"Ah, saya teh gak tau mau kemana, saya di sini mah cuma orang baru, jadi saya gak tau mau kemana."

'Kasian juga ya.'

"kalo gitu bapak ikut saya aja."

"Saya teh gak mau nanti ngerepotin."

"Gak apa-apa kok pak, gimana kalo bapak jadi supir pribadi saya. Saya gajih kok, untuk tempat tinggal di rumah ayah saya ada kamar khusus untuk para pekerja."

"hM, gimana kalo ayah kamu teh gak mau nerima bapak?."

"Ayah pasti mau kok, jadi? bapak mau." Faisal mengangguk pelan karena masih belum bisa menggerakkan kepalanya dengan kuat karena akibat benturan yang keras.

.
.
.
.

"Ren!, kamu mau pesan apa?."

"Serah." jawab cuek Darren.

Entah dengan sihir apa yang membuat Darren mau jalan dengan Sabrina, karena sebelumnya Darren menolak ajakan Sabrina untuk membawanya jalan.

"Pelayan!." Terlihat pelayan yang Sabrina panggil menghampiri dirinya dan Darren "Saya mau spaghetti, yang pedas ya. Kamu mau apa Darren?."

"Sama, tapi punya saya gak pedas."

"Kalo minum nya mau apa?."

"Jus alpukat dan....." Sabrina melirik Darren.

"Mangga."

"Masih ada tambahan?." Sabrina dan Darren menggeleng secara bersamaan. Dan pelayan itu meninggal kan mereka berdua dengan Sabrina yang melihat Darren dengan tatapan puppy eyes.

Jijik?

Darren sangat tidak menghiraukan tatapan Sabrina, Darren lebih memilih memejamkan mata nya sembari membayangkan wajah manis Gabriel.

Selang beberapa menit makanan yang dipesan oleh Sabrina dan Darren sudah tersedia di meja makan dimana mereka duduk. Darren dan Sabrina memakan makanan mereka dengan tenang, tapi tidak lama....

"Darren! Aaaa..." Sabrina ingin menyuapi Darren dan sang empu mengerutkan keningnya.

"Sar makanan kita sama." Darren menolak.

"Beda dong ren!, kamu gak pedas kalo punya aku kan pedas. Aaaa.. pliss." Dengan berat hati Darren menerima suapan yang diberi oleh Sabrina.

Setelah itu mereka berdua kembali memakan makanan mereka dengan tenang dan santai, tidak ada percakapan setelah itu.

.
.

"Saya suka fotonya."

.
.
.
.

"Mamah!! ayah!!." Terdengar suara teriakan Gabriel bergema di seluruh ruangan.

"Kamu nih ya! kebiasaan banget kalo masuk main nyelonong, ketuk pintu dulu kek!."

"Buru-buru mah!." Gabriel berlari kecil menaki anak tangga lantai atas tapi di tahan oleh Vina.

"Habis dari mana!." Tanya Vina melihat kearah Gabriel.

"Nanti ya mah aku cerita nya, aku mau mandi dulu." Tanpa mendengarkan jawaban dari mamah nya Gabriel menyelonong meninggalkan Vina.

Vina menatap anaknya sambil menggelengkan kepalanya.

Selesai makan malam Keluarga Zitlan menonton film bersama-sama diruang tamu sembari memakan Snack dan minuman ringan.

Mereka menonton film 'Keluarga Cemara' dengan penuh kasih sayang.

Film berakhir, Vina meminta Gabriel bercerita tentang janji nya, Saat ditanya Gabriel menjelaskan dengan secara detail dari mulai pria itu = Faisal kecelakaan sampai Faisal sadar dari keritis nya.

Headmaster [BL]Where stories live. Discover now