1 menit mereka eyes contect tidak lama karena Saka tersadar apa yang sedang ia lakukan, wajah nya tampak memerah seperti kepiting rebus begitu juga Afgan keadaan itu membuat mereka berdua canggung dengan satu sama lain.

"Ma-maaf." ucap Saka ragu-ragu dan malu.

"I-iya gak papa kok, bukan salah kamu." Untuk pertama kalinya Afgan menggunakan kata 'aku-kamu' kepada Saka biasa nya pake 'lo-gue'.

Saka juga kaget dengan ucapan Afgan tidak biasa nya dia memanggil Saka menggunakan kata 'Kamu', apa Afgan suk—.

"Gue mikirin apa sih!." Saka yang terlalu banyak mikir menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran-pikiran tidak senonoh tentang dirinya dan Afgan.

Akibat hal tadi Saka menjadi suka ngelamun, tah lah pikiran nya selalu mengatakan bahwa Afgan menyukai dirinya, tapi... Afgan Sahabat nya mana mungkin sahabat saling menyimpan perasaan.

"Sak?! lo kenapa?." mendengar kata 'Lo' hati Saka yang tadinya berdetak kencang menjadi pelan dan beraturan, pikiran nya yang mengatakan bahwa Afgan menyukai dirinya menjadi hilang.

"Ah!... gu-gue mau minum."

"Gimana mau minum, botol nya aja kebalik." Mendengar ucapan Afgan dengan secepat kilat Saka memutar kan botol minum nya menjadi kearah yang benar dan Saka hanya cengengesan kikuk.

'Malu bet anjir....'

"Tar pulang tungguin ya, soal nya gua masih mau piket kelas. Jadi gak papa kan tungguin gua?."

"Gak papa kok."

.
.
.
.

Ting Ting Ting....

Bel pulang bunyi seperti sekolah pada umumnya siswa/i berhamburan keluar dari kelas nya.

"Eh! gua langsung pulang ya udah ditungguin ayang nih." Belum sempat kedua temannya menjawab, Gabriel langsung pergi begitu saja meninggalkan kedua teman nya.

Afgan dan Saka yang melihat nya hanya menunjukkan wajah datar, Afgan yang tadi nya melihat kearah Gabriel beralih ke Saka, Saka yang melihat Afgan melihat dirinya menunjukkan wajah seolah menanyakan 'Kenapa'.

"Tungguin ya." senyum Afgan ke Saka.

'Merinding gue.' "Ah! iya aku tungguin." Senyum paksa Saka tapi terlihat manis.

Selang beberapa menit Afgan keluar dari kelas nya dengan senyuman yang terlihat tidak pernah luntur semenjak membersihkan kelas nya, seolah Afgan memikirkan hal-hal lucu yang membuat nya tersenyum.

Sementara Saka yang melihat nya merinding gak karuan.

Afgan yang melihat Saka berdiri didepan kelas langsung merangkul pundak Saka, Saka hanya menunjukkan wajah biasa saja karena udah biasa juga Afgan merangkul nya.

"Sak?!." Saka menoleh, " Lo merinding?." lanjut Afgan. Afgan merasakan bulu tekuk Saka menusuk lengannya.

'Jangan kan bulu tekuk bulu jembut gua aja udah bediri dari tadi anj*.'

"Ah?! gak ada kok." Saka mengangkat lengan Afgan dari pundak nya.

"Bohong lu, jelas-jelas gua ngerasa kok."

Headmaster [BL]Where stories live. Discover now