LEMBAR 39

785 121 13
                                    

Yoongi dan Jimin kini tengah berada di kantor. Setelah menghabiskan waktu beberapa hari di Italia, nyatanya membuat mereka harus bekerja ekstra hari ini untuk membaca setiap progress pekerjaan yang mereka tinggalkan. Bahkan hari ini, Jimin tak melihat Yoongi keluar dari ruang kerjanya sedikit pun.

Beberapa kali Jimin menerima chat dari Taehyung dan Eunwoo yang memperdebatkan kepulangan Jimin yang mendadak. Namun hal tersebut dijelaskan oleh Jimin dan dimengerti oleh keduanya. 

 Beberapa kali Jimin dipanggil Yoongi ke dalam ruang kerjanya untuk menjelaskan mana lagi pekerjaan yang perlu di tambahi catatan tertentu. 

Waktu menunjukkan pukul 4 sore ketika Yoongi kembali memanggil Jimin ke dalam ruangannya. 

"Jimin, apa agendaku sore ini?" tanya Yoongi ketika Jimin telah menatap dirinya.

"Tak ada, hanya pertemuan dengan Tuan Ales dari Jiang Corp, Pak." ucap Jimin setelah mengingat jadwal Yoongi hari ini. 

"Baiklah. Aku akan menemuinya. Kau tak perlu ikut." ucap Yoongi setelahnya. 

"Baik, Pak." pamit Jimin keluar ruangan Yoongi.

***

Yoongi terkekeh geli dengan tingkah laku Jimin yang sedari tadi memasang wajah cemberut yang menambah kesan lucu. Dirinya tak dapat memungkiri jika hari ke hari ia lagi-lagi jatuh pada pesona seorang Park Jimin. 

"Mau sampai kapan kau memasang wajah seperti itu, hm?" tanya Yoongi pelan namun penuh kelembutan pada Jimin. 

Jimin yang sedari tadi tenggelam dalam pekerjaannya, mendadak mengangkat wajahnya menatap pada sosok di seberang pintu ruangannya. Yoongi kini telah menanggalkan jasnya dan hanya menyisakan kemeja putih yang lengannya sudah ia gulung hingga siku. Yoongi benar-benar tampan. 

"Kenapa kau kemari? Bukankah katamu, kau akan pergi dengan rekan bisnismu?" tanya Jimin tanpa melepas tatap pada sosok yang kini tengah melangkah mendekati dirinya. 

Yoongi hanya tersenyum tanpa menanggapi pertanyaan Jimin barusan. 

"Sepertinya kau memiliki masalah serius?"

"Aku? Tidak ada."

"Lalu kenapa kedua alismu bertaut dan bibirmu mengerucut begitu?" tunjuk Yoongi pada kedua alis Jimin yang sedari bertaut keras hingga menimbulkan kerutan di dahi seraya memanyunkan bibir berisinya.

"Eh, itu karena aku sedang fokus pada pekerjaanku."

"Memangnya kau mengerjakan apa?"

"Laporan dari departemen produksi. Aku belum selesai membacanya. Semenjak aku ke Italia bersamamu, aku merasa sedikit lalai dengan tugas-tugasku."

"Coba ku lihat." titah Yoongi. 

Jimin menunjuk ke layar komputer. Dan Yoongi sedikit membungkukkan tubuhnya dengan satu tangan bersandar di atas meja dan tangan lainnya menunjuk setiap deret angka yang ada di layar komputer. Keduanya dalam posisi yang dekat. Bahkan Jimin dapat memenuhi paru-parunya dengan aroma mint dari parfum Yoongi yang samar. Sial, jantungnya kenapa berisik sekali. 

"Ku rasa laporan ini sudah sesuai dengan apa yang mereka laporkan padaku seminggu kemarin. Jadi cobalah untuk menghubungi bagian produksi untuk melaksanakan sebagaimana yang sudah kita rencanakan kemarin-kemarin. Kau mungkin bisa menambahkan sedikit catatan disini agar departemen produksi lebih menekankan pada hal ini."

"Baiklah akan aku tambahkan dan informasikan kepada mereka secepatnya." Jawab Jimin seraya menoleh ke arah Yoongi dan menatapnya kaku. 

Jimin tanpa sadar menatap Yoongi yang kini tengah menatapnya lurus. Jimin tersipu malu. Pipinya memerah. 

Redamancy || YoonminWhere stories live. Discover now