(3) Don't Touch My Boy, Dad!

8.4K 480 15
                                    

Cho Kyuhyun's POV

Seharian ini aku benar-benar kacau. Hanya karena satu fakta : Shin Je Wo adalah anak seorang mafia.

Memangnya kenapa kalau ayahnya mafia? Apakah itu salahnya? Bukan dia yang memilih agar dilahirkan oleh keluarga dengan latar belakang seperti itu kan? Jadi apa yang kau takutkan? Berhentilah jadi pecundang, Cho Kyuhyun!

Aku memaki diriku sendiri. Hari ini adalah hari pertamaku menjalankan Cho Corp. Dan sekarang aku sedang terduduk di pinggir taman sendirian. Menertawai diriku sendiri saat kudapati bahwa aku melihat gadis itu sedang berlarian di taman ini. Bagus, Cho Kyuhyun! Tidak cukup dengan otakmu dihantui oleh dirinya, sekarang gadis itu juga berkeliaran di matamu.

Tapi, tunggu dulu ...

Kalau ini hanya ilusi, tidak mungkin terlihat sejelas ini. Itu memang Shin Je Wo! Dan dia bukan sedang berlarian, tapi melarikan diri. Kabur dari beberapa pria berpakaian hitam yang mengejarnya. Ia berlari ke arahku. Masih sempat untuk melemparkan senyumannya padaku. Dan syukurnya aku masih cukup waras untuk tidak pingsan di tempat. Ia menarikku agar ikut lari bersamanya.

"Hai. Kita bertemu lagi. Kau tidak mengikutiku kan?" sapanya ringan. Masih dengan kepercayaan diri yang tinggi.

"Apa yang kau lakukan? Siapa mereka? Kau berutang pada mereka?"

"Hei, Sir, jaga ucapanmu. Memangnya sejak kapan tuan putri sepertiku memiliki utang?" katanya dengan mimik tidak terima.

Ia lalu menarik tanganku untuk berhenti. Baru kusadari kalau sekarang kami sedang berada di sebuah gang yang cukup sempit. Ia merapatkan tubuhnya di dinding sambil sesekali melirik ke belakang. Melihat keberadaan pria-pria tadi. Dan sebelum aku sempat mengatakan apa pun, ia sudah merobek gaun pas badannya-yang berukuran selutut-hingga kini hanya sebatas setengah pahanya, atau mungkin lebih. Tindakan itu sukses membuatku menganga.

"Apa yang kau lihat, hah?" katanya galak.

"Kau tidak perlu melakukan itu hanya untuk menggodaku, Sayang." Aku balas menggoda.

"Cih. Hanya di dalam mimpimu."

Sedetik kemudian, kulihat ia sudah menghajar seorang pria yang tadi mengejar kami. Menghadiahinya pukulan-pukulan mematikan hingga menyebabkan pria itu rubuh. Disusul dengan tendangan dan pukulan yang ia arahkan pada pria yang lainnya. Tubuhnya bergerak gesit menghindari serangan-serangan dari pria itu yang kuakui cukup berpengalaman. Ia lalu menampar kepala mereka. Berputar mengelilingi tubuh yang lain dengan kecepatan mengagumkan, lalu menendang kaki bagian belakang pria itu. Mematahkan tulang hidung pria yang lain dan meninju perut pria yang satunya lagi. Aku menyaksikannya dengan sorot kekaguman. Tak lama itu kulihat pria-pria itu sudah ambruk di tanah.

Shin Je Wo menghampiriku sambil mengatur napas. Mengibaskan rambutnya ke belakang lalu merapikan pakaiannya.

"Nah, sekarang kita bisa pergi."

Kami meninggalkan tempat itu dengan berjalan beriringan. Aku memperhatikannya yang sedang menghapus keringat. Memutar kembali kejadian tadi di kepalaku dengan setengah percaya. Gadis ini, gadis yang kukira anggun meskipun bermulut tajam, bisa menghabisi lima orang pria yang bukan pria biasa. Sementara aku, laki-laki sejati, hanya berdiri di belakang sambil menontonnya, dan tidak melakukan apa pun untuk mengubah keadaan. Hari ini untuk pertama kalinya aku merasa terhina sebagai seorang laki-laki.

Dan dia menghabisi mereka saat ia menggunakan gaun dengan bawahan sempit. Baiklah, sekarang aku yakin, sepertinya ia memang putri seorang mafia.

Omong-omong soal gaun ...

Aku melihat keadaannya sekarang. Sial! Kenapa aku baru menyadarinya?

"Hm? Ada apa?"

Ia melihatku dengan pandangan bertanya saat aku menahan tangannya untuk berhenti melangkah.

This is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang