⟆ 𝟲

239 33 0
                                    

PRESENT ─── itoshi rin━━━━━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRESENT ─── itoshi rin
━━━━━━━━━━━━

[Name] terkikik saat melihat salah satu bocil komplek yang imut-imut sedang meminta bantuan padanya. Gadis itu mensejajarkan tinggi badannya dengan anak kecil itu dibelakangnya, mengarahkan korek api diujung kembang api sparklers anak itu dan mengarahkannya agar hati-hati bermain karena itu api.

Saat ini, [Name] dan adiknya keluar dari rumahnya. Bermain kembang api, yang dibelikan oleh ayahnya yang tak seorangpun mereka yang meminta, bermain dijalan komplek blok rumahnya. Banyak sekali anak-anak bermain kembang api pada malam hari ini.

Yah, hanya ada anak-anak. Seseorang yang seumuran seperti [Name] sama sekali tak ada di sini, pastinya mereka tak bermain kembang api karena 'itu bukanlah permainan untuk orang dewasa'. Tapi, itu tak membuat [Name] malu. Apa salahnya, ini hanya kembang api, untuk umur berapapun terbuka untuk semuanya.

[Name] senang adiknya sudah mulai berbaur lebih dekat lagi dengan anak-anak seumuran dengannya. Itu bagus, daripada adiknya seharian penuh bermain handphone. Lebih baik bermain keluar bersama teman-temannya.

"Ih kak! Liat kembang api adek warna warni!" ujar anak itu tadi sambil melambai-lambaikan kembang api sparklers nya.

"Iyaa, hati-hati jangan di goyangin dekat orang!"

Rata-rata, kebanyakan yang beramain kembang api jenis sparklers. Itu bagus, tidak terlalu membahayakan untuk anak kecil, namun tetap harus berhati-hati juga. [Name] tersenyum lebar saat mendengar dan melihat tawa anak-anak yang bahagia.

Di lain sisi, tetangga rumah sebelahnya tak ketinggalan dengan ini. Ia diam-diam berdiri beberapa langkah dibelakang gadis itu, menatap punggung [Name]—rambutnya kali ini dibiarkan tergerai.

"Bakal ada ga ya roman candle di idupin?" ujar gadis itu sambil menatap keatas, masih belum menyadari keberadaan Rin dibelakangnya.

"Ada."

"Ya Tuhan!"

[Name] terperanjat sambil menghadap kebelakang dengan terkejut, begitu melihat Rin dengan raut wajah tanpa emosinya ia langsung melayangkan pukulan dilengan lelaki itu.

"Lo kalo deket dengan gue, ngomong gitu kek misalnya sapa! Jangan tiba-tiba nongol terus nyahut, jan diam-diam kek maling!"

"Tampang gue emang kek maling?" Rin bertanya sambil mengusap lengannya yang terkena sambaran olehnya.

"Kagak sih.. ya lain kali tegur kek."

Rin mengangkat bahunya acuh. "Omong-omong yang kembang api roman candles bakal di hidupin."

"Tau dari mana lo?" tanya [Name], agak sewot saat melirik lelaki yang beranjak untuk berdiri disampingnya.

"Sae." lelaki itu melirik kearah jam tangannya. "Bentar lagi keknya, si lebah katanya yang idupin di blok belakang."

Seketika gadis itu tersenyum lebar, ia sangat menantikan kembang api meriah dilangit malam gelap ini. "Oooohhh!"

Baru saja [Name] mendongak keatas, suara kembang api roman candle terdengar jelas dan itu terlempar keatas. Warna warni menghiasi langit dengan pola melingkar, itu terjadi berulang-ulang kali.

Rin sama halnya mendongak keatas untuk melihat kembang api ini, tetapi ia juga melirik [Name] disampingnya yang berseri-seri saat melihat kearah langit.

Cahaya dari warna-warni roman candle memantul kearah mereka. Rin bisa melihat saat cahaya indah itu terpancar dimanik si gadis—semakin indah maniknya saat dilihat, semakin candu untuk ditatap.

Katakanlah ia menyukai saat memandang sang hawa, dia lebih tenang dengan senyuman lebarnya. Hanya saja, jika kita mengatakan padanya 'apa kau menyukainya, lebih dalam hal romantis?' ia akan mengelaknya setengah mati.

Tak perlu menutupi perasaan itu dalam-dalam, mau dilihat dari segi apapun sudah jelas bagaimana perasaan Rin pada [Name]. Hebatnya Rin, masih terus-menerus menyangkal perasaannya, menganggap pikiran dan hatinya hanya mengada-ada.

"Yah habis.."

Lamunan Rin langsung lenyap begitu saja saat suara [Name] terdengar di telinganya. Ia menatap bergantian kearah langit dan juga gadis disampingnya. Benar, sekarang langit terlihat sepi, tidak seperti tadi dimana saat ada kembang api meriah diatas sana.

"Pasti ada lagi, ga mungkin satu doang." ucapan Rin membuat [Name] melihat kearahnya.

"Oh iya! Mereka ga bakal puas itu kalo satu!" gadis itu berseru kemudian, teringat teman-teman mereka yang kelakuannya seperti bocah yang tak akan puas, apalagi tentang kembang api ini.

Tak lama setelah itu, kembang api kembali dinyalakan. Langit malam tak sesepi beberapa detik tadi, malahan kembang api serupa yang berbeda lokasi dihidupkan—membuat roman candle semakin banyak, kelap-kelip indah menghiasi langit.

"Ngeliat kembang api kek gini gue jadi nostalgia," suara gadis itu samar-samar terdengar karena suara kembang api yang berisik. "Keinget dia."

Rin yang mendengar ucapannya, walaupun agak kecil karena samar-samar, ia menangkap apa yang diucapkan [Name]. Ekspresi wajahnya tak sesantai tadi, kini digantikan dengan raut kesal yang tercetak jelas diwajah tampannya.

Lelaki itu sudah tahu siapa yang dimaksud 'dia' oleh [Name]. Ia mendengus kasar—tanpa sepengetahuan Rin, [Name] menangkap ekspresi pujaan hatinya yang gemas.

"Buat apa lo ngingetin dia? Ga pantes dia di nostalgia in setelah apa yang dia lakuin ke lo, udah bagus-bagus dia ga ganggu masa-masa sekarang lo."

[Name] masih setia menatap kearah lelaki disampingnya, menarik nafasnya sembari tersenyum tipis. "Mau gimana lagi, tiba-tiba ke inget aja. Salah dia yang tiba-tiba kepikiran sama gue."

"Ck, ga harus dia juga kali, banyak yang lain."

Ketika Rin berdecak malas dan menatap kearah anak-anak komplek yang bermain petasan dengan antusias, [Name] menatap kembali Rin dengan lembut—kali ini dengan senyuman menggoda.

"Baiklah Kakanda, izinkan Adinda memikirkan anda agar perasaan ku menghangat ketika melihat wajah tampan anda."

Rin bergidik, menatap ngeri kearah gadis disebelahnya yang tertawa. "Terserah."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


sori bgt cuyh chapter ini makin pendek 😁
mana lupa up kemarin

𝐏𝐑𝐄𝐒𝐄𝐍𝐓 ⤹ itoshi rin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang