LEMBAR 40

999 121 23
                                    

#TW : Blood#

Kejadian Aira yang mencoba menyerang Jimin terjadi begitu sangat cepat. Tak ada yang menyadari jika Aira membawa senjata. Bilah pisau tajam itu menuju Jimin dengan sangat cepat. 

Jimin yang sadar akhirnya hendak melakukan perlawanan dengan mendang pisau yang berada di genggaman Aira, namun hal tersebut mendadak terhenti karena Yoongi secara tiba-tiba berada di depannya, melindunginya. 

Yoongi memeluk Jimin dengan satu tangan, dan meraih lengan Aira yang memegang pisau dengan tangan yang lainnya. Hanya saja Jimin yang memang sedari tadi siaga untuk melakukan perlawanan bergerak melepas pelukan Yoongi yang jelas akan membahayakan Yoongi. Hingga akhirnya lengan yang Yoongi gunakan untuk menangkap lengan Aira meleset dan pisau yang dipegang Aira melukai lengan Yoongi. 

Darah mengalir dari lengan Yoongi. Luka yang tidak terlalu dalam namun cukup mengeluarkan banyak darah. Hal ini terlihat bagaimana lengan kemeja Yoongi kini merah akibat cepatnya darah yang meresap. 

Jimin memeluk Yoongi. Menatap nanar pada lengan Yoongi yang kini tengah meneteskan darah.

"Y-yoongi, k-kau tak papa? kau b-baik-baik saja?" tanya Jimin panik ketika melihat Yoongi meringis sakit. 

"Aku baik-baik saja." jawab Yoongi seraya menekan luka dengan tangan lainnya untuk mengentikan aliran darah.

"Y-yoongi, aku minta m-maaf. A-aku t-tidak bermaksud m-melukaimu." nyatanya Aira juga sama terkejutnya dengan Jimin. Ia tak menyangka jika Yoongi akan melindungi Jimin. Dia tidak menargetkan Yoongi, Tidak. Yang harusnya kini terluka adalah Jimin, bukan Yoongi. Semua karena Jimin. Jika ia tak ada Yoongi tak mungkin akan terluka. 

"Jimin! ini semua ulahmu. Semua salahmu. Harusnya kau tak ada! Harusnya kau yang terluka bukan Yoongi! Dasar Jalang!" caci Aira.

Derap langkah terdengar mendekat. Seorang satpam yang mendengar keributan tersebut akhirnya tiba di lokasi kejadian. Matanya menatap darah yang menetes dari ujung lengan Yoongi. 

"Tuan Min, apa kau baik-baik saja?" tanya satpam tersebut. 

"Wanita ini melukai Tuan Min. Cepat tangkap dia!" ucap Jimin tegas seraya menunjuk Aira. 

"Aku tak menusuknya!" teriak Aira sembari berusaha kabur, namun satpam dengan sigap mengejarnya. 

Jimin tak menghiraukan sekelilingnya lagi. Saat ini fokusnya hanya pada Yoongi. 

"Lukamu harus segera di obati, Yoongi. Sini kan kunci mobilmu. Kita harus segera ke rumah sakit." ucap Jimin

"Ini bukan luka yang serius, Jimin. Tak perlu ke rumah sakit. Di mobil ada perlengkapan P3K kok." ucap Yoongi santai namun rona wajahnya mulai menghilang. 

"Baiklah, akan aku bantu obati sementara ini. Tapi kita tetap harus ke rumah sakit untuk mengobatinya. Mari ku bantu." ucap Jimin seraya memapah Yoongi. 

Setelah membantu Yoongi duduk di dalam mobil, Jimin mengambil kotak P3K yang dimaksud Yoongi. Ia mengelurkan sebotol alkohol dan kapas bersih. Dengan telaten Jimin membersihkan luka Yoongi perlahan. 

"Yoongi ini mungkin akan terasa sedikit sakit. Tolong tahan sebentar ya" ucap Jimin yang terfokus pada luka Yoongi. 

Yang Jimin tak sadari adalah, sedar tadi Yoongi hanya menatap dirinya yang terlihat ahli dalam merawat luka. Bahkan sentuhan Jimin terasa begitu nyaman dan dingin hingga membuatnya tak menyadari rasa pedih yang menyerang lukanya. 

Bahkan Jimin meniup luka Yoongi setelah diberikan betadine di atas lukanya dan menutupnya dengan kasa bersih. 

Yoongi benar-benar tidak menyadari rasa sakitnya karena seluruh perhatiannya terfokus pada Jimin. Entah bagaimana rasa nyaman ini merasuk hingga ke hatinya. Tanpa sadar ia mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Jimin, akan tetap Jimin mengira Yoongi tidak sabar, jadi ia menahan tangan Yoongi. 

Redamancy || YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang