12. Mencari

29 2 0
                                    

▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya.

~~~

Glen sudah siap dengan kaus hitam yang lengannya dilipat hingga siku dan memakai celemek cokelat andalan Er Cafe. Pria itu mulai membersihkan meja barista dan bersiap menerima pengunjung. Sebelum ada pengunjung datang, dia membuat segelas espreso panas untuk dinikmati sendiri.

"Weh, rajin banget calon pacar yang satu ini?"

Glen yang lagi menyeruput espreso panas itu mendongak menatap Veni. Pria itu ikut tersenyum melihat wanita di hadapannya tersenyum ceria.

"Kamu sendirian? Kok, nggak minta jemput? Nggak ada jadwal kuliah?"

"Kakiku udah sembuh, Mas. Aku tadi naik ojek online. Nggak enak, ah ngerepotin orang mulu. Lagian sekarang Sabtu, nggak ada kuliah. Kemarin aku udah nggak masuk. Itung-itung hari ini lemburan lah."

"Oke. Kamu mau minum? Biar aku buatin." tawar Glen sambil menunjukkan cangkir espresonya. "Udah sarapan belum?" sambungnya lagi.

Veni menahan senyum sambil mengaitkan rambut ke kebalakang telinga. Kemudian, dia menggoda Glen dengan mengedipkan sebelah mata.

"Ih, Mas Glen perhatian banget. Mentang-mentang nggak ada orang lain di sini. Jadi, sekarang mulai jujur tentang perasaannya sama aku?"

Glen berdecak sambil menggeleng. Dia mengambil gelas lalu mulai membuat minuman untuk Veni.

"Lemon tea dingin bisa buat nyegerin otak. Aku buatin satu buat kamu. Biar agak bener dikit itu isi kepala."

"Terus aja nggak ngaku."

Glen tidak mengindahkan sindiran Veni untuknya. Pria itu tetap membuat ice lemon tea selagi Veni mengganti pakaian di ruang ganti.

"Kamu di kasir aja dulu. Oh, iya Raka ke mana?"

Veni yang sudah siap dengan celemek di pinggang hendak mengelap meja. Namun, diurungkannya setelah mendengar perintah dari pemilik kafe tersebut.

"Paling bentar lagi Raka dateng. Tadi katanya masih ada urusan bentar. Sebelum ke meja kasir, aku bersihin meja di pojokan dulu, ya. Kayaknya masih kotor."

Glen hanya mengangguk sambil mengisi gelas dengan es batu. Setelah selesai membuat minuman untuk Veni, dia menghabiskan espreso miliknya.

"Eh, Mas Glen. Aku baru sadar kalo model rambut Mas Glen diganti ya? Itu luka di pelipis kiri nggak keliatan. Padahal keren tau. Itu yang bikin gemes."

Glen menyentuh pelipis kirinya yang tertutup sebagian rambut.

"Ah, ini. Aku cuma ganti gaya sisiran aja. Kamu perhatiin bekas luka itu?"

"Iya, dong. Itu luka berkesan banget. Kalo nggak salah ... lima tahun nggak, sih Mas Glen dapet luka itu?"

Glen mengernyit mendengar perkataan Veni barusan.

"Tunggu! Kamu tau dari mana kalo luka ini aku dapetin lima tahun lalu?" tanya Glen saat Veni hendak menyingkir.

Veni menutup mulut setelah menepuk keningnya.

Barista Ganteng Idaman Hati [TAMAT]Where stories live. Discover now