CHAPTER VIII : RENCANA

20 5 0
                                    

"Sulit dipercaya." Kagum El.

Sky yang duduk di depannya mengangguk setuju. "Gue juga gak percaya, El. But, nothing is impossible, kan?"

Lona yang duduk di sebelah El pun tersenyum. "Aku sih gak terlalu peduli, ya. Yang penting sekarang aku seneng karna Bang Leo terlahir kembali sebagai kak Sky yang cantik. Aku jadi punya kakak perempuan." Antusias Lona.
Mereka bertiga sedang berada di sebuah kafe.

Sky tersenyum. Tak seburuk yang ia kira. Ia lalu melirik El "denger El, gue cakep, kan?. Tapi awas aja lo demen ama gua."

"Dih, pede banget lo bencong." Ledek El.

Sky melotot. "Awas aja. Gue gak bakal Restui lo."

"Aduh, maaf deh kakak ipar." Mohon El.

Lona tertawa. Melihat kakak dan pacarnya bertengkar adalah salah satu yang selalu ia rindukan. Setidaknya setelah 11 bulan terakhir ini.

Sky beralih menatap Lona "Tante gimana, Na?"

Lona menghela nafas. "Baik kok. Sebulan lalu, dia balik lagi ke Swiss. Om Martin dirawat jalan."

Sky terdiam sejenak. "Trus, kamu sendirian?"

Lona tersenyum tipis "aku gakpapa kok, masih ada bibi. Lagian setelah lulus SMA, kalo Om masih dirawat, aku bakal ikut mereka ke Swiss. Ya, walaupun aku maunya disini." Ia melirik El sekilas. Cowok itu menatap ke arah lain. Berusaha tidak mendengarkan apapun yang dikatakan oleh Lona. Jauh dari Lona adalah hal yang sangat menyakitkan. Ia tidak bisa menerimanya.

"Kalo Lea?" Suara Sky melemah.

Lona menghela nafas, lagi. "Setelah Bang Leo meninggal, dia sering banget diem. Setiap malem katanya dia selalu mimpiin Abang. akhirnya, setelah sebulan berlalu, dia gak tahan dan mutusin jual rumah trus pindah ke Apartemen. Biar kenangan abang sama dia gak terus menghantui fikirannya." Lona mengaduk-aduk minuman stroberinya. "Dia juga pindah sekolah."

Sky (Leo) menunduk. Sampai segitunya. Gista benar, Star memang udah nganggap Leo sebagai dunianya. Dan itu membuat Leo merasa bersalah.
Janjinya untuk Star tidak bisa ia tepati. Ia harusnya menjaga Star. Bukan malah menyakitinya seperti ini.

"Lea pindah ke sekolahnya Sky, Na." Celetuk Sky (Leo) "Awalnya aku seneng pas tau dia baik-baik aja, ada Alex juga yang selalu di samping dia. Tapi, ada hal yang buat aku sedih."

"Apa?" El yang bertanya.

Sky (Leo) menatap 2 pasangan di depannya. "Lea berubah. Dia bukan Lea yang aku kenal. Dia orang asing, Na, El."

Jeda.

"Dan entah kenapa, aku ngerasa hati kecil aku bilang kalo aku harus jauhi Lea dari Alex."

"Itu mungkin karna lo cemburu kali, Star deket sama Alex." Seru El.

Sky (Leo) menggeleng "nggak El. Mungkin dulu, waktu gue hidup sebagai Leo, gue pengen terus menyayangi Lea dan berusaha selalu ada di samping dia sampai gue mati. Tapi sekarang beda. Gue hidup sebagai Sky. Dan tujuan hidup gue untuk saat ini dan seterusnya, ngejalanin hidupnya Sky dan ngedeketin Star buat ngerubah dan ngejaga dia."

El manggut-manggut. "Trus, Sky setuju buat ngejaga Star?" Ia mencondongkan badannya ke arah Sky. "Tadi kata lo, 25% jiwa Sky masih berada di raga yang lo tempati, kan?" Tanyanya sangsi.
"Setau gue ya, selama lo hidup sebagai Leo. Gak ada tuh, nama 'Skyna Ranendra' yang gue, elo, Lona, termasuk Star sendiri yang kenal. Gimana bisa 25% jiwa Sky terima Star dan bantu lo jaga dia?. Walaupun sekarang lo punya 75% kendali di raga Sky. Tetep aja, kalo Sky nolak dan gak terima, 25% jiwanya itu bisa ngerubah tujuan lo. Atau lebih parahnya, nendang lo dari raganya."

Langitnya Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang