2

1.3K 83 3
                                        






~Happy Reading~




"Tyana.." panggil kak Bianca sambil menepuk bahuku sekaligus meruntuhkan dunia romansaku

"Kamu lihat apa? Kakak panggil kok diem aja?" tanya kak Bianca

"Ha.. Ah.. Enggak. Bukan apa-apa" jawabku agak rancu

"Malam ini, kak Candra dan Jefrico mau datang ke rumah. Nanti, kakak kenalkan kamu ke mereka. Kamu bantu kakak masak buat mereka, ya?" ucap kak Bianca yang membuat memoriku berjalan mundur ke beberapa waktu yang lalu, dimana dia membuat tanda kemenangan itu. Dunia fiksiku kembali, dengan lampu sorot dan orkestra

"Tya!" Lagi-lagi kak Bianca mengacaukannya

"Ya?" jawabku dengan terkejut

"Kamu kenapa, sih?" tanya kak Bianca

"Enggak kok, kak" jawabku seadanya

"Dasar. Jadi gimana? Mau kan?" tanya kak Bianca lagi

"Iya," jawabku

-

Kak Bianca menumis bumbu halus di penggorengan. Aroma harum dan lezat menyelinap di indra pembauku. Terus menerobos masuk dan menggelitik lambung. Cacing-cacing di perutku melonjak kegirangan

Aku menatap kak Bianca yang sedang dalam dunianya. Ia terus tersenyum dan bersenandung, entah lagu cinta yang mana. Kepalanya bergoyang seolah mengikuti tempo musik yang bermain di hati dan pikirannya. Pasti ada hal-hal indah yang berputar dalam memorinya sehingga membuat nya beberapa kali tertawa kecil

Aku beralih ke bawang dan pisau yang ada di depanku. Kuraih kedua benda itu, lalu melakukan instruksi yang kak Bianca perintahkan kepadaku. Satu demi satu sayatan tajam pisau memisahkan kesatuan tubuh bawang ini

Seperti melakukan penolakan, ia beraksi dengan jitsu terkenalnya. Mataku mulai perih. Beberapa saat kemudian, air mata mulai mengalir di wajahku. Aku mengaduh kesakitan, sementara kak Bianca tertawa lepas. Ah, sungguh sial

-

Kini, semua makanan tertata rapi memenuhi meja makan. Aku meletakkan piring, sendok dan gelas di meja, setiap kursi. Kak Bianca mengambil minuman bersoda dari dalam kulkas lalu meletakkannya di meja makan.
Setelah semuanya siap, kami membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam. Sungguh, aku sudah tidak sabar

Jam dinding kurang lebih menunjukkan pukul 7.45 menit. Sesaat kemudian, deru mesin mobil terdengar. Kak Bianca dan aku pun melesat keluar menyambut tamu undangan. Sebuah mobil sport berwarna biru tua terparkir di depan gerbang

Seorang laki-laki dengan kaos merah dan celana panjang berwarna hitam turun dari kursi depan bagian penumpang. Dengan gembira, kak Bianca berlari ke arahnya, lalu meraih tubuhnya sambil mengucapkan selamat atas keberhasilan yang ia peroleh. Senyumku mengembang menyaksikannya

Sesat kemudian, seorang pemuda turun dari kursi kemudi, Jefrico. Ia terlihat tampan dengan kaos putih dan celana panjang berwarna hitam. Sepatu yang juga berwarna hitam membalut telapak hingga pergelangan kakinya

Dia berjalan dengan senyum yang merekah akibat adegan romantis antara kak Bianca dan partner lapangannya. Saat ini, detak jantungku tak terkondisi. Pemuda bersetelan hitam putih itu sungguh merusak semua tempo dalam tubuhku

Jefrico berhenti disamping sepasang kekasih itu. Ia tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat mereka

"Aduhh, so sweet banget, sih" ucap Jefrico dengan nada nyinyirnya

With You [JaeYong | GS] ✅Where stories live. Discover now