13. New Place

Mulai dari awal
                                    

Kebahagiaan Rhea sesederhana ketika Starky makan masakannya dengan lahap. Dan kebahagiaan itu kian melengkap ketika Shane hadir. Jangan ditanya betapa semangatnya Rhea menyusun dan memasak MPASI untuk Shane.

Starky tahu melepaskan Rhea adalah hal bodoh dan tentu akan dia sesali. Tapi dia tidak mau wanita itu tersakiti lebih lama. Rhea tahu kalau selalu Nadira yang ada di hati Starky sehingga wanita itu memilih untuk menyerah atas rumah tangga mereka.

"Memangnya kita punya kompor? Kompornya kan udah Mama jual," ujar Shane.

"Om Ares udah beliin di tempat tinggal baru kita. Jadi gak ada alasan untuk makan di luar lagi hari ini."

Sekarang Starky benar-benar yakin kalau Rhea hanya pura-pura tertidur sejak tadi. Sampai sekarang wanita itu masih terpejam ketika berbicara dengan putra mereka.

"Tapi aku pengen makan bareng sama Shane," ujar Starky.

"Besok aja. Hari ini udah cukup dia makan yang gak made by Mama's hand," sahut Rhea.

"Kalau aku ikut makan bareng masakan Mama Shane, boleh gak?" tanya Starky hati-hati.

"Gak biasa masak untuk tiga porsi, bisanya cuma dua." Rhea menjawab sekenanya.

"Ma, please?"

Rhea membuka mata untuk melihat wajah Shane yang barusan saja memohon padanya. Rhea tidak mau makan bersama Starky lagi, apa lagi bertiga sama Shane. Mereka akan terlihat seperti keluarga utuh yang harmonis dan itu bisa jadi menyakitkan.

Tapi masa iya dia menolak permintaan Shane?

"Ya udah, Papa makan malam bareng kita. Nanti Mama ajak Om Ares sama Tante Eyou juga tapi ya?"

Shane mengangguk. "Iya, Mama."

Starky tidak bisa menahan senyumnya melihat betapa hangatnya interaksi Rhea dan Shane. Seingatnya, dulu Rhea sama sekali tidak memiliki sifat keibuan. Dia cenderung seenaknya, keras kepala, dan sama sekali tidak mau mengalah. Ternyata Rhea bisa ditaklukkan melalui Shane.

***

Nadira: lagi dimana, Ky? 

Starky: baru abis jemput Shane sama Mamanya di bandara. Ini baru tiba di tempat tinggal mereka. 

Nadira: oh. Abis dari situ singgah di apartku ya. Makan malam bareng. 

Starky:  maaf, Nad. Besok aja ya makan malam barengnya. Hari ini Shane lagi pengen makan bareng aku.

Nadira: oh yaudah. Have fun ya kalian

Starky: kamu nggak marah kan?

Nadira: enggak dong. Shane kan anak kamu. Sayang aja aku gak bisa ikut. Takutnya Shane ntar badmood lagi

Starky: pelan-pelan ya aku kasih pengertian ke Shane

Nadira: Iyaaa

Starky mengantongi ponselnya kembali, dia memperhatikan bangunan ruko di hadapannya. Ruko milik Ares ini terdiri dari 3 petak dan masing-masing petaknya lumayan luas. Dua petaknya sudah terisi. Di petak tengah, yang dekat dengan milik Rhea digunakan sebagai tempat percetakan sementara yang di ujung satunya lagi merupakan studio foto.

"Dua petak ini dikontrak orang yang sama," ujar Ares sembari menurunkan barang-barang milik Rhea dari mobilnya. Starky dengan sigap membantu meskipun dihadiahi tatapan tak bersahabat dari Ares.

Rhea memandangi dua petak di sebelahnya yang lumayan ramai pengunjung. "Kokoh-kokoh kah?"

Ares menggeleng. "Mahasiswa S2. Dia jarang ada di ruko karena lagi sibuk tesis."

"Cewek?" tanya Rhea.

"Cowok," jawab Ares.

Rhea mengangguk-angguk paham. Cemerlang sekali cowok itu, pikirnya. Bisnis dan studi berhasil dia jalankan bersamaan.

"Mbak, nanti ada klepon nggak?" tanya Eyou.

Ares menyempatkan diri untuk mencubit pipi gembul Eyou sebelum mengangkat koper terakhir ke dalam ruko. "Makanan teroos," ucapnya.

Eyou hanya mencibir lalu kembali menatap Rhea dengan berseri-seri. "Ada kan, Mbak?"

Rhea terkekeh kecil. "Ada dong. Ntar kamu tolong beliin bahan-bahannya ya."

Eyou mengacungkan jempolnya. "Siap!"

Rhea sudah selesai menyusun baju-bajunya dan Shane saat Eyou dan Ares kembali dari supermarket. Rhea minta dibelikan beberapa kebutuhan rumah seperti bahan masakan, sabun cuci piring, susu Shane, dan lain-lain. Tidak banyak yang perlu Rhea kerjakan selain menyusun baju dan action figure milik Shane. Peralatan rumah tangga yang lain sudah disusun Ares sebelum Rhea datang kemari. Tentu saja Rhea menganggap itu sebagai hutang. Dia akan membayarnya setelah bisnisnya berjalan lancar.

Lantai satu ruko masih kosong melompong, rencananya tempat itu akan dijadikan salon oleh Rhea. Sementara lantai dua akan dijadikan tempat tinggal untuknya dan Shane. Pegawainya yang lain akan tinggal di kost-kostan yang jaraknya hanya 200 meter dari ruko.

Sambil mengeluarkan belanjaan dari kantong kresek, Rhea mencuri-curi pandang ke arah Shane yang sedang duduk di pangkuan Starky. Mereka berada di balkon, memainkan beberapa action figure. Starky terlihat serius memperhatika tiap detail penjelasan dari Shane tentang action figure-nya.

"Yang rambutnya hijau ini namanya Roronoa Zoro," ucap Shane.

"Ini yang ditaksir Mama?" tanya Starky.

Rhea menahan diri untuk tidak mengumpat. Dia akan berpura-pura tidak mendengar saja. Seharusnya waktu itu dia tidak memuja Mackenyu secara berlebihan di depan Shane.

"Iya tapi Mama naksirnya sama yang di live action. Nama aktornya yang waktu itu aku bilang, Mackenyu."

Bukannya Rhea tidak tahu kalau saat ini Starky sedang menatapnya, tapi dia tidak ingin membalas tatapan pria itu. Bodo amat lah kalau Starky menertawainya.

"Emangnya Mackenyu kayak gimana orangnya?" tanya Starky kemudian. Dia sudah tahu wajah Mackenyu dan beberapa informasi tentang aktor itu. Hanya saja Starky suka setiap kali Shane menjelaskan sesuatu padanya.

"Sini HP papa aku pinjem. Aku cariin orangnya di google," ujar Shane.

Starky meletakkan ponselnya di tangan mungil Shane. Bocah itu langsung membuka google dan mengetikkan nama Mackenyu Arata di mesin pencari. Tidak perlu waktu lama hingga pria tampan pemeran Zoro live action itu muncul.

"Kata Mama, Makcenyu manisnya ngalah-ngalahin gula aren," ujar Shane.

Starky tertawa. Dia memperhatikan gambar Mackenyu yang memang tampan, harus dia akui meskipun dirinya sendiri juga adalah seorang laki-laki.

Eyou yang kebetulan lewat dan mendengar percakapan itu langsung berceletuk, "selera Mamanya Shane emang gak pernah gagal."

Starky tertawa kecil karena celetukan Eyou, sementara Rhea langsung menggerutu sebal. Rhea tahu kalau 'selera Mama Shone' yang dimaksud termasuk Starky di dalamnya.

"Makan malam udah siap. Ey, tolong bantu siapin makanan di meja," pinta Rhea.

Starky menurunkan Shane dari pangkuannya. "Papa bantuin Mama dulu ya," ujarnya.

Melihat Starky hendak membantu, Eyou mengendap-endap turun ke lantai satu. Dia tidak mau terlibat dalam suasana yang cukup canggung. Ares yang sedari tadi duduk di ruangan tengah dan enggan berbicara—moodnya tiba-tiba anjlok karena kehadiran Starky—dia memilih tetap diam di tempat dan memperhatikan bagaimana interaksi antar mantan pasangan suami istri itu.

Ares bisa melihat bagaimana Rhea yang kurang nyaman tapi juga berusaha menyembunyikan kebahagiaannya karena ada Starky di sisinya. Sementara Starky terlihat nyaman-nyaman saja berada di dekat Rhea. Mungkin kedua orang itu masih bisa bersama kalau saja tidak ada sosok Nadira yang terus menempeli Starky.

Three YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang