•¹⁰ ~ Kebebasan?

4 0 0
                                    

"Bagaimana aku mau mendapatkan anak itu?! Sementara kerajaan disana sangat suram! Seperti tempat pembuangan para elf"ucap Naka membuat Pengawal di sana menghela nafas.

"Tapi apa boleh buat? Ini tugas Yang mulia ratu, kita harus menyelesaikan nya bukan?"tanya Pengawal itu bernama Xavier, Naka mengangguk mengiyakan.

Walaupun dirinya sudah menjadi kaisar di daerah nya, ia tetap menghormati ratu yang pernah menjadi pemimpin dan penyelamat di masanya, Ia tetap di anugerahi pangkat Jendral terdepan dalam sejarah.

"Baik, Suruh yang lain bersiap! Aku akan ke Sana segera"

Xavier menghela nafas lagi lalu berjalan lelah, "Di suruh lagi di suruh lagi"ucap nya membuat Naka menatap nya nyalang.

"Apa hah?!"

Xavier menggeleng dan panik langsung pergi, "Padahal dulu kita berteman baik" gumam nya

.
.
.

Malam tiba Juna meringkuk di ranjang Saraga untuk tidur, Ia merasakan diri nya seperti kucing yang di kurung, tidak bisa keluar, ia memohon kepada siapa pun untuk membebaskan nya, tapi tetap saja Saraga tak membebaskan nya.

Juna berencana kabur malam ini, Tapi ia urungkan karena bisikan aneh yang masuk tanpa permisi ke dalam pikiran nya.

"Arjuna, tenanglah.. kau selamat"

"Siapa kamu?"tanya Juna heran, untung Saraga tidak ada jadi ia tak usah malu, karena kelihatan dari segi fisik Juna seperti orang gila yang berbicara sendiri.

"Kamu lupa suara ku?"

"Emangnya kita pernah kenal?"

Di sana Naka mengerutkan dahi nya, "kau Arjuna Narendra bukan?"

Juna sedikit tersentak dan tersenyum akhirnya ada yang membantu membebaskan nya.

"Aku em.. a-aku orang yang tak sengaja bertukar tubuh dengan Arjuna, Nama ku Juna J.william"ucap Juna.

Naka menghentikan sihir nya sebentar dan memikirkan sesuatu, pantas saat ia lihat di jendela Juna yang ia lihat memiliki rambut berwarna Putih, bukan berwarna coklat.

"Apa karena kesalahan pada alam?" Tanya Naka membuat Juna mengangguk pelan, "iya, ada orang bilang ini salah alam dunia gitu deh"ucap Juna.

Naka tersenyum, "kau ingin bebas?"

"Hum, tolong bebaskan aku"

"Sebentar ya adik kecil, kau pasti bebas"

.
.
.
.

Tok tok tok

"Naon si kehed?!"

Ceklek.

Daren membuka pintu dan melihat Juna yaitu nama aslinya Arjuna Narendra menatap dirinya dengan polos sembari memeluk boneka nya.

"Kenapa Lo kesini?"tanya Daren, Juna menunjukan giginya dan tersenyum, "aku takut tidur sendiri"ucap Juna, Daren membuka pintu nya menyuruh Juna masuk ke dalam kamarnya.

Tadi sore mereka sempat bertengkar dan Juna kalah lalu Juna pun di suruh tidur di sofa, "Kamu mirip Tuan Naka"ucap Juna membuat Daren mengerutkan dahinya.

"Naka? Mirip sama si monyet"ucap Daren, Juna menoleh ke arahnya, cahaya minim membuat ia sulit melihat di mana Daren, Daren pun memeluk pinggang Juna dan mengambil ponselnya.

"Monyet siapa?"tanya Juna sembari berbisik, Daren terkekeh dan mencari foto teman nya, "temen gue, nama yang Lo sebut hampir sama kayak temen gue"ucap Daren sembari menunjukan foto Teman nya yaitu Nazkara.

Juna membulatkan matanya, "Ini emang tuan Naka!"ucap nya membuat Daren menatapnya dalam cahaya minim di kamar itu, hanya cahaya yang masuk di sela sela jendela.

"Junaa, Lo tau kan di alam sini sama di alam kingdom itu banyak orang yang sama"ucap Daren membuat Juna mengangguk, "aku ngantuk"ucap nya dan langsung Daren menoleh peka menaruh ponsel nya menidurkan tubuh Juna dengan pelan di ranjang.

"Tidur, besok kita pergi"ucapnya di telinga Juna, Juna menatap matanya, "kemana?"tanya nya.

.
.
.

Daren terbangun karena alarm dari benda sebesar Headset itu, ia mengambil nya dan menekan nya disana, "kenapa? Pagi banget sat"ucap Daren.

Terdengar kekehan dari bibir Juna J.william di sana, "hehe tapi disini udah jam 8"

Daren menoleh ke jam, "ya disini baru jam 6 pagi Cok"ucap Daren.

"Em Daren"

"Naon?"

"Gue kangen Lo"

"Ha-"

Tut

"Juna"

Juna tersentak saat pintu terbuka dan menampilkan Saraga yang menatapnya dengan dalam, "ah iya kenapa?"tanya nya menatap takut Saraga sembari menggenggam benda itu erat.

GREB!

Juna terkejut kala Saraga menarik nya ke lemari, Saraga mendorong lemari itu dan menampilkan pintu berwarna coklat di sana, Ia membuka pintu itu dan terlihatlah ruangan yang tak terlalu luas namun nyaman.

Banyak sofa di sana dan banyak foto juga terpajang di sana, "He-"

"Kau diam disini, Adik ku mencari mu untuk di nikahi, lebih baik diam disini sebelum kau tinggal bersama dirinya di neraka"ucap Saraga langsung menutup pintu kembali dan mengembalikan lemari seperti semula.

Juna menghela nafas, Ruangan ini berdebu, ia melihat foto foto di sana, "A-Apa?"

Disana terlihat foto Arjuna Narendra yang mencium bunga Daffodil, ia juga melihat foto Arjuna Narendra sedang duduk di taman.

"Apa Lo rencanain brengsek!"

Entah kenapa dirinya sangat kesal, dia ingin sekali menyeruak semua rahasia Saraga, ia pun menunggu Saraga kembali sambil duduk di sofa.

Cara duduknya sama seperti foto Seseorang di dinding belakang sofa itu, seperti nya itu adalah Tuan Narendra, yaitu ayah dari Arjuna Narendra.

Entah bagaimana Saraga mengambil foto itu.

FLASHBACK ON

"BERHENTI KAU!"

Naka berlari dengan kencang sembari memegang pedang nya erat, banyak darah bercucuran di pelipis nya, ia tak peduli dirinya lebih peduli dengan Arjuna Narendra yang di culik oleh Saraga dengan menggunakan kuda.

Setelah sampai di kerajaan, Saraga ingin cepat memasukan Arjuna ke dalam ruangan rahasia nya di balik lemari, namun ia tertegun kala melihat Tuan Narendra menatap nya datar sembari duduk di sofa.

Alat sihir yang Teman Saraga beri tak sengaja mengambil gambar Tuan Narendra membuat foto itu tercetak begitu saja.

"T-Tuan"

"Lepaskan anak ku dasar bajingan!"

FLASHBACK OFF

Dan saat Saraga melihat Foto itu ia langsung mencetak nya dengan besar dan menaruh bingkai di dinding dengan foto tuan Narendra yang sangat besar, Itu adalah kenangan tersebar ketika ia menghadapi dua kerajaan sekaligus.

Itu adalah masa masa kenangan di mana ia membekap Mulut Arjuna agar tak berteriak.

Terdengar pertengkaran di luar, namun mata Juna sudah buta, ia sudah kalut dalam emosi dan memilih diam menunggu lelaki jangkung itu datang.

Ceklek

"Hahh ay-..kau"

Saraga terdiam, rasanya seperti Dejavu mendatangi nya, Juna duduk dengan satu kaki di naikan ke kaki satunya dengan menopang dagu nya sembari menatap Datar Saraga.

Saraga bisa melihat aura kemarahan dari Juna dan juga bayangan Penjaga di belakang Juna yaitu tuan Narendra, "Apa yang kamu rencanain?"tanya Juna to the poin.

"Ak-ahkk!! Saraga!!"

.
.
.

Muach tbc

The Prince | RENJUNWhere stories live. Discover now