144

179 28 3
                                    


  "Kakashi...aku minta maaf. pertarungan kita berakhir sampai disini... Karena alasanku untuk membunuh Tazuna sudah tidak ada, maka tidak ada alasan lagi aku bertarung denganmu",  Ujar Zabuza.

"Ya..kau benar" Balas Kakashi, sepakat.

"Hei, bocah merah" Panggil Zabuza, pada Naruko. "Bisa...aku lepas sekarang?".

"Ya, baiklah" Jawab Naruko dengan santuy. "lepaskan dia hata---...kakashi-sensei". Kebiasaan memang sulit diubah...

Kakashi menghilangkan jutsu kuchiyose nya,  para anjing menghilang menyisakan Zabuza yg sekarang bisa bergerak bebas.

"Butuh bantuan?" Naruko menawari diri.  Langsung mendapatkan tatapan datar namun tajam dari Sasuke,  menusuk sekali para pembaca.

"Masih bisa? " Tanya Zabuza, melirik Naruko yg mengangguk.  "Sayangnya ini urusanku bocah" Lanjut Zabuza. 

"Baiklah... " Balas Naruko. Naruko melangkah ke Zabuza,  menyentuh pedang nya Zabuza. Muncul berbagai huruf-huruf kanji aneh yg tak bisa dibaca kecuali Naruko, pada pedang itu. "Ini lebih cepat. Pedang ini punya petir sekarang, membunuh orang dalam sekali tebasan yg menyisa mereka dengan setruman petir".

=====

  Dengan begitu Naruko hanya bisa melihat Zabuza yg melesat. Zabuza berhasil membunuh beberapa orang yg menghalangi nya, lalu membunuh Gato. Namun sayang sebuah anak panah melesat didepan Zabuza, seperti yg Naruko bilang,  pedang Zabuza mengeluarkan petir seperti chidori Kakashi--memukau Zabuza sekilas, sebelum menyeringai dan berhasil membunuh Gato.

   Ketika preman2 tnya lain mencoba melesat ke tim7, Tazuna dan Haku, untuk  membunuh,...muncul anak panah dari belakang anggota tim7 dan Tazuna, menghentika langkah para preman itu yg terkejut.

"Kalau ada orang yang mendekat kepulau kami... "

tim 7 dan Tazuna juga Haku menoleh ke sumber suara itu.

"Seluruh penduduk kota... Takkan mengampuni kalian! " Para penduduk!  Dan semua berkumpul dengan senjata..seperti cangkul, tombak, dan sebagai nya...Alakadarnya.

=====

"Apa-apaan ayunan pedang seperti itu!? bocah. Kau memalukan para pemilik pedang! "

Ya.. Sekarang.. Setelah kejadian kemarin, sekarang Naruko sedang diajarin.. Di lantih kenjutsu oleh Zabuza. Dengan di tonton oleh Haku dan anggota Tim 7 lainnya juga Tazuna dan Inari. Sakura membantu tsunami. Mereka berada dihutan tak jauh dari rumah Tazuna.

"Semangat Ruko-chan! Jangan kalah ttebayo!"

"Semangat Naruko-neesan! "

Naruto dan Inari menyemangati Naruko, yg dilatih Zabuza dengan praktek duel langsung dengan Zabuza pakai pedang kayu. Tapi tampaknya Zabuza ini guru usil yg menyebalkan,  dia melatih Naruko dengan serius tapi juga mengusili Naruko. Naruko beberapa kali di buat tersungkur ketika mengayunkan pedang dan mau menyerang Zabuza,  pedang ditangkis dan dihindari dengan lihai oleh Zabuza.

"Kakashi apa hanya segini kemampuan pedang murid jeniusmu?"

"Sepertinya aku terlalu memujinya~"

Sungguh dua Jounin yg menyebalkan, sangat menyebalkan bagi Naruko.

"Sensei gila mana yg langsung mengajari dengan praktek?!" Seru Naruko. "Ini bukan ngajarin, duel beneran ini mah!".

"Teori terlalu lama dan bertele-tele, bocah" Balas Zabuza. "Lihat Haku,  tanpa teori penuh, dominan praktek langsung. Seberapa hebat ajaranku".

"Semua sudah saatnya makan siang!" Panggil tsunami menghampiri mereka bersama sakura. Membawa makanan.

"Oh sudah Siang" Ular Tazuna,  "nanti giliran kalian membantu pembangunan jembatan". Yg ditunjukkan pada para ninja.

"Baiklah" Balas para Ninja kecuali Sasuke yg emang pendiam, pandangan nya tak pernah berpindah. Melihat Naruko yg menghentakkan kaki dengan mulut seperti Bebek, terimakasih Zabuza, kau memunculkan sisi kekanak-kanakan Naruko,...hingga bibir si genin laki-laki yg berasal dari klan ternama yg wajah selalu flat.. Seperti bocah murung yg merenung ini sedikit melengkung keatas.

  Sayangnya tak bertahan lama, bibir nya kembali datar seperti wajahnya. Dibalik iris gelap nya,  tersimpan ketidak sukaan yg tak bisa Uchiha pahami dengan jelas mengapa,  melihat halu mendekati Naruko,  keduanya terlihat akrab... Pemandangan itu sangat menyebalkan. 

Lihatlah Haku yg tertawa pelan, berbicara dengan lembut dan perhatian pada Naruko yg malah curhat--sedikit berdebat yg malah seperti mengadu dengan protes kekanak-kanakan pada Haku mengenai Zabuza yg mengajarinya berpedang---menurut Naruko Zabuza hanya ingin menjadikan dirinya bulan-bulanan kedua Jounin itu *(itu karena kau sangat menggemaskan ketika kesal dan merajuk, sisi anak kecil 12 tahun yg kekanak-kanakan mu keluar dengan sendirinya. Bukan bocah santuy songong menyebalkan) *

Bocah Uchiha memalingkan muka,  berbalik berjalan pergi menyusul yg lain. Dengan tangan dalam kedua saku celana putihnya,  menendang krikil di jalan yg...

"Ittai..! " Mengenai Naruto,  yg mengelus kepalanya, sakit.  Menoleh kebelakang,  "oi teme! Apa-apaan itu?! " Tanya Uzumaki kesal marah..

"Dasar bodoh,  kau mengganggu" Dan dengan begitu Uchiha pergi begitu saja.

'Apa sih sama anak itu? Sudahlah dia memang bocah aneh' pikir Naruto.

=====

"Berkat kalian jembatan ini berhasil diselesaikan, tapi rasanya akan benar-benar sepi" Ujar Tazuna yg mengantar kepergian tim tujuh sampai ke jembatan yg telah jadi, bersama Inari juga tsunami dan beberapa penduduk kota.  Tak hanya tim 7 tapi juga haku dan Zabuza yg akan mulai berpergian entah kemana,  mencari tempat yg bisa mereka sebut rumah.

"Hati-hati" Ujar tsunami

"Terimakasih untuk semuanya" Balas Kakashi tersenyum.

"Maafkan kami" Ujar haku mewakili Zabuza.

"Masih perkataan yg sama.  Tidak apa-apa" Balas Tazuna dengan tulus dan tersenyum . " Lagipula kalian juga sudah banyak membantu pembangunan jembatan,  dan lagi pula kalian sama seperti kami,  sama-sama mencari uang".

"Terimakasih" Haku berterima kasih dengan sopan dan tulus.

"Kau benar-benar anak sopan yg baik Haku" Ujar tsunami,  'dia benar-benar anak laki-laki yg baik dan cantik   Jika besar pasti jadi incaran banyak perempuan. Kuharap Inari juga menjadi anak yg baik seperti Haku',  batin tsunami berpikir seperti ibu-ibu pada umumnya.

"Sekarang, kami akan datang lagi mengunjungimu, paman Tazuna" Ujar Naruto dengan ceria dan senyum lebarnya.

'Kedengeran nya ide bagus,  tempat ini.. Hutan yang aman untuk ku berlatih tanpa batas' pikir Naruko dengan inner yg sangat gembira.
 
"Benarkah.. " Inari dengan menahan tangisnya.  Perpisahan memang menyedihkan...

"Hah? " Naruto memproses perkataan Inari,  bocah Uzumaki mengerti,  dan perlahan matanya juga ikut berair. "Inari... Kau akan merindukan kami kan? Tidak apa-apa menangis. Menangislah saja ttebayo! ".

Akhirnya jembatan tersebut diberi nama jembatan Naru,  diambil dari nama depan kedua anak kembar Uzumaki.

=====

 

Naruko Uzumaki_ LanjutanWhere stories live. Discover now