KAZAKTHAN 03

772 52 0
                                    

-Happy Reading-

***

Kantin SIS terlihat ramai dengan murid-murid yang duduk berkelompok. Banyak sekali waiters yang berlalu lalang dengan sebuah nampan di setiap tangannya.

Kantin SIS memang tidak menggunakan sistem pembelian secara langsung pada penjual. Mereka hanya perlu memesan lewat tab yang sudah tersedia di setiap meja. Setelahnya tinggal menunggu pesanan mereka diantarkan.

Untuk pembayaran akan mereka letakkan di atas meja dengan tip yang ingin mereka berikan. Orang-orang yang bekerja dibawah naungan SIS semuanya terpercaya dan terpelajar.

Untuk beberapa makanan yang tersedia pun tentunya berasal dari berbagai negara. Hal itu untuk mengurangi siswa siswi SIS yang merindukan cita rasa khas negara mereka.

Di SIS semua makanan di olah oleh chef terkenal yang datang dari setiap negara. Ada pula tempat makanan khusus Indonesia, tempat dimana SIS di dirikan saat ini.

Hal ini menyesuaikan dengan tujuan SIS sendiri, di tambah SIS merupakan sekolah bagi para penerus politikus dan konglomerat dunia. Tentunya mereka tidak ingin menyediakan fasilitas yang kaleng-kaleng dan tidak memadai.

Tepat pada meja yang berada di tengah-tengah terlihat sekumpulan wanita cantik. Mereka sedang melakukan aktivitasnya masing-masing sambil menunggu pesanannya mereka di antarkan.

Jika kalian menebak mereka adalah Kazakthan, Janewhite, Merlbarra, dan Kenniette, maka kalian benar. Keempat nya telah duduk dimanis dengan kegiatannya masing-masing. Kazakthan yang memainkan tabnya, Jane yang bermain ponsel, Barra yang membaca comic dan Kenny yang membaca majalah.

Jangan heran darimana Barra dan Kenny mendapatkan itu, tentu saja setiap meja menyediakan beberapa majalah, artikel, dan comic terbaru. Itu agar membuat murid-murid tidak kebosanan saat menunggu pesanan.

Tak lama kemudian makanan keempat gadis tersebut telah datang. Keempatnya menyantap makanan masing-masing dengan anggun layaknya bangsawan. Tanpa suara sedikitpun dan yang terdengar hanyalah denting sendok, garpu dan piring yang beradu.

Hanya memerlukan waktu beberapa saat makanan tersedia telah habis tak bersisa. Meminum sedikit air dan mengelap mulut mereka dengan kain yang telah di sediakan.

Suasana yang tadinya tenang perlahan menjadi berisik karena kedatangan seseorang. Beberapa dari mereka memekik kecil melihat ketampanan dari pria tersebut. Sedangkan beberapa lagi bergosip pelan tentangnya.

"Shit! Kenapa Alvar selalu menawan sih."

"Libur berapa minggu kok gue liat dia makin ganteng."

"Ganteng banget gila, rela gue kalo jadi selingkuhannya."

"Lo siap dibantai Kazakthan emang?"

"Bukannya mereka putus ya?"

"Rumornya mereka emang putus."

"Eh iya waktu itu gue liat snap instagram Kaza post foto sama cowok."

"Gue ga akan percaya sebelum couple goals SIS speak up."

"Bener, lagian rumor itu belum tentu bener kan."

"Liat Alvar samperin Kazakthan tuh."

Kira-kira seperti itulah bisikan-bisikan yang terdengar cukup jelas, ada juga yang hanya terdengar samar-samar saja. Setiap pasang mata masih mengarahkan pandangannya pada Alvar.

Alvar Dafetra Siregar, orang-orang menyebutnya sebagai Putra Siregar. Karena ia adalah anak satu-satunya yang dimiliki keluarga Siregar. Selama di SIS Alvar dikenal sebagai kekasih dari seorang Kazakthan. Maka dari itu cukup banyak yang mengenalnya.

KAZAKTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang