LEMBAR 17

1.2K 116 4
                                    

Jimin dan Yoongi menikmati perjalanan mereka menuju kediaman keluarga Min dengan mengunci rapat bibir mereka. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Jimin" Yoongi memecah kesunyian diantara mereka yang menarik atensi dari yang berparas menawan.

"10 hari ke depan adalah hari terpenting untuk Min corp. Karena tepat pada tanggal 13 Oktober, Min corp akan meluncurkan perhiasan model baru. Akan ada pekerjaan yang menunggu. Ku pikir, lebih baik kau menjaga kesehatanmu." jelas Yoongi.

Jimin heran. Yoongi terdengar begitu memperhatikan kesehatannya, tapi apakah Jimin salah. Tidak, Jimin tidak salah dengar.

"O-oh. Baiklah. Terima kasih sudah memberitahuku, Yoongi."

"Dan Jimin, project pemasaran perhiasan baru ini akan aku serahkan kepadamu" lanjut Yoongi

Jimin terdiam seraya memandangi Yoongi yang terfokus pada jalan di depannya. Ia merasa aneh dengan penjelas Yoongi barusan. Yoongi mengingikannya untuk melakukan proses pemasaran terhadap perhiasan baru tersebut. Bukankah Yoongi memiliki departemen pemasaran yang lebih ahli ketimbang dirinya. Ada apa dengan Yoongi sebenarnya?

"Aku? kau yakin? Aku ini sekretarismu, Yoongi. Dan ku rasa project itu harusnya lebih dikuasi oleh departemen pemasaran mu yang memang ahli dalam bidangnya, kan? kenapa harus aku?" tanya Jimin heran dengan permintaan Yoongi di luar nalar.

"Sekretaris itu hanyalah kamuflase di perusahaanku, Jimin. Orang-orang yang berada di departemen kesekretariatan adalah orang-orang pilihan dengan skill seharusnya. Tak ada satu pun dari mereka hanya mengemban pekerjaan sebagai sekretaris. Dan bahkan Seokjin sendiri saja, ia terkadang bisa berada di departemen pengembangan bahkan departemen design. Dan ku rasa kau mampu untuk melakukannya."

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Karena aku melihat profesionalisme dalam bekerja ketika bersama Jungkook. Tak mudah menghadapi Jungkook asal kau tau. Jikapun ia bisa dikendalikan, itu akan memakan waktu yang begitu lama."

"Kau mengetahui itu?"

"Apa? Tentang kau yang menghandel proses pembuatan iklan perusahaan bersama Jungkook? Tentu saja aku tau." Yoongi tertawa kecil. Tawa yang jarang sekali ia tunjukkan pada siapapun. Dan Jimin beruntung bisa melihatnya.

'Ganteng' batin Jimin.

"Jimin, kau tak apa?" tanya Yoongi yang melihat Jimin diam membeku tak bergerak. Bahkan Jimin menahan nafasnya sepersekian detik setelahnya.

"E-eh, aku tak papa. Yoongi, bagaimana jika aku menolaknya?" tanya Jimin setelah berfikir.

"Kenapa?"

"Kau tau, aku hanyalah orang baru di perusahaanmu. Pengalamanku dalam bekerja juga tidak banyak. Aku takut mengecewakanmu. Lebih lagi ada banyak senior diatasku yang lebih pantas untuk mendapatkan project ini. Ku mohon pertimbangkan itu. Aku hanya tak ingin mereka menilaiku buruk."

"Sebaiknya kau pikirkan kembali, Jimin. Siapa tau setelah ini kau bisa pindah departemen yang lebih cocok dengan kemampuanmu." bujuk Yoongi.

"Akan ku pikirkan. Beri aku waktu 1 minggu." jawab Jimin bertepatan dengan tibanya mereka di depan gerbang kediaman keluarga Min.

***

Setiba Jimin di kamar milik Yoongi, ia tidak mendapati barang-barangnya disana. Entah bagaimana barang-barang itu mendadak hilang bagai ditelan bumi. Tak ada yang memberitahukan padanya perihal pemindahan barang itu.

Jimin kembali turun ke lantai bawah dan mencari Soobin. Soobin hendak mengantarkan setelah jas yang habis di laundry ke kamar milik Yoongi. Dengan muka cemberut, ia menghadang Soobin.

Redamancy || Yoonminजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें