Baby name

2K 94 3
                                    

Perut Riley sekarang sudah terlihat lebih besar dari sebelumnya..

Hmn.. tentu saja karena usia kandungan sudah memasuki bulan ke delapan.

Tidak lama lagi.

Mohan menatap Riley yang sedang asik membaca bukunya dan duduk santai di atas sofa..
Dengan kaki diselonjorkan lurus di sofa empuk itu.

Tangan mohan mengelus pucuk kepala Riley yang sepertinya terlalu asik hingga tidak menyadari kedatangannya.

Riley segera menyadari kedatangan Mohan.. "sudah pulang?"

Mohan mengangguk, tapi tangan nya tidak berhenti memberi elusan sayang pada Riley.

Namun kalian tau sendiri bagaimana sifat Riley, dia menepis tangan Mohan sedikit galak.

"Aku bukan anak kecil" ucapnya pada Mohan.

Mohan tersenyum manis "tapi sebentar lagi akan punya anak kecil, dan itu anak gua.." katanya sumringah.
Riley meroll eyes tanda jengah dengan sikap Mohan yang sedikit aneh.

Mohan menjatuhkan tas ranselnya sembarang ke lantai, tanpa ijin mengangkat Riley perlahan menggeser posisi duduknya..

Happ.

Riley cukup kaget dengan perlakuan tiba-tiba Mohan.
Sekarang posisi Riley duduk dipangkuan Mohan dengan posisi menyamping.

Tangan Mohan melingkari tubuh yang tidak jauh-jauh besarnya dari nya.

Ehehehehee Mohan senang..

Plakk//

"Auh.. pak kok di tampol sih.." Mohan merajuk.. mengelus pipinya sendiri yang jadi korban kekerasan Riley.

"Kamu gila." Riley.

'Galaknya gak berkurang dikitpun' pikir Mohan sambil masih mengamati wajah kesal Riley.

"Apa!?" Ketus Riley risih ditatap Mohan..  bibir nya bahkan merenggut.. dengan wajah dipalingkan.

Aneh nya meski merasa kesal Riley tidak berniat turun dari pangkuan dan rangkulan Mohan.

Aneh. Mereka berdua sama-sama aneh.

Bahkan ke anehan Riley bertambah ketika dia menyandarkan wajahnya di dada Mohan dan tangan mengelus perutnya sendiri.

Dasar tsundare..

Mohan mendekap Riley dalam peluk hangatnya, pria dewasa itu berakhir mengundurkan diri sebagai dosen di kampus nya.
Tidak banyak yang mengetahui alasannya, tapi beberapa orang terdekat keduanya hampir semua mengetahui.

"Kalo bayinya udah lahir kita kasih nama siapa pak" kata Mohan memecahkan suasana aneh diantara mereka.

Riley mengelus pelan perut besarnya dengan lembut, kepalanya yang bersandar nyaman di dada Mohan membuat nya terbuai.

"Siapa aja, yang jelas harus ada nama belakang keluarga ku juga" Riley membalas.

Kening Mohan ditarik ke atas..
"Dimana-mana nama belakang bapaknya yang dipake buat nama keturunan pak dosen" protesnya.

Riley mengangkat kepalanya dan menegakkan tubuhnya dipangkuan Mohan, tubuhnya sedikit diputar untuk melihat jelas wajah menyebalkan Mohan yang baru saja mengatakan hal yang tidak sesuai dengan isi di pikiran nya.

"Yang hamil dan yang akan melahirkan itu saya, kamu siapa!?"

"Suami kamu~" Mohan tanpa tau malu mengakui dirinya sendiri.

Riley yang kesal berdiri dari pangkuan Mohan..
"Cerai saja!" Riley.

Mohan seketika ikut berdiri dari duduknya.

"Eh eh.. gak semudah itu, iya iya.. apapun yang lo mau gua turutin dah" Mohan mengalah, Riley jelas tak terbantahkan.

Sedangkan Riley tersenyum menang.

"Jangan harap kamu bisa membodohi ku" Riley.

Mohan berdecih.


**


di waktu yang bersamaan..

"Ini alamatnya?"

"Iya nona.."

"Sialan.. bagaimana mungkin dia semudah itu melupakan ku dan bahkan sampai menikah dengan orang lain!????" Wanita itu berteriak marah.

Meremat kuat foto dua orang yang sedang tersenyum dengan menunjukkan cincin kawin keduanya di hadapan kamera.

"Pernikahan mereka dilaksanakan sekitar 5 bulan yang lalu nona.."

"Argghhh..!!" Teriaknya semakin histeris.



.
.
.
.
.

Lah anjir itu siapa njrrT_T
Bkin PR utk diri sendiri ini nmanya mah.

Pendek ya..
Iya..
Soalnya msh ngebug. Ehehehh..

Beri saya jejak..jika ada bbrp someone yg mmpir atau yg hnya skdr lewat doang ksni.. :'D

RL akhir² ini emg bnyk kesibukanT_T..

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

One StepWhere stories live. Discover now