chapter 6 Ibu pengganti

Start from the beginning
                                    

"Iya, Presdir iya, saya matikan!" Jeff hampir saja mewek.

"Ku potong lama lama lehermu! Berikan tabku!"

Tangan Jeff terjulur ke belakang tanpa mau menoleh saat memberi tab. Masih sakit hati dengan amarah Ansel.

Dengan muka masam, Ansel membuka berita yang tersaji di koran online langganannya. Tantu, dia akan melewatkan berita sampah macam gosip selebriti. Apalagi jika selebritinya adalah Sharena, sang mantan kekasih.

Ansel mulai berselancar, membaca tentang data penjualan produk pesaing sampai dengan bursa saham terkini. Hingga sebuah berita dari artis tirai bambu berhasil mengalihkan pandangannya.

TERLIBAT SKANDAL PENYEWAAN RAHIM, KARIR AKTRIS ZHENG SUANG BERAKHIR!

Sebuah judul di tulis besar besar, pada halaman sampul. Membuat Ansel cukup lama terdiam, jaringa mulai mengetuk ngetik pada pahanya sendiri.

"Kau harus bangkit dan tunjukkan pada wanita itu, kalau kau pantas dipilih!"

Kata kata motivasi yang diberikan oleh wanita yang pernah di temui Ansel di rooftop rumah sakit beberapa Minggu lalu, kembali mengusik.

Sudah terlalu lama Ansel terpuruk dan tak mengambil tindakan. Bukankah harusnya dia memperjuangkan Sharena? Sampai titik darah penghabisan?

"Jeff...!" panggil Ansel dengan datar.

"Ya, Presdir?" lirik Jeff dari kaca spion.

"Carikan aku ibu pengganti!"

"Maksud presd- ahhh, iya aku tahu, Nyonya Anyelir memang terlalu cerewet! Ececett ececett!" tiru Jeff, menirukan Anyelir-ibu kandung Ansel kalau sedang marah. "Tapi Presdir? Apa itu tidak keterlaluan? Mengganti ibu kandung kita dengan ibu baru? Yah, meski Nyonya Anyelir memang pantas di PHK jadi ibu!" Kali ini susunan map yang sudah Jeff tumpuk tapi di sebelah Ansel, melayang ke kepalanya semua.

"Kenapa aku bisa memperkerjakan orang sebodoh kau Jeff!" Maki Ansel, yang tak bisa lagi mentolerir kebodohan sekertarisnya sendiri.

"Salah saya apa Presdir? Bukannya ibu pengganti, maksudnya, Presdir ingin punya ibu baru?"

"Surogratte Mother! Ibu pengganti, artinya aku ingin menyewa rahim seorang wanita, untuk mengandung anakku, bodoh!"

"Hah?"

***

"Kita harus memindahkan ke rumah sakit yang lebih besar!" Pria berjas putih itu sedang berbicara serius dengan Aluna.

Aluna sibuk meremas tangan. Hatinya semakin gugup.

"A-apa artinya, biaya akan lebih mahal?"

Wajah dokter pria itu tampak iba. Kemudian mengangguk perlahan.

"Nak... dengarkan aku, jika kau tak sanggup menanggung biayanya, bagaimana kalau kita lepas saja semua alat bantu itu?" Dokter berusaha memberi solusi terbaik. Lagi pula, meski pindah ke rumah sakit yang lebih besar, belum menjalin juga Rahardian akan bangun dari koma.

Apalagi setelah ini harus ada serangkaian operasi di tempurung kepala, tentu biayanya tak akan murah.

Melihat kondisi Aluna yang memprihatinkan, Dokter tak tega. Dan mencoba membujuk Aluna, agar mengikhlaskan saja sang Ayah.

"Maksud Dokter, anda ingin Ayah saya mati?" Aluna tersenyum miris. Kenyataan menohok Serasa melukai perasaannya.

Uang seolah jadi batu penghalang dalam kehidupan Aluna.

Dia rela cuti dari kampus untuk membiayai pengobatan sang Ayah, bahkan cintanya pada Biru saja sudah ia gadaikan dengan uang. Tapi semua masih saja tak cukup.

Atau haruskah, Aluna mengikuti saran Lulu waktu itu, untuk menjual kehormatannya?

Rahadian adalah satu-satunya yang Aluna punya dan dia rela melakukan apapun.

Sedangkan Dokter sudah tak tahu harus berkata apalagi. Aluna terlalu keras kepala untuk mempertahankan ayahnya.

"Lakukan yang terbaik untuk Ayah saya Dokter, soal biaya, saya akan mencarinya!" Pinta Aluna dengan air mata. Tak tega, Dokter terpaksa menyetujui.

***

"Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu?"

Seusai pembicaraan dengan dokter tadi, Aluna menyadarkan kepala pada salah satu kursi tunggu rumah sakit.

Dokter bilang, paling tidak akan ada empat tahap operasi pada kepala Rahadian, dan satu kali operasi bisa menahan ratusan juta. Dan Aluna sudah menyetujuinya.

"Dibaca baca dulu kak, terimakasih!" Aluna sempat tersentak kaget, karna bisa bisanya di dalam rumah sakit ada sales pembagi brosur.

Apa dunia sudah begitu memprihatinkan, kah? Sampai promosi prodak masuk ke ruangan orang sakit.

Penasaran, Aluna membuka brosur itu. Ia ingin tahu, jenis barang apa yang sampai iklannya gila gilaan seperti ini.

'PUNYA RAHIM TAK TERPAKAI? SEWAKAN PADA KAMI!'

Malam pertama(dewasa)Where stories live. Discover now