Jimin dengan sekuat tenaga mencoba membangunkan Seokjin. Setelah si tampan menyahuti panggilannya, Jimin mencoba membopong bahu dan lengan sebelah kanan ia sampirkan pada tubuhnya. Membawa Seokjin pergi dari neraka yang hampir membuatnya dilecehkan.


































___

"Kim Seokjin bodoh, hikss. Istrimu sedang hamil besar tapi kau masih saja bodoh! Hikss."

Jimin mengendarai mobil mewahnya sembari menangis sementara Seokjin kembali tertidur di kursi penumpang.

"Kenapa orang baik dan orang bodoh itu gak ada bedanya? Hiksss. Kookie-ku yang malang."

Ia terus mengoceh ini-itu hingga mereka tiba di kontrakan. Membangunkan Seokjin dengan kasar lalu ia menyuruh Seokjin agar merapikan kemejanya. Jimin juga menceritakan peristiwa yang sempat menimpanya beberapa waktu lalu hingga membuat Seokjin terdiam tanpa kata. Jika bisa, ia tak ingin lagi pulang ke rumah-nya. Tak ingin lagi menemui Jungkookie-nya. Seokjin malu, bahkan ia merasa tak pantas menjadi seorang ayah dari bayi yang dikandung Jungkook. Namun ia tak punya banyak alasan kecuali menerima semua kenyataan. Coba saja kalau ia tak lagi pulang, pasti Jungkook akan mencarinya. Coba saja kalau ia tak lagi sanggup bertatap muka dengan sang istri, pasti Jungkook akan merindukannya. Coba saja jika ia lari dari si kecil, pasti bayi tersebut akan kehilangan sosok ayah pada dirinya. Seokjin akan semakin berdosa dengan kemungkinan-kemungkinan yang tengah ia 'jikalau-kan'.

"Kamu harus jujur sebelum Kookie tau dari orang lain kak."

"Aku gak bisa Jim. Aku takut. Kookie akan sangat kecewa dan aku gak mau dia ninggalin aku Jim."

"Aku tau dia pasti marah dan kecewa tapi Kookie pasti maafin kakak. Jadi tolong- tolong jujur."

Seokjin tak mengindahkan permintaan Jimin. Ia tau, ia terlalu pengecut sebagai seorang kepala keluarga. Belum lagi kenyataan bahwa seseorang selain Jungkookienya telah menyentuh beberapa bagian tubuhnya sungguh membuat Seokjin frustasi. Ia merasa mual membayangkan bahwa tubuhnya terjamah oleh tangan lain, bahkan -bibir wanita lain.

"BRENGSEK!"

"Ya, sebuah umpatan berhasil keluar dari mulut seorang Kim Seokjin saat ia mencoba menyalurkan amarahnya dengan sebuah bantingan keras pada pintu mobil milik Jimin hingga membuat sang empunya terlonjak. Baru sekali ini sepertinya Jimin melihat aura Seokjin yang begitu dingin dan murka. Bahkan seluruh wajahnya memerah menandakan amarah luar biasa tengah menyelimutinya.

Jimin yang khawatir dengan keadaan sahabatnya lantas bergegas membuntuti si tampan Kim.

"Kak Seokjin tunggu!"

Namun dengan segera Seokjin kembali membanting pintu rumahnya dan tak membiarkan seorang pun masuk dalam teritorinya.

























































Lalu taukah kalian apa yang akan Seokjin perbuat setelah ini? Coba pikirkan apa yang dapat membuat amarah seseorang Kim Seokjin lenyap? Jawabannya adalah ..... Jungkook.













































































-tbc-





Gimana gaes? Seokjin marah. Serem g? 🥲 aku ngetik ini kok sambil deg2an ya. Takut.. karakter Seokjin kalau marah emang ngeri sih ya.
Oiya, doain bisa double up ya. Eheee. Karena chapter selanjutnya kayaknya bakal edit2 doang. Tp itupun kalau pekerjaanku selesai tepat waktu 🙇‍♀️ terimakasih atas umpatan2 di chapter sebelumnya karena itu bener2 bikin mood aku naik dan cepet2 pengen klimaks in bagian ini wkwkkw.

Stay With You ✅️Место, где живут истории. Откройте их для себя