Yaya dan Pim terbangun bersama pagi pagi sekali. Mereka saling melempar senyum kemudian Pim membangkitkan tubuhnya duduk ditepi ranjang. Pim berdiri menatap kearah luar jendela memandang suasana pagi ini yang indah.
Sedangkan Yaya ikut berdiri disamping Pim Kemudian menoleh kearah Pim menatap serius ke arahnya.
"Apa kau sudah merasa tenang Baifren?"tanya Yaya sambil mengelus pipi Pim lembut.
"Terimakasih Yaya untuk semua yang kau lakukan seharian kemarin"jawab Pim sambil memegang tangan Yaya dipipinya, tersenyum
"Aku sudah bersiap..mengubur kenangan indah masalalu kita bersama"lanjut Pim terdengar sedikit berat dan satu tetesan air matanya membasahi tangan yaya yang berada dipipinya
"Maafkan aku karna tidak bisa menepati janji masalalu kita untuk bersama selamanya Baifren..maaf.."kata yaya terasa berat sambil mengusap lembut airmata diwajah Pim dengan senyuman tipis. Kemudian mereka berpelukan untuk saling melepas cinta pertama mereka yang masih melekat dihati sampai saat ini meskipun terasa sangat berat.
Pagi ini Becca hanya bisa membuat sarapan Omelet dan mie goreng kemudian segera menikmati sarapan berdua dengan Jirayu. Mereka melahap sarapan dengan cepat karna bangun sedikit siang. Biasanya nyonya Yaya lah yang sering mengomel dipagi hari untuk membangunkan keduanya.
"Sayang, apa kau mau ayah antar sekaliyan?"tanya Jirayu yang sudah bersiap berangkat
"Boleh, tunggu sebentar ayah"jawab Becca sambil menghabiskan sisa sedikit sarapannya dimeja makan.
"Hari ini acara perayaan Harapan sekolah ayah, mungkin Becca akan pulang sampai sore atau bahkan menjelang malam"ucap Becca yang mulai berjalan disamping sang ayah keluar rumah.
"Ya sudah tidak apa, nanti kau tinggal kabari ayah ketika sudah waktunya pulang"kata Jirayu sambil mencium singkat dahi sang putri kemudian mereka memasuki mobil Hyundai palisade hitam milik Jirayu dan mobil itu segera melesat meninggalkan halaman.
Sebagian murid Harapan sekolah sudah berada didalam gedung Aula sekolah. Mereka terlihat ada yang berniat usil kepada temannya dan ada yang sudah duduk untuk menempati posisi duduk paling depan.
Freen bersama Nam, Noey dan Irin kini sudah memasuki aula dan menuju tempat duduk paling depan namun saat Nam ingin duduk disamping Freen dengan sigap Freen mencegah tubuh Nam agar bisa geser satu tempat darinya.
"Hoy Freen.. apa yang kau lakukakan"seru Nam mengernyit aneh karna melihat Freen yang menyisakan satu tempat kosong disampingnya.
"Ini untuk tempat Becca Nam.."balas Freen berseru sedangkan Noey dan Irin yang melihat sikap Freen hanya sedikit tertawa
"Cih..kalau sama Becca aja perhatian sekali"decak Nam sebal kemudian mereka sama sama duduk.
Pukul 8 pagi acara perayaan segera dimulai dan semua murid sudah memasuki Aula kemudian duduk dibangku yang tersedia. Freen melihat kedatangan Becca yang berdiri didepan pintu Aula dan melambaikan tangan kearah Becca dengan senyum ceria.
Becca datang dan menyapa teman temannya kemudian duduk disamping Freen. Dengan napas yang masih tidak beraturan Becca sesekali menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan.
"Apa kau habis berlari maraton Bec?"goda Nam berbisik ditelinga Becca dengun terkekeh kecil
"Huh, aku bangun agak kesiangan Nam"ucap Becca melirik Nam dengan senyum singkat
"Biar aku bantu mengusap keringatmu Bec"sahut Freen dengan cepat menghapus keringat didahi Becca dengan tissue sedangkan Becca hanya bisa diam mematung melihat wajah Freen yang sudah sangat dekat diwajahnya.
"Yak! Freen..Apa kau akan mencium Becca? wajah kalian dekat sekali"sahut Nam menyaksikan dua orang disamping kirinya sambil menggeleng geli kemudian Freen dan Becca kembali dengan posisi duduk tegap menghadap kearah panggung. Namun mereka tetap menampakkan ekspresi senyum manis diwajah masing masing.
"Hallo.. selamat pagi kepada semua guru maupun karyawan dan semua murid Harapan sekolah yang sudah hadir untuk ikut merayakan hari Jadi Harapan sekolah yang ke-10! Saya Bella selaku kepala sekolah.. banyak banyak mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari kalian selama 10hari terakhir.. untuk itu saya membuka acara perayaan sekolah dan mempersilahkan para pemain yang tampil untuk menghibur kalian semua!!"seru Bella yang berdiri didepan panggung dengan jelas kemudian disambut tepuk tangan meriah semua orang.
Kini semua anggota Osis dan perwakilan murid senior memasuki panggung dengan kostum sesuai karakter yang diperankan mereka masing masing kemudian mereka memberi hormat kepada semua penonton. Musik drama pun dimulai.. mereka yang tampil mulai menampilkan karakter tokohnya.
"Bawang putih! Bangun! cepat masak untuk kita sarapan"teriak Benyapa yang berperan sebagai ibu tiri Bawang putih yang dimainkan oleh Torfan.
"Ibu.. hukum saja bawang putih karna sudah berani tidur dipagi hari.. dasar tidak tau diri!"ucap sibawang merah yang diperankan oleh Dasha
"Aku setuju ibu, biar kita yang menghukum si bawang putih"sahut patranite sebagai saudara kandung bawang merah. Sementara Benyapa yang sebagai ibu pilih kasih dia hanya mengangguk setuju kearah kedua anak kandungnya. Dengan lirikan dan tatapan licik kini bawang merah dan saudaranya menarik paksa si bawang putih keluar rumah.
"Kalian ingin membawaku kemana? Tolong.. maafkan aku"ucap Torfan si bawang putih dengan lemah karna terus ditarik paksa kedua saudara tirinya. Kini mereka berada disebuah pinggir danau dan si bawang merah dengan kasar mendorong tubuh bawang putih sampai tersungkur jatuh. Sedangkan patranite menurunkan semua baju kotor dari ember didepan wajah bawang putih yang hanya meringis kesakitan.
"Itu hukuman kau bawang putih, cucilah dengan baik baju baju kami setelah itu buatkan kita sarapan"perintah sibawang merah dengan tersenyum sinis. Sementara sibawang putih hanya bisa menangis terisak sambil mulai mencuci pakaian kotor itu.
"Hey! Bawang putih! Cuci yang benar jika ada satu noda dibajuku awas kau ya!"teriak bawang merah menahan emosi
Tiba tiba terlihat oleh patranite ada sedikit pakaian yang luntur dari pakaian kotor bawang merah yang sedang dicuci oleh bawang putih.
"Kak lihat! Baju kesayanganmu luntur oleh si bawang putih"seru patranite
"Bawang putih!! Ini baju mahal sini kau.." teriak bawang merah dan menarik rambut bawang putih cukup keras hingga bawang putih merasa kesakitan. Kemudian kedua saudara itu menyiksa bawang putih dipojokan pohon besar.
"Permisi! Hey.. apa yang kalian lakukan?"seru seorang pangeran yang datang bersama dua pengawal kemudian kedua saudara itu menoleh dan terkejut mengetahui pangeran muncul
"Pangeran?! Ah.. pangeran maafkan kami. Kami hanya memberi pelajaran kepada bawang putih atas kecerobohannya pagi ini"ucap keduanya dengan sedikit ekpresi palsu diwajah mereka
"Maaf pangeran, Tapi mereka sudah keterlaluan.. lihat sibawang putih dia sedang kesakitan karna disiksa oleh mereka"ucap salah satu pengawal kepada pangeran sambil menunjuk bawang putih yang duduk lemas dibawah pohon dengan wajah sedikit memar.
"Cepat! bawa mereka ke istana agar mendapat hukuman yang setimpal."perintah pangeran kepada pengawalnya. Dan mereka pengawal bersiap membawa dua saudara tiri bawang putih.
"Apa yg kalian lakukan?! Hentikan!"teriak Benyapa sebagai ibu dari tiga gadis itu datang menghampiri.
"Ibu.."rengek kedua anak kandung Benyapa
"Aku akan menghukum mereka karna sudah menyiksa saudaranya tanpa belas kasih"tegas pangeran kepada Benyapa
"Maafkan atas kecerobohan kedua putriku pangeran.. kami janji tidak akan mengulanginya lagi"ucap Benyapa sambil berlutut untuk permohonan maaf dari kedua putrinya.
"Baiklah.. dengan syarat aku yang akan membawa bawang putih ke istana dan melamarnya menjadi istriku"jelas pangeran dan membuat semua orang disitu terkejut.
"Bagaimana bisa orang lemah dan biasa seperti bawang putih menjadi istri pangeran.. maka pilihlah salah 1 kedua putri kandungku pangeran."ucap Benyapa sedikit protes
"Yasudah.. aku akan menghukum kedua putrimu sekarang"tegas pangeran dan dua pengawal segera menarik kedua gadis Benyapa
"Tidak! jangan pangeran.. baiklah aku akan mengizinkanmu membawa Bawang putih"ucap Benyapa menyerah. Kemudian pangeran mengulurkan tangan dengan senyuman kepada bawang putih yang sedikit takut menatap kearahnya dan bawang putih perlahan menerima uluran tangan dari pangeran. Sedangkan pangeran dengan senang hati segera menuntun bawang putih ikut bersama dengannya ke istana dan diikuti dua pengawal tersebut. END
Selesei dengan akting dari penampilan drama Ketua Osis kini semua penonton bersorak dan memberikan tepuk tangan meriah.
"Akting mereka hebat!"puji beberapa murid lainnya
"Romantis sekali pangeran.."ucap Nam terbawa suasana oleh penampilan drama tersebut sementara Freen dan Becca saling melempar senyum. Freen memberanikan diri meraih satu jari kelingking Becca kemudian mengusapnya lembut.
BERSAMBUNG..
YOU ARE READING
In memory
Random"Kehidupan baru yang dibangun dengan keikhlasan dan ketulusan seseorang, namun kembali dipertemukan dengan keadaan memory dimasalalu yang masih terbungkus rapi" Pemain: -Freen Sarocha/Freen -Rebecca praticia Armstrong/Becca -Saint Suppapong/Saint -B...
