9. Motion Sickness

En başından başla
                                    

"Udah ya. Aku tutup."

Melihat Mamanya agak kesulitan untuk mengambil ponsel yang diapit di bahunya, Shane dengan sigap mendorong kursi ke samping Rhea lalu menaiki kursi dan mengambil benda itu. Rhea menatap bangga putranya. Bagaimana bisa dia menyesali pernikahannya yang gagal saat dia mendapatkan malaikat menggemaskan ini dari pernikahan itu.

***

Perjalanan ke Pinrang seharusnya bisa ditempuh dalam 4 jam perjalanan. Tapi sudah 4 jam setengah mereka belum sampai di tujuan karena hampir tiap lima belas menit mobil harus berhenti karena Rhea mabuk perjalanan berat.

"Mama gimana sih. Biasanya juga naik mobil gak mabuk," protes Shane. Bocah itu sekarang sedang memijat-mijat tengkuk Mamanya.

"Ya itu kan Mama yang bawa mobil. Gak berasa mabuknya," sahut Rhea susah payah. Isi perutnya benar-benar terkuras.

Tadinya dia sudah menyetir sampai di daerah Maros. Tapi setelah singgah makan siang, tiba-tiba Rhea mengantuk. Akhirnya Davin yang menggantikan dia di kemudi sementara Rhea duduk dengan Shane di kursi tengah. Baru beberapa menit perjalanan, Rhea merasa mual. Alhasil bukannya tidur, dia malah sibuk muntah.

"Dav, aku aja yang nyetir. Kamu balik duduk bareng Shane aja," ucap Rhea.

"Yakin Kak? Kakak pucat banget lho," ujar Davin.

Rana terlihat khawatir. "Apa kita cari penginapan aja dulu di sekitar sini?"

Rhea menggeleng. "Aku bisa. Yuk."

Shane duluan masuk ke dalam mobil. Dia mengambil ponsel Rhea untuk bermain game. Biasanya Rhea melarangnya bermain gadget, tapi dalam perjalanan begini, Shane boleh main tapi tidak boleh terlalu lama.

Di notifikasi, terdapat chat dari Starky. Ternyata chat itu sudah masuk sejak satu jam yang lalu tapi karena sibuk muntah, Rhea tidak melihatnya. Shane membaca isi chat dari Papanya yang menanyakan apakah mereka sudah sampai atau belum.

Shane mengambil foto dari Rhea dan dua orang lain yang masih berdiri di luar mobil. Dia mengirimkan foto itu pada Papanya.

To: Starky
Harusnya udah sampai kalau bukan karena Mama mabuk. Muntah-muntah mulu.

Tidak lama setelah status chat berubah menjadi 'read', Starky menelepon. Shane agak kesal karena niatnya bermain game jadi gagal.

"Halo, Papa."

"Halo, Shane. Mama mana? Gimana keadaannya?"

Davin memasuki mobil dan duduk di sebelah Shane, Rana juga kembali ke tempat duduknya di samping kursi kemudi. Rhea juga masuk tidak lama kemudian.

"Ini Mama baru masuk lagi ke mobil," jawab Shane. Dia menyentuh pundak Mamanya. "Ma, Papa nelpon."

"Ya udah Shane ngomong aja sama Papa. Mama mau nyetir."

"Tolong kasih HPnya ke Mama, Nak."

Shane menyodorkan ponsel pada Rhea. "Papa mau ngomong sama Mama."

Dengan malas, Rhea mengambil ponsel itu. Kenapa sih makin kesini, Starky jadi sering mengajaknya berbicara di telepon? Biasanya kan dia hanya menelepon untuk Shane.

"Ada apa, Papanya Shane?" tanya Rhea mencoba sabar.

Terdengar suara kekehan Starky di ujung sambungan. Dia sudah hafal nada kesal Rhea. "Kamu mabuk perjalanan?"

Rhea memicingkan mata pada Shane melalui spion. Anak itu pasti yang memberitahu Starky. "Iya. Ini udah mendingan. Tenang aja Shane aman kok. Aku gantian nyetir sama Davin."

"Aku tahu Shane pasti aman sama kamu. Aku cuma mau tau keadaan kamu. Mabuk perjalananmu kadang ekstrem."

"Sotoy."

"Dulu waktu kita ke Jogja naik mobil, kamu juga mabuk parah sampai kita harus singgah di klinik."

Rhea mengingat kejadian itu. Saat itu mereka melakukan trip untuk merayakan hari ulang tahun Rhea tanpa mereka tahu bahwa saat itu Rhea sedang hamil. Barulah mereka tahu kalau Rhea hamil saat mereka memeriksakan Rhea di sebuah klinik.

"Iya kah? Aku gak inget," ujar Rhea lalu tertawa sampai-sampai semua orang di mobil menatapnya ingin tahu. Baru kali ini Rhea tertawa saat berbicara dengan Starky. Biasanya dia selalu merengut.

"Masa bisa gak inget? Waktu itu kan ulangtahun kamu."

Rhea mendesah. Keadannya sedang kurang baik dan dia harus membicarakan masa lalu yang mati-matian ingin dia hapuskan dari memorinya.

"Diinget juga untuk apa sih, Star? Itu cuma kita di masa lalu."

Starky terdiam. Rhea pikir laki-laki itu sudah memutuskan sambungan jadi dia mengecek layar ponselnya dan ternyata dugaannya salah. Panggilan masih tersambung.

"Udah ya. Aku udah mau jalan lagi."

"Hati-hati ya. Kalau sakit, jangan dipaksain nyetir."

"Oke."

Rhea mengembalikan ponsel itu pada Shane yang sejak tadi terlihat tidak sabar untuk bermain game. Rana sendiri tidak berniat menanyakan soal Starky. Dia tahu suasana hati Rhea pasti berubah drastis karena Starky.

***

Special chapter Three Years udah dipublish di KaryaKarsa ya.
Isinya tentang kisah Rhea dan Starky sebelum divorce.
Yang minat, bisa kunjungi Karyakarsa skyspeare atau lewat link yg aku sematkan di bio.
Tenkiyuu

 Tenkiyuu

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
Three YearsHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin