"Oh ya!?." Gabriel hanya berdehem.

Vina yang melihat kelakuan anak nya menggeleng kan kepalanya "Lucu." gumam Vina dengan penuh senyuman dibibir nya.

Setelah selesai makan Zitlan dan Vina langsung kekamar untuk membersihkan diri begitu juga dengan Gabriel.

.
.
.
.

BRAKK!!

"SIALAN!! Ternyata selama ini Darren dan bocah gay itu menjalani hubungan pacaran." Barang-barang berserakan dilantai akibat ulah Sabrina.

Sabrina menatap dirinya kearah cermin milik nya terlihat wajah merah akibat marah dan mata yang mengeluarkan air mata, dengan kesal Sabrina memukul kaca milik nya hingga pecah.

Air merah mengalir dengan deras di tangan Sabrina entah karena cemburu atau apa Sabrina sama sekali tidak merasa kan sakit atau berdesis karena kesakitan.

Kebal juga ya buk.

Sabrina melihat tangannya dengan senyum miring nya "Liat aja apa yang bakalan gue lakuin ke lo.. Gabriel." Sabrina kembali melihat dirinya dari pantulan cermin dengan tatapan tajam dan penuh dendam.

"Tunggu tanggal main nya."

.
.
.
.

"Ayahhh!." Gabriel memeluk Zitlan yang sedang mengerjakan kerja kantor nya, Gabriel melepaskan pelukannya tapi ia memindahkan dirinya ke pangkuan ayahnya dengan mengalungkan tangannya ke leher Zitlan.

Zitlan dengan senang hati menegang pinggang Gabriel untuk menjaganya agar tidak jatuh.

"Kenapa? hM, tumben banget manja sama ayah." Gabriel memancungkan mulut nya membuat nya terlihat mengemaskan.

"Gak tau, pengen aja. Ayah! ayah kenapa sih sibuk banget sama kerjaan nya?."

"Loh ayah kerja kan buat Gabriel anak ayah yang paling ngemesin." Zitlan mencolek hidung Gabriel.

"Ohh! gitu?." Zitlan dan Gabriel menoleh kearah sumber suara "mamah gak di ajak, ya udah." Vina membalikkan badannya berharap untuk dicegah oleh kedua orang yang berada di sofa.

"Mamah memang gak diajak." Vina memberhentikan langkah nya.

Padahal gak ada ngelangkah sama sekali.

Vina membalikkan badannya "Mau mamah kutuk kamu jadi babi kayak Malin Kundang?."

"Batu mah!." koreksi Gabriel "Mamah tuh sebenernya sekolah gak sih? masa gitu aja gak tau."

"Suka-suka mamah lah, kok ngatur."

"Kalo itu bukan mamah Gabriel udah Gabriel tendang masuk got." Gumam Gabriel yang masih bisa didengar oleh Zitlan.

"Husss... gak boleh ngomong gitu." tegur Zitlan ke Gabriel.

"Hah!! nge-gibahin mamah ya!?."

"Huuuu.... mamah sok tau."

"lah memang mamah tau."

"Kalo tau, apa coba yang Gabriel sama ayah omongin."

Headmaster [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang