BAB 1 PRIA BERJUBAH HITAM

3 0 0
                                    

April, 2014. Untuk pertama kalinya keseluruhan pulau Jawa dituruni hujan salju, suatu fenomena alam yang tidak hanya sekedar mengejutkan banyak pihak dari berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, tapi juga berimpas dengan semakin banyaknya pesawat-pesawat asing yang hilir mudik dan kapal-kapal kargo yang datang untuk menyuplai sandang dan pangan bagi penduduk Jawa yang cukup gelagapan dan tidak ada persiapan dengan berubahnya peta geografis di Indonesia. Semua ini memang sangat di luar nalar dan tidak terprediksi sedikit pun oleh teknologi apa pun, walau saat ini kita hidup di zaman yang serba canggih. Oleh karena inilah, banyak kalangan, khususnya di pulau Jawa sendiri menghubung-hubungkannya dengan kemistisan. Tapi hipotesa dari riset para ahli Eropa yang berdatangan ke Indonesia sendiri menyatakan fenomena ini diakibatkan oleh pergerakan tiga lempeng induk Indonesia secara drastis, yang membuat garis khatulistiwa pun bergeser dan untuk pertama kalinya di tahun ini, Indonesia dituruni hujan salju dan mereka menyatakan Indonesia sepertinya akan memiliki empat musim setiap tahunnya.

***

Sudah ketiga kalinya dalam kurun waktu seharian penuh ini seorang anak laki-laki berusia sekitar enam belas tahun, dengan tinggi badan sekiranya seratus enam puluh delapan sentimeter, berkulit sawo matang, dan memiliki rambut ikal berwarna hitam; berpotongan pendek pergerakannya di rumah selalu diamati oleh seorang pria berjubah hitam selalu berdiri di atas tembok besar setinggi lima meter yang memisahkan tempat tinggalnya dengan pinggiran hutan. Menurut ceritanya, terlebih masyarakat Indonesia yang selalu memegang teguh dan mempercayai takhayul dan begitupun dengan tetangga-tetangganya selalu mengaitkan hutan itu dengan keangkerannya. Baginya sendiri itu bukan sebuah persoalan besar, keangkeran hutan itu hanya sebab dan akibat dari semua penduduk di tempatnya tinggal terlalu mempercayai takhayul dan pada akhirnya semua itu berdampak pada pola pikir dan perilaku penduduk yang selalu diselimuti ketakutan, dan baginya doktrin seperti itu tidak akan mempengaruhi pikirannya.

Rumahnya yang bergaya indis paduan dari vernicular Indonesia dan Eropa yang tergolong mewah dan antik mungkin akan menyorot perhatian orang-orang yang bisa jadi saja sedang mengambar bagaimana situasi dan cara membobol rumahnya. Sebelum ayahnya meninggal dunia, ia dan keluarganya memang termasuk orang yang terpandang. Ayahnya dulu merupakan seorang pengusaha yang tiba-tiba saja suatu waktu sebuah kesialan menimpa ayahnya dan tak lama setelah itu ayahnya pun jatuh sakit. Rumah ini adalah satu-satunya peninggalan yang bisa terselamatkan dari kebangkrutan bisnis ayahnya.

Dari ruang dapur tempatnya melihat pria misterius tadi, ia segera bergegas menuju kamarnya untuk mengambil dan mengenakan beani hat dan sweater rajut yang tergantung di pintu kamar. Di depan teras rumahnya terparkir satu motor matic dan sepeda lipat yang sering ia gunakan untuk bersantai menggelilinggi perumahan. Ia segera menaiki sepedanya dan bergegas menuju rumah salah seorang temannya yang berada tidak terlalu jauh dari rumahnya.

***

Dari pandangan matanya yang sekali-sekali tertuju memperhatikan hamparan langit, malam ini bulan selalu tertutupi oleh awan hitam yang terus bergerak, sepertinya hujan akan segera turun, gumamnya. Sayup-sayup suara adzan isya terdengar dari kejauhan. Selang tidak beberapa lama, ia akhirnya tiba di perkarangan rumah temannya yang sekiranya bisa untuk memarkirkan empat truk tronton sekaligus. Temannya ini pernah mengatakan sesuatu hal tentang bagaimana ayahnya membangun rumah bergaya indis ini dahulu. Itu semua tak lebih dari kerjasama bisnis ayahnya dengan pengusaha Eropa dan pengusaha itu secara tidak langsung mempersuasi ayahnya untuk membangun rumah bertipekan kelas eropa. Cukup ironi, walau awalnya terkesan ikut-ikutan, tapi pada akhirnya ayahnya pun mungkin saja menikmatinya.

Agak sedikit kelelahan, ia berusaha memanggil temannya dengan tersenggal-senggal. Dari balik pintu megah rumah, seorang anak laki-laki bertubuh mungil, berambut sepanjang sebahu, dengan alis mata tebal dan bola mata berwarna hitam pekat keluar. Ia memarkirkan sepedanya tepat di sebelah pakan kuda milik temannya yang bernama Arlan. Mereka berjalan memasuki ruang utama rumah dengan segala macam furniture mewah bergaya Art nouveau dan menaiki sebuah tangga berdiameter sebesar empat orang dewasa yang melengkung dan terbuat dari kayu jati mengarah langsung menuju kamar Arlan di lantai selanjutnya. Sesampainya di depan kamar Arlan, sepertinya kedatangannya telah ditunggu oleh seorang temannya lagi.

10Where stories live. Discover now