Menyelamatkan Gaia

Start from the beginning
                                    

Gabriel perlahan menekuk kedua lututnya dihadapan Jordan.

“Lepaskan Gaia!” tekan Gabriel dengan sorot tajam namun tersirat permohonan di matanya. Jordan tersenyum puas.

Hajar dia!” Perintah Jordan kepada para anak buahnya.

Mereka memukuli Gabriel dengan balok kayu berkali-kali sedangkan Gabriel hanya diam tanpa perlawanan dan hanya menatap Gaia tersenyum. Dia tak ingin Gaia melihatnya kesakitan meskipun cairan merah pekat mulai keluar dari tubuhnya.

Gaia menatap Gabriel iba. Pikirannya kembali mengingat perkataan jiwa asli Gaia yang mengatakan bahwa dia telah menggantikan peran Anna. Seperti halnya penculikan ini yang seharusnya menjadi konflik akhir alur novel asli dan harusnya dialami Anna kini malah terjadi pada Gaia. Jika didalam novel asli akhirnya Anna selamat, akankah sekarang Gaia juga akan selamat?
Sejujurnya pertanyaan itu menghantui Gaia.

Dia tak tahan melihat Gabriel berkorban demi dirinya. Tanpa sadar satu tetes air mata Gaia mengalir. Dia ingin menyelamatkan seseorang yang selalu bersamanya dan senantiasa melindunginya, namun saat ini untuk melindungi dirinya sendiri pun dia tak mampu.

Brum  brum..

Sahut-sahutan deru motor dari luar rumah membuat mereka menghentikan aktivitasnya menghajar Gabriel.

“Apa itu Chiko? Padahal gue suruh datang sendiri, tapi beraninya dia membawa banyak orang!” geram Jordan.

Kelengahan mereka membuat Gabriel mengambil kesempatan merebut balok kayu dari salah satu anak buah Jordan dan memukuli mereka balik. Gaia pun tak menyia-nyiakan kesempatan merebut pistol Jordan dari tangannya disaat Jordan lengah.

Dor!

Dengan sisa tenaganya Gaia menembakkan pelurunya pada perut Jordan.

“Arg!” Jordan mengerang. Dia menatap Gaia terkejut karena gerakannya yang tiba-tiba. Gabriel yang melihat Gaia hampir tumbang pun langsung membuang balok kayunya dan menangkap Gaia yang sudah tak sadarkan diri.

Anggota Aderfia dengan dipimpin Chiko masuk membawa berbagai senjata tajam, tongkat bisbol bahkan obor api yang menyala.

Pandangan Chiko tertuju pada Gaia yang pingsan dalam rengkuhan Gabriel. Lalu pandangannya beralih pada Jordan yang berjalan tertatih hendak menusukkan pisau pada punggung Gabriel. Chiko dengan cekatan menendang perut Jordan membuat luka tembaknya semakin dalam.

Chiko mendekati Gaia dan mengamati keadaan gadis itu, rasa bersalah seketika timbul dihatinya. Gabriel menggendong Gaia ala bridal style lalu menatap Chiko.

“Gue tahu dia urusan lo, maka urus dia dengan baik. Kalau sampai gue bertemu dengannya lagi dalam keadaan hidup, gue sendiri yang akan membunuhnya dengan cara yang paling mengerikan!” tekan Gabriel tajam dengan kemarahan kepada Jordan yang telah menyakiti gadisnya. Chiko mengangguk.

“Lo bawa Gaia ke rumah sakit, biar gue yang urus sisanya,” tutur Chiko pada Gabriel. Tanpa berkata lagi Gabriel membawa Gaia pergi dari rumah itu.

Sementara anggota Aderfia lainya menghajar para anak buah Jordan. Chiko menyeret Jordan yang tak bertenaga ke mobil milik salah satu anggotanya dan membawanya ke gedung kosong dekat SMA Lima Sila, tempat pertemuan Gaia dengan Jordan sebelumnya. Chiko membawa Jordan ke rooftop gedung itu dengan menyeretnya tentu saja, mana sudi dia menyempatkan diri untuk memapahnya perlahan setelah perbuatannya kepada perempuan yang di sayanginya.

“Lo tahu tempat ini kan? Tempat Selya bunuh diri!” Tekan Chiko. Jordan melengos.

“Gue tahu meski cuma setitik, lo masih punya rasa bersalah atas apa yang lo lakuin pada Selya. Gue penasaran, Kenapa lo buang semua kesalahan lo ke gue? Apa lo benar-benar nggak pernah sekalipun mengakui gue sebagai adik?” Chiko menatap Jordan terluka.

Untuk beberapa saat Jordan masih diam, kemudian dia tertawa sumbang.

Jordan maju ke ujung rooftop, menatap kebawah dengan tatapan mata kosong. “Gara-gara gue Selya mati, padahal gue hanya ingin menyayanginya tapi gue malah membunuhnya. Gue gak bisa mencegah obsesi gue terhadapnya."

Kini setelah bertahun-tahun lamanya, satu tetes air matanya berhasil jatuh.

"Gue gagal jadi kakak yang baik buat lo,” lirihnya

Chiko terkejut, untuk pertama kalinya Jordan mengakui kejahatannya. Detik setelahnya Chiko melebarkan mata melihat Jordan yang menjatuhkan dirinya sendiri dari atas gedung. Dirinya menengok kebawah melihat tubuh Jordan yang sudah berlinang darah dengan mata tertutup.

“Jordan gue kasian sama lo, tapi ini tak sebanding dengan banyaknya nyawa yang lo bunuh,” lirih Chiko

_____________________________________

Sekian satu part kelanjutannya. Part selanjutnya akan update tergantung vote dan komentar kalian😁

Part selanjutnya kemungkinan adalah ending dari cerita ini jadi jangan sampai ketinggalan ya readers😉

Mungkin dari kalian ada yang mau request cerita baru setelah Mencuri Peran tamat?

Terimakasih atas vote dan komentarnya:)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 25, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MENCURI PERAN (Terbit)Where stories live. Discover now