Chapter 3

8 2 0
                                    


Pagi itu matahari tak muncul kan sinarnya, melainkan awan mendung yang menutupi langit. Kay menyalakan musik untuk memberi suasana ceria di cuaca yang berkabut dan hujan pagi itu. Kay sangat menyukai irama rintik hujan yang mengiringi musiknya. Seperti biasa, ia membuat sarapan, menyelesaikan resumenya, dan membuat kopi untuk menemaninya melukis.

Jika diingat-ingat, ini pertama kalinya hujan turun sejak ia pindah ke sini. Kay duduk di tepi jendela, sambil memperhatikan pria tua seberang apartemen. Ia sedang membersihkan lukisan-lukisannya.

Lagi-lagi, Kay melihat lukisan yang familiar dengan lukisan yang dimilikinya. Ia terkejut, karena ia yakin lukisan itu adalah salah satu karya terbaiknya, yang ia buat beberapa bulan lalu. Ia ingat betul bagaimana ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk melukis itu.

Bagaimana mungkin pria tua itu memiliki lukisan yang sama dengan miliknya? Apakah ia mencuri lukisan itu dari apartemennya? Atau apakah ia menirunya dari foto yang ia unggah di media sosial?

"Tunggu, pria tua itu sakit??" ucap Kay karena melihat kabel infus yang terletak di punggung tangan pria itu.

Namun, ia tidak boleh terlarut-larut karena banyak pekerjaan yang belum ia selesaikan. Ia masih harus menyiapkan lukisan-lukisan lain untuk pameran seni yang akan datang. Ia juga harus menyelesaikan resumenya, yang sudah mendekati deadline. Ia tidak punya waktu untuk berlama-lama lagi.

Kay melihat lukisan miliknya yang sama persis, namun ternyata masih ada perbedaan. Lukisan pria tua itu terdapat payung, sedangkan miliknya tidak. Kay merasa bahwa lukisan pria itu lebih hidup dan bermakna, karena payung itu menambahkan unsur kontras dan simbolis. Kay memutuskan untuk memperbaiki miliknya. Ia mengambil cat dan kuas, dan mulai melukis payung di atas kanvasnya.

"Mereka pergi ke berbagai arah sambil membawa payung dengan warna berbeda. Apakah mereka memperhatikan satu sama lain saat mereka lewat?" gumam Kay, sambil melukis.

Kay menyelesaikan lukisannya, dan melangkah mundur untuk melihat hasilnya. Ia merasa puas dengan karyanya, tapi ia juga merasa ada yang kurang. Ia merasa bahwa lukisannya masih tidak sebanding dengan milik pria tua itu yang memiliki sentuhan yang lebih halus dan mendalam.

Kay menemukan kertas bergambar di balik lukisan miliknya, kertas itu menunjukkan lukisan miliknya yang lain. Kay segera mencarinya. Setelah menemukannya, Kay berpikir "sebenarnya apa hubungan antara lukisan lelaki tua itu dan gambar yang tersembunyi di baliknya?"

Kay pun memperbaiki lukisannya (lagi) agar terlihat mirip dengan yang dicontohkan. Lagi... Kay menemukan kertas bergambar di balik lukisan itu. Matahari dan payung. Ia selalu merasa komposisinya mirip dengan lukisan di kamarnya.

Ia mencarinya lagi, benar adanya lukisan itu mirip, tetapi harus diperbaiki sedikit. "Tema gambar ini juga berpusat pada kota hujan. Apakah ini ada hubungannya dengan yang sebelumnya?" batin Kay. "Sepertinya mereka bersenang-senang! Apakah mereka memperhatikan hujan berhenti ketika matahari telah muncul kembali?" gumam Kay setelah menyelesaikan lukisan miliknya.

Kay merasa ada sesuatu yang aneh dengan kertas-kertas bergambar itu. Ia merasa bahwa mereka bukan sekedar contoh, tapi juga pesan. Ia merasa bahwa pria itu ingin berkomunikasi dengan Kay, melalui karya seni mereka.

Kay merasa penasaran. Ia ingin tahu apa maksud gambar-gambar itu. Ia ingin tahu apa kisah di balik lukisan-lukisan itu. Ia ingin tahu apa hubungan antara pria itu dan dirinya.

Kay memutuskan untuk mengumpulkan semua kertas bergambar itu, dan mencoba untuk menyusunnya menjadi sebuah cerita. Ia berharap bahwa dengan begitu, ia akan dapat memahami maksud pria itu, dan juga dirinya sendiri.

Selain itu Kay juga menemukan catatan lain dari -J



*****

Dear Kay---

I'd never have expected I'd meet you under the sign on that raining day and we would chat until sun comes up!

☔☀️-J

*****


"Kenapa akhir-akhir ini aku terus menemukan gambar dan lukisan di tempat misterius?"

"Apakah ada hubungan diantara pria tua itu dengan pria yang ada dilukiskan??" "Siapa J? dan siapa pria tua itu? meskipun kita bertetangga, tapi aku tidak tau nama dari pria tua itu"

"Apakah wanita berbaju putih ini... Kay? Apa yang terjadi padanya setelah itu? Apa yang terjadi di antara mereka?"











*****

Another Story

Derai hujan yang tak henti-hentinya di jalanan menciptakan nyanyian tanpa kata.

Hujan membawa serta mekarnya payung.

Jadwalnya pemuda itu terganggu oleh hujan yang tiba-tiba, ia mulai mencari tempat untuk berlindung dari hujan.

Khawatir lukisannya basah, gadis muda itu mencoba mencari perlindungan dari hujan.

Bergegas berlindung di bawah tanda yang sama, keduanya kebetulan bertemu. Mereka saling berpandangan dan tersenyum, lalu mulai membicarakan apa saja selama menunggu.

Mereka terus berlanjut bahkan setelah matahari terbit.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

*****

-tbc.

BEHIND THE FRAMEWhere stories live. Discover now