Jungkook sama sekali tak keberatan. Dari dulu ia memang ingin memanjakan 'kak Seokjinnya'. Walaupun selalu berakhir dengan ia yang ditimang-timang. Sekarang Jungkook pikir sudah saatnya ia mewujudkan impiannya sendiri. Namun tak dipungkiri juga, dengan sifat Seokjin yang seperti ini membuat Jungkook berlipat kali merasa kelelahan sebab bisa dikatakan ia sudah memasuki trimester akhir.

Setelah meletakkan handuk di sebelah pintu kamar mandi, Jungkook kembali ke dapur dan memasukkan botol air minum yang belum tersentuh tadinya. Sebelum sepasang lengan memeluk pinggangnya dari balik tubuhnya.

"Kak, rambutmu basah. Cepat keringkan nanti masuk angin!"

Lelaki itu bergeming, persetan dengan rambut dan tubuhnya yang belum kering karena ia hanya ingin memeluk Jungkooknya seperti ini.

"Kak Seokjin."

"Hm."

"Oke, sekarang lepas."

Jungkook melepaskan kaitan jemari tangan suami diperutnya. Berjalan pelan menuju jemuran handuk dan mengambil satu handuk bersih untuk kemudian letakkan di atas kepala sang suami.

"Ayo merendah!"

Seokjin merendahkan tubuhnya dan tersenyum cerah sementara Jungkook hanya dapat menggelengkan kepalanya heran - heran sekali kenapa suaminya begitu manja. Ia sampai berpikir bagaimana jika nanti bayi mereka lahir dan Seokjin masih bersikap seperti ini?

"Udah. Cepat ganti pakaian dan sarapan!"

"Hari ini kamu masak apa sayang?"

"Aku gak masak kak."

Sejak kejadian beberapa waktu lalu, Jungkook tak pernah lagi memasak. Ya meskipun terkesan boros tapi itu lebih baik daripada melihat Seokjinnya tak makan. Jungkook masih berpikir bahwa Seokjin tak menyukai masakannya.

"Yahh. Kamu capek banget ya? Sampai gak sempet masak? Apa aku cuti aja ya mulai sekarang? Buat bantu-bantu kamu."

"Gak perlu cuti, bulan depan kamu libur kan dua bulan? Pas banget sama waktu lahirannya aku. Dedek pinter ya kak, tau aja orang tuanya sibuk jadi jadwal lahirannya pas kamu libur kuliah. Hehe."

"Tapi beneran gak apa? Aku kangen sama masakan kamu."

"Oh ya?"

"Iya. Kenapa kamu gak pernah masak lagi? Kamu beneran gak kuat ya buat masak? Kalau aku bantuin bisa?"

"Gak usah dibantuin juga bisa sih kak. Tapi kenapa jadi kayak orang ngidam gitu deh. Pengen bangetnya pakai banget?"

"Iya. Pengen bangetnya pakai banget. Gak mau makan yang lain kalau bukan kamu yang buat."

"Tapi ini? Bekalnya?"

"Biasanya dimakan sama Namjoon."

"Jadi tiap hari? Kamu gak makan siang?"

Seokjin menggeleng frustasi. Beberapa waktu terakhir ini Seokjin memang tak pernah memakan bekal yang dibawakan oleh Jungkook. Tapi jika sedang bersama Jungkooknya, maka ia akan menghabiskan apapun yang dihidangkan oleh istri tercinta.

"Jadi tiap hari aku bawain bekal buat temen kamu? Astaga kak!"

Jungkook meraba perutnya, ada sedikit nyeri disana. Moodnya berubah - tentu saja. Ia menarik nafas dalam dan dihembuskannya perlahan untuk merekda keram di perut sebelah kanannya.

"Sayang, kamu kenapa? Sakit perutnya? Maaf~  "

Seokjin menuntun Jungkook untuk duduk di kursi terdekat yang dapat ia raih. Berlutut di depan tempat nyaman si bayi tengah tidur, dan membelainya perlahan.

Stay With You ✅️Where stories live. Discover now