[Side Story 1] Count Pervaz yang Baru

1K 68 1
                                    

Segera setelah penobatan resmi Carlisle, sebuah pertemuan diadakan untuk memberikan penghargaan dan hukuman untuk para keluarga bangsawan.

Keluarga-keluarga yang secara aktif membantu Beatrice dan Marthius dilucuti dari gelar dan harta benda mereka disita. Kuil Elahe mengembalikan sebagian besar tanah yang dipinjamnya tanpa batas waktu karena statusnya sebagai agama negara.

Dan keluarga-keluarga yang tetap setia kepada Carlisle sampai akhir diberi penghargaan sesuai dengan jasa mereka.

Di antara mereka ada Cecilia, putri dari Count Dupret dan Baron Decker Donovan yang belum pernah terdengar namanya.

"Dengan ini, atas nama Kaisar, saya menyetujui hak suksesi kepala keluarga Count Dupret kepada Cecilia Dupret."

Saat Carlisle mengumumkan dan membubuhkan stempelnya pada dokumen tersebut, orang-orang bergumam dengan takjub.

Ini adalah pertama kalinya seorang wanita berhasil meraih gelar sebagai pewaris dalam sebuah keluarga bangsawan, saat dia masih memiliki saudara laki-laki yang masih hidup.

"Apa yang terjadi jika Nona Cecilia menikah?"

"Tidak hanya suaminya tetapi anak-anaknya semuanya akan menjadi Dupret."

"Saya tidak bisa membayangkan. Bukankah pria yang menikahi Nona Cecilia akan menjadi Count Dupret?"

"Tidak, tidak. Count Dupret tetap menjadi gelar Nona Cecilia, dan pria yang akan menjadi suaminya akan dikenal sebagai suami Count Dupret."

"Wah, siapa yang mau menikah seperti itu yang melukai harga diri pria? Tunggu dan lihat saja. Karena calon suaminya nanti sama saja seperti akan mengambil gelar Count."

Mereka yang tidak mengetahui karakter asli Cecilia meremehkannya dan menertawakan Count Dupret karena melakukan itu sama saja dengan menyerahkan nama keluarga kepada keluarga lain.

Tapi Asha percaya pada Cecilia.

"Mereka semua tidak mengenal Cecilia Dupret."

Dari tiga bersaudara, Cecilia adalah satu-satunya yang memiliki akses langsung ke Dovetail, kelompok intelijen dari keluarga Count Dupret.

Dia juga yang paling cerdas di antara ketiganya, dan orang yang membuat pilihan yang tepat pada saat krisis.

Apakah naif atau bodoh jika berpikir bahwa wanita seperti itu akan terpengaruh oleh suaminya?

"Mereka akan segera tahu bahwa aku bukan orang yang mudah ditipu."

"Kalian semua harus menyadari bahwa Nona Cecilia memiliki temperamen seorang pejuang."

"Terima kasih telah menyadarinya walau terlambat. Apakah ada mangsa yang lebih mudah daripada musuh yang lengah?"

Cecilia tertawa terbahak-bahak.

Ada orang yang mengejeknya dengan 'waktu terbaiknya sudah berlalu', karena usianya sudah 25 tahun. Tapi Cecilia mendengus secara terang-terangan di hadapan mereka. Dia masih wanita tercantik di masyarakat, pewaris Count Dupret dan bahkan orang kepercayaan terdekat Permaisuri. Dia tidak menyesali apapun.

Mata pria lajang yang mengincarnya bersinar seperti sekawanan kucing liar, tetapi jelas bahwa Cecilia yang berpengalaman tidak akan mudah menyerah pada godaan apa pun.

"Kalian berdua ingat janji saya untuk menjadi sekutu Yang Mulia yang paling dapat diandalkan, bukan? Aku tidak akan mengecewakan kalian."

Mata Cecilia berbinar-binar karena ia akhirnya bisa melakukan sesuatu, daripada terintimidasi oleh keraguan, cemoohan dan sindiran orang-orang di sekelilingnya.

The Age of Arrogance / City of Arrogance (Naver Series Novel)Where stories live. Discover now