CHAPTER 1 : Fortius

Začít od začátku
                                    

"Bunda, kan, udah bilang enggak harus Bayu ikut ayah kerja. Toh kalau udah sakit begini Bayu juga enggak berobat pakai uang ayah, tetap pakai uang Papa Mario. Jangan bikin bunda kesal terus. Tahu diri sedikit jadi anak, Sayang. Kalau Wil enggak masalah, Wil anaknya Papa Mario."

Padahal, Bayu tidak mengeluh. Ia juga tidak minta diobati, tetapi mengapa sang bunda marah sampai sebegitunya?

"Bun, aku enggak minta berobat."

"Bayu enak bilang gitu. Kalau Papa Mario tahu, tetap aja bunda yang diomelin karena enggak bisa ngurus anak. Masa anaknya sakit enggak diobati."

Serba salah. Bayu bahkan tidak tahu harus merespons bagaimana sekarang.

"Bayu coba sering olahraga kayak kakak biar badannya kuat. Kakak ini udah pintar, jago olahraga, enggak ngerepotin lagi. Yang baik-baik itu dicontoh."

"Iya, Bun. Nanti aku ikut."

"Nah, gitu dong. Ini baru anak kesayangan bunda. Di mana pun kita hidup, harus pintar menitipkan diri. Jangan sampai orang orang-orang di sekeliling kita merasa terganggu. Ngerti?"

"Ngerti, Bun."

"Ya udah sekarang Bayu istirahat. Besok harus udah fit. Sakit jangan dijadikan alasan buat bolos. Bunda sayang sama Bayu. Bunda enggak mau Bayu jadi anak bodoh."

Selepas kepergian sang bunda, Bayu tidak benar-benar istirahat. Setiap kalimat yang diucapkan sang bunda seperti perintah mutlak. Bayu harus seperti Wil. Apa pun yang Wil lakukan, Bayu harus turut ada di dalamnya. Mungkin sulit, mengingat sang kakak aktif sekali dalam kegiatan olahraga seperti futsal dan sepak bola. Namun, Bayu harus mencoba.

Sibuk melamun, ponselnya tiba-tiba berdering.

[Fortius]

Sabil
Gue udah ketemu pasarnya, tapi masih bingung bikin apa yang bisa cepat laku

Hanin
Lo jago desain, bikin chibi-chibi terus dijual dalam bentuk stiker, gantungan kunci, atau pernak-pernik bisa tuh

Aries
Modalnya lumayan enggak, sih? Apalagi lo belum punya alat sendiri

Arsen
Dari resin lagi musim sekarang
Apalagi, lo jago Bil

Naren
Seperti biasa, gue nyumbang wifi buat lo youtube aja, Bil
Enggak kepikiran mau nyumbang ide apa

Bayu menghela napas berat. Sejujurnya, ada sabil yang lebih pahit hidupnya. Dia harus membantu ibunya mencari uang di usia yang begitu muda. Sang ayah meninggal, dan kondisi ekonominya sekarang bisa dibilang hanya cukup untuk makan dan sekolah saja.

Saya
Bil, kalau tinggal bikin, bilang ya
Gue juga lagi enggak bisa nyumbang ide soalnya

Sabil
Lo oke, Yung?
Bilang kalau butuh sesuatu

Sudut bibir pemuda itu terangkat menyunggingkan seulas senyum. Bahkan, dalam keterbatasannya, Sabil masih sempat menawarkan bantuan.

Saya
Oke
Gue mau tidur

Hanin
Benar tidur, ya, Yung.
Awas aja lo begadang lagi.

Aries
Duain

Arsen
Tigain

Naren
Empatin

Hanin
SABIL LO JAWAB LIMAIN GUE TONJOK.

Sabil

SabilPede banget najis

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Sabil
Pede banget najis

Sabil
Yung, matiin aja notifnya
Macan betina satu ini pasti berisik

Bayu tak membalas lagi. Pemuda itu memilih menyimpan ponselnya, kemudian mencoba tidur.

***

Wil tidak suka Bayu lebih disayang. Benci juga melihat anak itu jadi pusat perhatian. Dulu, saat Bayu tinggal di rumah ayah dan bundanya bergantian, semua orang tidak seperhatian ini. Sekarang, setelah menetap, papa dan mamanya seolah lebih memperhatikan Bayu. Dia tidak suka kasih sayang mamanya terbagi. Wil takut ditinggalkan seperti oleh ibu kandungnya dulu.

Pemuda itu meliarkan pandangannya, mencari sesuatu. Tepat saat ekor matanya menangkap sebuah pot bunga berbahan tanah liat menggantung di balkon kamar, ia langsung bergegas mengambil, memecahkan, kemudian menginjak kepingannya.

Pemuda bertubuh jangkung itu meringis melihat cairan berwarna merah merembes dari telapak kakinya. Sepertinya cukup untuk bisa merenggut atensi seluruh penghuni rumah.

Sedikit tertatih, Wil keluar dari kamar, kemudian meniti satu per satu anak tangga menuju lantai bawah.

"Ma ... Mama," panggilnya.

"Iya, kena-- Ya Allah Kak. Itu kakinya kenapa? Sini, Nak. Ya ampun itu berdarah. Kok bisa? Kamu ngapain, Sayang?"

"Enggak sengaja mecahin pot bunga, terus keinjek."

"Sini obatin, Sayang. Kamu tunggu di sini, ya, mama bawa obatnya dulu."

Wil mengangguk, sejurus kemudian dia tersenyum. Berhasil bukan? Hanya dengan melakukan hal kecil perhatian sang mama langsung teralih, bisa dipastikan sampai besok atau sampai lukanya sembuh pun perempuan itu tetap mengedepankan kondisinya dibanding Bayu.

-Bersambung-

Kaget? Hehe.
Ini udah ada beberapa part dan tinggal update bisa 2-3 hari sekali aku update. Gimana menurut kalian?

Rumah Untuk Bayu | JJKKde žijí příběhy. Začni objevovat