Kami bertiga mengucapkannya. A adalah sebuah bagian dariku begitu juga D. Kami tidak dapat dipisahkan, kami hanya saling melengkapi di dalam satu tubuh ini.
Pada dasarnya aku tidak memerlukan tempat untuk menulis tentang diriku sendiri. Aku hanya perlu membuat mereka berdua ikut berbicara. Aku hanya butuh mereka mengatakan apa adanya kepadaku.
'Akhirnya kau mengatakannya Al'
'A-akhirnya kau bisa memahaminya juga Al'
Benar.
Tulisan ini berakhir di sini.
'Terima kasih kalian sudah mau mampir kemari.' Ucapku kepada mereka berdua.
'Sa-sama-sama Al!'
'Tidak masalah, Al.'
Mereka berdua kemudian bangkit lalu pergi dari ruangan gelap nan hampa milikku ini.
'Oh.. kapan-kapan izinkan aku mendekorasi ruanganmu agar tidak monoton seperti ini, mungkin tambahan darah atau mungkin stiker grafis tema kucing' canda D sebelum akhirnya ia lenyap ditelan oleh kegelapan ruanganku.
Aku akhirnya bangkit dari tempat dudukku dan membereskan kekacuan yang terjadi.
Aku mengembalikan meja dan mesin ketik di tempatnya semula. Perlahan aku menyusun kertas-kertas yang berserakan. Tulisannya selesai dan aku sangat senang.
'Semuanya terjadi baik-baik saja bukan?' suara itu kembali.
Aku tidak meresponnya.
'Aku melihat kau akhirnya berbaikan dengan dirimu yang lain.'
'Sepertinya... aku lebih suka menyebutnya genjatan senjata.'
'Sayang sekali jika kau tidak sepenuhnya berdamai, sepertinya akan jauh lebih baik nantinya jika tadi kau menyelesaikan semuanya.'
'Memangnya kau tahu apa?' aku mulai tersinggung dengan perkataan itu.
'Kau masih naif sepertinya ya... kau tidak belajar dari perkelahian barusan.'
'Apa maksudmu? Memangnya kau siapa?'
'Perkenalkan, aku adalah waktu.'
![](https://img.wattpad.com/cover/356907770-288-k867831.jpg)
BẠN ĐANG ĐỌC
DENI_L
Tâm LinhDua puluh satu tahun adalah waktu yang telah kuhabiskan dalam hidup ini. Dari awal kehidupanku hingga saat ini semuanya telah banyak berubah di dunia ini, salah satunya diriku. Kehilangan, pencapaian dan cinta merupakan hal-hal yang telah membentuk...