6. Crumble

18.1K 1.3K 24
                                    

Kepercayaan itu mahal hingga tidak semua orang mampu memilikinya. Kalau yang memberi kepercayaan sih banyak. Makanya tidak jarang orang yang kecewa karena memberi kepercayaan pada orang yang tidak tepat.

Rhea pernah percaya pada Starky, kemudian dia dikecewakan. Dia mempercayakan seluruh hati dan perasaannya pada laki-laki itu. Sayangnya Starky tidak mampu mengemban kepercayaan Rhea.

Lalu dia percaya pada orang yang sudah dia anggap teman baik sejak lama. Orang yang dia berikan kepercayaan untuk membangun mimpi dan karir bersama. Lagi-lagi dia harus merasakan kecewa.

Sampai tadi malam, Rhea masih berusaha berpikir positif terhadap Elly. Dia mencoba meyakinkan diri kalau Elly mengambil uang itu untuk keperluan salon mereka dan dia hanya lupa memberitahu Rhea. Atau Elly mengambil uang itu untuk membayar kontrak bangunan salon mereka yang kebetulan akan jatuh tempo hari ini. Padahal Rhea tahu usahanya untuk tetap berpikir positif sudah pasti berakhir sia-sia.

Dan benar saja. Pagi ini, Rhea mendapatkan info dari Rana bahwa seluruh media sosial Elly Telah dinonaktifkan. Bahkan ketika Rana dan beberapa karyawan salon yang lain mendatangi kontrakan tempat tinggal Elly, pemilik rumah memberitahukan bahwa Elly sudah angkat kaki dari tempat itu sejak dua minggu yang lalu. Dan selama itu juga ada banyak penagih hutang yang datang ke rumah kontrakan. Menurut informasi yang Rana kumpulkan, Elly terlilit hutang karena bermain judi online.

Rhea merutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya selama ini dia percaya setiap kali Elly bilang dia sedang bermain game Candy Crush—sumpah! Rhea yang buta tentang pengetahuan game percaya saja karena penampilannya memang hampir mirip.

"Na, aku mati aja deh ya," gumam Rhea, memandang kosong ke arah dinding kaca yang menghadap ke jalan raya.

Rana menatap Rhea prihatin. Dia juga sangat sedih dan kecewa atas kejadian ini. "Jangan ki begitu, Kak. Sudah mi kulaporkan ke polisi. Itu adekta nda bisa ki na bantu kah?"

Rhea mendesah. "Juno itu tentara, Na. Dia juga lagi persiapan mau satgas. Kalau dia tahu soal masalah ini yang ada bisa jadi beban untuk dia."

"Jadi habis betulmi uang kas salon Kak?"

"Habis gak tersisa, Na. Itu pendapatan yang aku kumpulin untuk gaji karyawan sama bayar kontrakan. Keuntungan yang kubagi dengan Elly udah kupakai lunasin rumah. Kalau aja aku tau bakal kayak gini, gak aku lunasin dulu tuh rumah," jelas Rhea dengan mata berkaca-kaca. "Kok si Elly tega. Salon ini seratus persen modal aku. Aku ngajak dia join bareng karena hasil kerja dia keren banget. Bagian dia juga kukasih lumayan banyak."

"Jadi... nda ada mi uang untuk bayar kontrak sama karyawan?" tanya Rana hati-hati.

Rhea menggeleng pelan. "Kamu tau sendiri salon kita di sini belum berdiri begitu lama. Uang tabungan aku udah aku kuras sehabis-habisnya untuk modal salon ini. Lagian, kita masih merintis di kota ini. Kalau di Jakarta, langgananku udah banyak... tapi aku gak mau lagi balik kesana."

"Karena Kak Starky?" tebak Rana.

"Aku pernah ceritain ke kamu kan? Aku gak pernah siap untuk bercerai dengan Starky. Tapi keadaan yang maksa aku untuk ngelepasin dia."

Rana mengusap-usap pundak Rhea. Meskipun Rhea adalah atasannya, tapi Rana sudah menganggap wanita ini sebagai seorang kakak. Sejak dulu Rhea sangat baik kepada para karyawannya. Dia bahkan membuka lowongan tanpa persyaratan yang rumit. Yang dia inginkan hanya loyalitas dan integritas para karyawannya. Asalkan punya kemauan, Rhea bersedia membimbing dan mengajari mereka semua dari nol.

"Pak Danu nelpon," ucap Rhea saat melihat nama kontak pemilik bangunan salon itu memanggil.

Rana hanya diam menyimak pembicaraan antar Rhea dan pemilik bangunan melalui telepon. Pak Danu adalah orang baik, dia sebenarnya mau memberi keringanan untuk Rhea, namun anaknya sedang butuh biaya untuk berkuliah. Jadilah dengan berat hati dia hanya bisa memberikan tenggat waktu satu minggu untuk Rhea.

Three YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang