Chapter 1

22 3 4
                                    


Kayana Galenka adalah seorang pelukis yang memiliki bakat luar biasa sejak kecil. Dia selalu tertarik dengan warna, bentuk, dan ekspresi yang dapat diciptakan dengan kuas dan cat. Dia juga bercita- cita menjadi seorang seniman terkenal yang dapat menginspirasi banyak orang dengan karyanya.

Suatu hari Kay menerima email dari salah satu galeri kesenian terkenal yang mengundangnya untuk berpartisipasi dalam pameran lukisan yang diadakan di New York. Ini adalah kesempatan besar baginya untuk menunjukkan karya-karyanya di kota yang menjadi pusat seni dunia.



"Haah, ini adalah draft terakhir... kau pasti bisa menyelesaikannya Kayy! Ayo semangatt!!"

"Hmm, sebelum aku mengerjakannya... sepertinya ada beberapa hal yang belum kulakukan" Kay berpikir sejenak sambil melihat sekeliling sudut apartemennya. Netra itu menangkap secarik kertas yang berada di atas meja pantry.

"Ahh aku ingat! musik, sarapan, resume dan kopi! Bagaimana bisa aku melupakan ritualku sebelum melukis"

Kay melihat tape recorder yang ada di belakangnya dan menyalakan sebuah musik. "Musik, check! Selanjutnya sarapan..."

Kay berjalan kearah dapur, "Apa yang kita punya disekitar sini untuk sarapan?? Kurasa telur dan roti cukup, bukankah begitu?"

Dia mengambil sebutir telur dan memecahkannya di atas wajan yang sudah dipanaskan dengan sedikit minyak. Dia menambahkan sedikit garam dan merica untuk memberi rasa. Sambil menunggu telur itu matang, Kay mengambil dua lembar roti tawar dan memasukkannya ke dalam toaster. Dia menekan tombol dan menunggu sampai roti menjadi garing dan kecoklatan.

Setelah semua matang, Kay menyajikan telur dan roti tersebut di atas piring. Dia mengambil selai kacang dari lemari dan mengoleskannya di atas roti dengan pisau. "Itadakimasuu~~"

"Aku kenyang! sangat memuaskan!"

Oh tidak, sekarang aku merasa mengantuk karena kekenyangan. Kau tidak boleh tidur Kay, banyak hal yang belum kau selesaikan, ingat resume mu... Kau baru menyelesaikan setengahnya.


*****

SEDRAIN GALLERY

Dear Mr. Huta,

Hope this letter finds you right.

I'm a graphic designer and illustrator.

Art has been my passion all my life.

Hope you can consider me as one of your contracted artists next year.

Thank you.

*****


"Done!! Sekarang saatnya membuat minuman favoritku, Kopi!"

Kay kembali menuju dapur dan mengambil sebuah kantong kopi instan dari lemari. Dia menyukai kopi instan karena praktis dan cepat. Dia tidak perlu repot-repot menggiling biji kopi atau menyeduhnya dengan air panas. Dia hanya perlu menuangkan kopi instan ke dalam cangkir, menambahkan air mendidih, dan mengaduknya dengan sendok. Voila, kopi siap dinikmati.

"Waktunya melukiss!!"

.

.

.

.

.

.

.

BEHIND THE FRAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang