah kalo gitu kita makan dulu ya, aku udah pesan makanan yang enak, dan makanannya yang kesukaan kamu."

"Ciuss?."

"hM, kapan Darren kamu ini pernah bohong, hM?."

Gabriel beranjak dari tempat tidurnya mengikuti Darren dari belakang, terlihat makanan khas Korea terpapar rapi dimeja makan, dari makanan ringan sampai makan berat.

Gabriel tentu kagum melihatnya, rasanya sayang untuk dimakan dan rasanya juga perut Gabriel yang tadinya merasa lapar menjadi kenyang setelah melihat makan dimeja.

"Loh? kamu kenapa, gak suka? aku beliin yang baru mau?."

"Eh! eh! eh! jangan! jangan!, suka kok gak usah beli baru, tadi cuma kagum aja liat makanannya. hehehe."

Gabriel dan Darren makan dengan tenang dan soswit♡. Suap suapan dan tatap-tatapan.

.
.
.
.

"Anjj*!! ya lo el!, lo kemana sih!!." Sedari tadi Saka sudah menelepon dan mengetik pesan tapi tidak ada respon dari Gabriel.

"Sialan! lo el, waktu gue butuh ilang lo tapi coba kalo dia yang butuh gue cepat tuh datang."





















Spesial 400 followers 🌚💐































TBC....

Beh! berapa lama nih gue ngilang?

Ahahah lama ya.
Typo tandai!.

Jangan lupa votmen dan follow.

Tatahh...

Headmaster [BL]Where stories live. Discover now