T i g a B e l a s

235 31 10
                                    

Mulai menulis cerita anda

New keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepalanya, ia hanya menggeleng kecil saat melihat Tay masih tertidur nyenyak. Ia bersiap karena ada kelas pagi sementara Tay hari ini sedang tidak ada kelas.

"New?"

"Hm." New hanya berdeham, ia melihat bayangan Tay dari cermin. 

"Ada kelas?"

"Iya, aku kelas pagi. Nanti pulang aku harus mengerjakan tugas di tempat Perth jadi kemungkinan aku akan pulang dengan Perth hari ini ya."

"Tunggu," Tay beranjak bangun, segera ke kamar mandi dan sepuluh menit kemudian pemuda itu keluar, memakai kaosnya dan mengganti celananya dengan celana jeans pendek. "Aku antar, Hin. Kau sudah siap?"

"Sudah."

"Kita beli sarapan dulu supaya kau sarapan di kampus ya, nanti pulang dari Perth kabari saja, nanti aku jemput."

New tersenyum. Tay memang selalu semanis itu meski dia kadang menyebalkan. Dia tidak mau kalau New pergi kemana-mana sendiri. Sebisa mungkin, meski kadang sedang nongkrong, Tay akan mengantar atau menjemput New lalu kembali berkumpul bersama teman-temannya.

Romantis kan?

Namanya juga cinta mati.

Hehehehhe....



. . . . .


BRAAAKKKK...

"Apa lagi sih, tua?" Tanya Tay kesal. Dia baru saja mengantar New dan melipir ke tempat Arm. Pantatnya baru saja menyentuh sofa tapi Off sudah menutup pintu dengan kasar.

Keinginannya untuk makan bubur ayam jadi hilang, kan.

"Aku baru saja akan menemui Gun tadi pagi dan sudah melihatnya berjalan dengan Oab, sialan! Oab merangkul anak itu dan mereka tertawa-tawa seolah-olah aku tidak ada di sana! Pesanku bahkan hanya di baca dengan Gun seharian padahal kemarin dia masih membalas."

"Sabar, meung." Sahut Arm, memberikan kedua sahabatnya itu masing-masing satu botol air dingin.

"Aku pusing, Arm. Setiap aku lihat instagram Gun, anak itu pasti ada di belah dunia lain. Jam 4 sore dia nongkrong dengan New, jam 6 dia sudah di salon bersama salah satu pria yang mengincarnya, jam 8 malam dia pergi nonton dengan pria yang berbeda, jam 11 dia party, jam 2 dia ke club. Sudah seminggu ini, hampir setiap hari isi instagramnya selalu pergi dengan laki-laki. Bright, Dew, Nani, Mond, Pond, Luke, Joss, siapalah itu. Bahkan kemarin kau dan Gun juga pergi ke club berdua kan, Arm?"

"Huii meung, aku dan Gun memang sering pergi ke club." Arm membela diri.

"Kan sudah aku bilang, yang suka dengan Gun itu banyak. Mereka sedang berlomba mendapatkan primadona kampus." Sahut Tay sembari memakan buburnya.

"Aku bahkan tidak punya kesempatan untuk bicara berdua. Kalian tau, hampir seminggu ini aku mengajaknya bertemu tapi selalu di jawab 'Phi, aku mau nonton dengan Bright', 'Phi. aku ada janji dengan Sing', 'Phi aku ada kegiatan amal dengan P'Leo', 'Phi aku mau jalan-jalan dengan New.' dan beribu alasan lain." Keluh Off sembari menirukan suara Gun.

"Datang saja kerumahnya." Ucap Tay.

"Sudah, tapi dia selalu tidak di rumah. Sekalinya dia di rumah, aku sudah keduluan dengan yang lain."

"Masa usahamu segini saja," Cibir Arm. "Baru seminggu sudah mengomel."

"Ya terus aku harus apa? Kalian juga tau kalau Mild ngambek dulu aku sering bodo amat." Off memijat dahinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[OffGun] Club Pecinta Gun Where stories live. Discover now