Spesial Chapter

59 10 3
                                    

Hari ini adalah hari keduanya Gempa berada di masa lalunya. Perasaan baru kemaren ia tewas di medan perang dengan mengenaskan dan sekarang, ia terlihat sehat bugar.

Menurut Gempa, ia merasa berat badan nya mulai turun 2 kg, karena semenjak disini ia selalu menjaga kesehatan nya dan hal itu pun selalu di awasi kedua kakak tertua.

Mereka selalu menjaga-memperhatikan kekebalan serta kesehatan tubuh adik kecilnya dengan baik.

Pagi ini, Gempa tiba-tiba terbangun lebih awal daripada sebelumnya. Ia merasa haus sekarang dan bergegas mulai turun dari tempat tidur menuju pintu kamar.

Sesampainya nya di luar, Gempa menuruni anak tangga dengan perlahan sembari mengucek mata sayu miliknya dengan hati-hati. Hingga ia mulai memijakkan kakinya di atas ubin keramik berwarna putih dan sangat terlihat mengkilat,

'sepertinya seseorang telah bangun duluan daripada aku'

Benar saja, tiba-tiba terdengar suara benturan keras dari arah dapur spontan membuat Gempa harus terkejut dibuatnya. Dengan segera Gempa berlari menghampiri sosok tersebut.

Ia mendapati sang kakak tertua kedua, Taufan sedang mengusap tangan kanannya sembari meringis pelan. Tanpa berlama kemudian Gempa pun mulai mendekati Taufan,

"Kak? kau tidak apa-apa??" Sahut Gempa sembari berjongkok di hadapan Taufan,

"Yah, tidak apa. Aku baik-baik saja." Gempa menerima uluran tangan Gempa kepadanya dengan lembut.

Gempa membantu Taufan berdiri kemudian memapah Taufan untuk duduk di atas kursi. Lalu Gempa pun mengambil kotak P3K dari dalam lemari dapur.

Ia mengambil sebotol alcohol, perban steril dan sebotol betadine. Kemudian ia pun mulai melakukan aksinya. Dapat Taufan lihat dengan raut wajah haru terukir di wajahnya sambil memperhatikan aksi yang dilakukan oleh Gempa kepadanya. Dia benar-benar dengan telenta mengobati luka Taufan.

"Sudah..."

Taufan mulai menggerakkan tangannya dengan perlahan "Terimakasih, Gem." Ucap Taufan terhadap Gempa.

Mendengar itu mampu membuat Gempa tersenyum kecil di bibirnya. Sehingga muncul lah seseorang dari arah tangga menghampiri mereka berdua.

"Ada apa–Taufan? ada apa dengan tangan kanan mu?" Tanya Halilintar melihat tangan kanan Taufan dibaluti oleh beberapa gulungan perban.

"Tidak, hanya sedikit tergores oleh panci panas." Balas Taufan sembari mengusao tangan kanannya dengan lembut.

Halilintar melirik dapur yang sedang berserakan saat ini. Pagi-pagi sudah di hadapkan oleh dapur yang kacau balau. Taufan benar-benar melakukan nya seorang diri. Pikir Halilintar menatap dapur itu dengan miris.

"Kau sedang apa pagi-pagi buta begini?" Tanya Halilintar sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Aku sedang beres-beres dapur, karena para ahli keluarga yang lain sudah mulai kembali dari acara sibuk mereka. Apakah kau lupa, saat ini sudah memasuki hari terakhir di tahun sekarang?" Jelas Taufan terhadap Halilintar.

Gempa yang mendengar hal itu hanya memandang percakapan mereka dengan wajah polosnya sembari membersihkan-memasukan beberapa peralatan yang ia keluarkan dari kotak P3K.

Gempa pun mulai berfikir. Secara tidak sengaja ia baru menyadari jika kejadian yang menimpa kehidupan nya itu di mulai dia hari sebelum memasuki tahun baru. Kenapa ia bisa tidak menyadarinya ya? atau munkin sifat nya yang sangat menonjol itu membuat ia terlalu betah hingga tak bisa keluar sama sekali.

'Tapi tunggu, apa maksud dari ahli keluarga yang lain? apakah aku ada ketinggalan suatu informasi?apa itu?' Pikir Gempa sekali lagi.

"Ya, pukul berapa?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

" Restart."  - H i a t u s -Where stories live. Discover now