⊹ 11| Violin Concerto No. 11 in D Minor: III - Allegro ⊹

18 7 22
                                    

⊹ 11 ⊹Violin Concerto No

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

11
Violin Concerto No. 11 in D Minor: III - Allegro
Arbre de la Vie
Tree of Life

✦ ✦ ✦

Penggunaan kata pohon baru terlihat masuk akal ketika menatap langsung pemandangan ini. Bila dapat dibandingkan, serupa dengan film fantasi mengenai alien bertubuh biru. Kemewahan alamnya sangat serupa, asing, mewah, juga memanjakan mata. Kumpulan pohon yang menjadi fokus, sangat menonjol di antara hutan rimbun ini. Sebab, tidak hanya dedaunan, batang, hingga akar pun bersinar redup di tengah malam. Sinarnya tidak seterang surya kembar, mirip sukma milik dunia ini, emas lembut.

Semakin dekat rasanya seperti menyelam lebih dalam pada sebuah pertunjukkan drama. Detail kisahnya semakin jelas dengan ragam kehidupan yang berlalu-lalang di sekitar pohon bercahaya. Terdapat banyak cabang pohon kokoh dengan lubang di mana keluarga kecil menetap, atau dudukan tempat sarang hangat tersimpan nyaman, ada juga yang membuat sarang indah di daratan. Kepala-kepala mungil yang minim bulu, atau bagi beberapa yang lain masih memiliki bulu bayinya, mengintip dari tepi sarang berharap orang tua mereka kembali.

"Oi!" Daina menoleh cepat, sempat kehilangan keseimbangan sebentar sebelum kembali mengepak sekuat tenaga. Entah mengapa rasanya seperti bertemu sapa dengan orang di jalan, sangat kasual. Apa justru begini sebenarnya percakapan antar burung yang tidak terdengar telinga manusia.

Penghuninya adalah kisah lain yang membutuhkan puluhan ensiklopedia sendiri. Burung yang saling menyapa ini beragam, dari kecil hingga sebesar burung unta yang sigap menjaga perbatasan bersama para angsa di daratan, serta burung bangkai yang menjaga udara. Bila Daina sanggup mengangkat kepala tinggi, ia dapat menangkap bangsa Aquila, kumpulan burung elang gagah yang bertugas mengawasi bahaya dari kejauhan. Ini adalah komunitas kecil yang kompleks juga penuh akan kehidupan.

Sayap yang mengepak bersama Daina beragam bentuk juga warna. Mereka yang memiliki sayap besar hanya mengepak sesekali, yang terlihat anggun dalam mata Amethyst Daina. Sedangkan mereka yang lebih kecil mengepak sekuat tenaga seakan setiap detiknya mencapai puluhan kepak, sama seperti apa yang gadis itu lakukan. Terbang bersama kawanan burung ini membuat dirinya seakan bagian dari mereka.

Tidak sengaja tepi mata Daina menangkap mereka yang sedang berjajar di ujung tebing tinggi demi mengajarkan burung kecil untuk terbang, yang bila terjatuh nyawa pun ikut hilang bersamanya.

"Beruntung kau tidak belajar seperti itu," timpal Lufhen, berhasil membuat Daina bergetar.

Kehidupan di tempat ini tidak hanya ramai di udara, juga banyak yang senang menjelajah daratan. Umumnya mereka yang tidak menggunakan sayap adalah tipe burung dengan bulu-bulu yang luar biasa cantik. Dari macam ayam—ya, ayam. Aneh, tetapi begitulah adanya—hingga merak, yang setiap ekor megahnya terbuka maka keluar percik cahaya, serupa jamur yang sedang menebar sporanya.

That Bird Who Yearn the SkyWhere stories live. Discover now