"Apa aku keterlaluan ya? Selama beberapa bulan menjalin hubungan dengannya, meski sudah bercinta tapi hati ku belum bisa menerimanya.."

"Haerin wanita baik tapi tak bisa ku pungkiri jika Chayoung lah cinta pertamaku dan yang masih selalu ada di hati ku"

"Tapi aku sudah berjanji akan menikahi Haerin, bukankah lelaki yang di pegang omongannya, jika aku melanggar sama saja aku seperti seorang pecundang"

Jungkook menghela napas berat, ia mengacak surainya frustasi setelah itu menyandarkan punggungnya ke sofa seraya menatap langit-langit ruang tamunya.

Cukup lama Jungkook melamun, ia memilih memainkan ponselnya, melihat isi galerinya yang penuh akan foto dan video dirinya dengan Chayoung. Semua yang ada di galeri ponselnya tidak ada satupun yang ia hapus, masih tersimpan rapih didalam karena mengandung banyak kenangan. Jungkook masih belum bisa menghilangkan Chayoung dari hati dan pikirannya.

"Bagaimana kabarmu Chayoung, sudah setengah tahun aku tidak tau kabar mu sama sekali, apakah kau baik-baik saja? Apakah kau bahagia dengan Kim Taehyung, astaga.."

Lagi-lagi Jungkook menghela napasnya, entah mengapa jika ia sedang lelah karena pekerjaan yang tidak ada habisnya- yang terlintas di otaknya adalah cinta pertamanya, Chayoung.

"Aku tidak boleh begini, kalau begini terus ini akan melukai perasaan Haerin. Lebih baik aku kembali kekamar dan membujuknya."

Jungkook bergegas kekamar untuk menemui Haerin dan sekaligus membersihkan dirinya karena sudah seharian ia berada di luar rumah.

"Haerin??" Panggil Jungkook namun tak ada jawaban.

Pria itu pun masuk kedalam kamar mandi untuk memastikan apakah sang gadis ada didalam atau tidak. Jungkook mengernyitkan dahi saat melihat Haerin tengah melamun di pinggir bathup, kedua tangannya sedang sibuk memainkan air yang penuh di dalam bathup.

"Apa kau tidak mendengar? Aku memanggilmu dari tadi.." Jungkook menyentuh pundak Haerin hingga sang gadis menoleh kearahnya, ia begitu terkejut. Lamunan nya begitu jauh sampai tak sadar jika Jungkook sudah berada di dekatnya.

"Hah? Kau memanggil ku ya, maaf ya sayang aku tidak dengar.." semula Haerin berjongkok langsung buru-buru bangkit dan mensejajarkan tubuhnya dengan Jungkook.

"Biar ku bantu ya" Haerin membantu melepaskan dasi yang begitu terasa mencekik leher Jungkook seharian ini, kemudian Jungkook membuka kemeja putihnya dan memberikan nya pada Haerin.

"Haerin-aah, besok ikut dengan ku mensurvei gedung pernikahan kita ya, Lalu setelahnya ke butik langganan keluarga ku untuk fitting gaun mu dan kemeja ku"

"Memangnya besok tidak kerja, Jung? Apa pernikahan nya akan dipercepat?"

"Aku mengambil cuti 2 hari untuk mem-booking seluruh persiapan acara kita, harus dari jauh-jauh hari agar sesuai dengan apa yang aku dan ibuku mau.. kurasa lebih cepat lebih baik"

"Memangnya kau sudah bicara dengan ibumu? Apa dia setuju dengan pernikahan ini?"

"Aku sudah bicara dengannya, dia akan datang sehari sebelum acara, tentu saja dia menyetujuinya.."

Jungkook bicara pada Haerin seraya sibuk melepaskan satu persatu pakaian yang masih menempel di tubuh kekarnya.

"Letakkan saja di keranjang pakaian kotor, jangan di cuci, itu sudah jadi tugas bibi Yeo.." ucap Jungkook seraya menurunkan celana nya dan memberikan lagi pada Haerin, spontan Haerin menutup kedua maniknya.

"Mengapa menutup mata, hm? Bukankah kau sering melihatnya hehe" Jungkook terkekeh setelah menggoda kekasihnya.

"Aku taruh pakaian kotormu dulu ya, mau makan malam? Ingin ku buatkan sesuatu? Kau pasti lapar setelah seharian bekerja.." Haerin salah tingkah hingga ia mengalihkan pembicaraan

PLAYING WITH KTH [REVISI]Where stories live. Discover now