part 3 🔞🔞🔞

1.9K 80 3
                                    


DT part 3











Haechan menghembuskan nafas panjang dengan melihat jam yang terpasang kokoh di dinding. Rasanya rumah jaemin teramat sunyi. Dia hanya sendirian di sana sejak pemilik rumah itu berpamitan untuk pergi berpesta padanya sore tadi.

Pikiran haechan melayang pada kejadian kemarin di sekolah, bagaimana wajah khawatir Mark dan usapan lembut pria itu pada kepalanya membuat hati haechan terenyuh. Mungkinkah perasaan Mark masih sama seperti dulu padanya, seperti apa yang jaemin katakan.

Tangan haechan bergerak perlahan mengambil ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja nakas, dia menyalakan layar ponselnya lalu kembali mematikannya.

Tidak ada notifikasi apapun. Ayahnya cukup sibuk bertahan hidup untuk sekedar menanyakan kabarnya dan haechan tahu hal itu. Dia tidak terlalu berharap pada sang ayah karena pada kenyataannya mereka memang tidak memiliki hubungan yang baik. Yang membingungkan pikiran haechan saat ini adalah kenapa dia merasa begitu kecewa saat dia tidak menerima pesan ataupun telpon dari Mark.

Bolehkah jika dia berharap Mark perduli dan khawatair padanya ?! Meski haechan tahu jika dia sendiri yang sudah mengakhiri hubungan mereka dengan sikapnya yang buruk dan bodoh. Tapi kenapa dia masih berharap, bukankah ini yang dia inginkan. Membuat Mark pergi sejauh mungkin darinya.

Lamunan haechan buyar ketika dia mendengar suara bel pintu berbunyi. Haechan meletakan kembali ponselnya di tempat semula dan berjalan untuk membuka pintu.

"Selamat malam tuan ..." Seorang pria yang mungkin hanya lebih tua beberapa tahun darinya berdiri di depan pintu ketika dia membukanya. Pria dengan seragam kurir salah satu resotoran itu tersenyum dengan ramah pada haechan "saya mengantar pesanan anda "

"Aku tidak memesan makanan "

"Emm... Tapi alamat ini sudah benar ... Ini kediaman tuan na jaemin bukan ?!" Tanya kurir itu dengan memperhatikan tulisan pada alamat pada paketnya

"Iya ... Benar ... maaf ... mungkin jaemin yang memesan "

"Kalau begitu silahkan tuan " kurir itu menyodorkan kantung plastik yang cukup besar pada haechan yang langsung menerimanya

"Terimakasih "

Kurir itu mengangguk ramah "kalau begitu saya permisi " pamitnya sebelum berbalik pergi.

Haechan membawa makanan yang dia terima Ke dapur dan menaruhnya di atas meja, dia sedikit penasaran ketika melihat ada note di dalam kantung kresek itu hingga dia membukanya

* Kau pasti kesulitan makan karena luka di bibir dan wajah mu jadi makanlah ini *

Kedua alis haechan tertaut, yang haechan tahu jaemin sama sekali tidak tidak terluka jadi mungkin makanan itu adalah untuknya. Dia lalu membuka kantung plastik tadi dan melihat isinya.

bubur abalon yang mewah. Tapi siapa yang mengirim itu ?! Apa jaemin yang memesan makanan untuknya atau bolehkah haechan berharap.. jika Mark yang melakukannya ?! 

*
*
*
*

pada pagi hari haechan keluar dari kamar untuk menuju meja makan. semalam dia tidak tahu kapan jaemin kembali ke rumah, yang jelas saat dia terjaga dan mengambil air minum di dapur saat lewat tengah malam, pria itu masih belum pulang.

"pagi jaem... " sapa haechan pada jaemin yang sudah duduk di meja makan

jaemin hanya mengangguk sekenanya untuk membalas sapaan haechan.

haechan duduk di hadapan jaemin dan menatap teman sekelasnya itu dengan kening yang berkerut. pasalnya jaemin terlihat murung dan lebih pucat dari biasanya  "kau baik-baik saja ? apa kau mabuk semalam ? ingin ku buatkan sup penghilang mabuk ?!"

nomin | markhyuck | different things |Where stories live. Discover now