05

85 9 0
                                    

"Jiaqiong!" Xiqiao memanggil kepala pelayan yang kebetulan lewat.

"Nyonya Shen? Astaga mengapa tiba-tiba sekali! Kami tidak melakukan persiapan untuk menyambutmu." Tergopoh-gopoh Jiaqiong menghampiri Xiqiao dan Hedi. "Ada tuan muda Shen juga, apa kabar?"

"Aku baik Bi, bagaimana denganmu?" Hedi bertanya kembali.

"Sangat sangat baik tuan," jawab Jiaqiong.

"Kau ini berlebihan sekali Jiaqiong. Anggap saja kami seperti pelanggan biasa, tidak perlu persiapan dan lain sebagainya," ucap Xiqiao.

"Mana boleh seperti itu nyonya, lain kali jika akan datang hubungi aku dulu."

"Iya, ke depannya akan ku hubungi kau sebelum kesini."

"Itu terdengar lebih baik," ujar Jiaqiong. "Oh ya nyonya dan tuan muda mau makan apa?"

"Kau mau apa Hedi?" tanya Xiqiao pada sang keponakan.

"Kebetulan aku belum makan siang Bi. Aku ingin steak," jawab Hedi.

"Satu steak dan satu jus buah ya," Xiqiao berucap pada Jiaqiong.

"Baik nyonya, pesananmu akan segera datang." Jiaqiong menunduk hormat lalu segera beranjak dari sana.

Adapun Caoyan yang bertugas sebagai penerima pesanan menghampiri Jiaqiong. Gadis itu hendak bertanya apa yang pemilik restoran tersebut pesan.

"Nyonya dan tuan muda pesan apa Bi? Biar aku sampaikan pada kepala koki."

"Tidak perlu Caoyan, biar aku saja. Kau kerjakan hal yang lain," ucap Jiaqiong tulus.

Di restoran milik Xiqiao ada tiga chef yang datang langsung dari luar negeri. Walau memiliki kemampuan yang sangat baik dan terpelajar, Jiaqiong tidak menyarankan anak buahnya berdekatan dengan mereka. Ketiga chef itu sangat sombong dan selalu menganggap rendah pelayan seperti Zhuji dan Caoyan. Bahkan pekerjaan Yangyang sebagai kasir pun mereka cibir. Padahal mereka semua yang bekerja disana tak lebih dari seorang babu. Semuanya sama rata bagi Bos dan Manager Restoran. Hanya saja chef-chef tersebut merasa memiliki kasta yang lebih tinggi.

———

"Tunggulah sebentar Bi, aku mau ke depan menjemput Xiaoting." Hedi mematikan ponsel setelah mendapat pesan dari adik perempuannya.

"Dia datang?" Xiqiao bertanya.

"Aku mengajaknya, tidak masalah kan?"

"Apa yang kau bicarakan Hedi, tentu sangat tidak masalah. Aku juga sudah lama tidak bertemu gadis cantik itu," ucap Xiqiao. "Cepat kesana, jangan biarkan adikmu menunggu."

Hedi mengangguk mengiyakan. Dia berjalan keluar kemudian. Lalu dilihatnya Xiaoting sudah berdiri di depan restoran dengan melipat kedua tangan di depan dada. Tidak jauh darinya, mobil Kun terparkir mulus. Kun bahkan membuka penuh jendela mobilnya untuk terus menatap Xiaoting.

"Tidak di antar supir adikku?" ujar Hedi langsung.

"Bagaimana bisa kalau lelaki gila itu menyandera ku. Dia pikir setelah mengekang aku akan tunduk? Tidak sama sekali. Aku malah semakin memberontak." ucap Xiaoting kesal.

"Hei janganlah emosi di samping gegemu, ayo masuk."

"Tunggu." Xiaoting menahan tangan kanan Hedi.

"Kenapa?"

"Cium aku."

Dua kata yang merupakan permintaan Xiaoting sukses membuat Hedi terkejut.

"Sekarang? Suamimu masih disana." Hedi heran bisa bisanya Xiaoting meminta hal itu.

ISTRI KONTRAK TUAN MUDA || Ricky ZB1Where stories live. Discover now