Part 14

370 27 0
                                        

       Yaya masih teringat kejadian semalam didepan rumahnya yang menyaksikan kedekatan Becca dan temannya perempuan. Ia yang tengah duduk dimeja kerjanya, kini menarik laci mejanya dan menemukan sebuah buku catatan tebal.
         Yaya mulai membuka catatan itu dan menemukan sebuah foto dirinya dengan seorang wanita yang sedang pose bergandengan ditengah pantai dengan senyuman ceria. Wanita itu tersenyum dan mengelus lembut selembar foto tersebut.

       Ditaman banyak orang orang beraktivitas olahraga, membaca buku, dan bersenda gurau bersama keluarga mereka. Namun tidak membuat seorang wanita yang sedang duduk bersender pada bangku dipinggir taman terusik, karna sedang mendengarkan alunan musik pada earphone miliknya.
        Torfan langsung duduk disebelah guru Pim dan membuat guru Pim kini melepas earphonenya.

"Untuk apa membawa buku jika tidak kau baca p'Pim"ucap Torfan yang lebih sering menyaksikan saudara perempuannya membawa buku novel tersebut.
"Aku membacanya, hanya saja aku sedikit mencari ketenangan dengan mendengarkan musik"kata Guru Pim pada Torfan yang hanya menghela napasnya.
"Tumben guru Thanapat tidak muncul, aku pikir dia begitu menyukaimu p'Pim" pikir Torfan kemudian, ia menyilangkan kedua tangannya dan menatap orang orang yang melakukan aktivitas masing masing didepannya.
          Dan...belum semenit Torfan mengatakan keberadaan guru Thanapat, pria itu muncul dari belakang dengan membawa dua buah rantang dan termos.

"Surprize"Seru guru Thanapat pada Guru Pim dan Torfan. Dan benar saja kedua wanita itu terkejut,menoleh kebelakang dan..saling menatap heran melihat apa yang dibawa oleh guru Thanapat.
"Ayo kita sarapan bersama dan aku sudah menyiapkan karpet untuk kita duduk disana"Ajak guru Thanapat sambil menunjuk karpet yang sudah digelar dekat pohon besar.
"Ayo p'Pim kita sarapan bersama. Guru Thanapat sudah mau repot repot memasak dan mengajak kita. Aku takut jika kita menolaknya membuat dia bersedih"Ajak Torfan juga, kini guru pim hanya pasrah mengikuti ajakan adiknya.

     Libur sekolah membuat Freen hanya bisa melanjutkan tidur puasnya didalam kamar. Sementara dilain sisi Rebecca sedang duduk ditaman rumahnya bersama sang Ayah dengan asyik bercanda.

"Ayah.. kapan kita bisa liburan bersama?"
Tanya Becca pada Jirayu yang tengah menyesap secangkir kopi panas. Pria itu segera meletakkan kopinya.
"Ayah lihat dulu jadwal longgar ayah, sayang"jawab Jirayu dan membuat Becca hanya menghela napas pasrah.
"Kalau ayahmu terus terusan sibuk dengan pekerjaannya, kita pergi sendiri Becca"goda Yaya yang mulai berjalan mendekati tempat duduk Jirayu dan Rebecca dengan membawa sepiring buah potong segar.
"Memangnya kau ingin liburan kemana sayang?"tanya Jirayu memfokuskan dirinya menatap putri semata wayangnya. Becca yang mendengar pertanyaan itu Ia mulai berpikir dan sejenak menopangkan satu jarinya kedagu.

"Aku ingin pergi ke pantai ayah ibu. Terakhir kalinya kita berliburan sebelum aku pindah ke Inggris dan itu masih kecil."jawab Becca kini balik menatap sang ayah dan melirik sang ibu yang mulai duduk di tengah tengah mereka.
"Benar, sudah lama sekali..sayang, sempatkan waktumu dalam bulan ini dan kita kepantai bersama"Usul sang istri kepada Jirayu lembut. Pria itu berdiam cukup lama hingga akhirnya keluar dari mulutnya pasrah dan setuju.
"Okay.. okay..kita akan adakan liburan kepantai dalam waktu bulan ini"ucap Jirayu dan membuat sang Istri dan Rebecca menampakkan senyum ceria diwajah mereka.
"Ayo makanlah" ajak sang Ibu yang menunjukkan sepiring buah potong dimeja.
"Aaaaa" tiba tiba saja Jirayu dan Rebecca membuka mulut masing masing dengan sengaja untuk menggoda wanita tersebut.
"Yakk ampun.. kalian sama saja" kesal wanita itu dan menggeleng tidak percaya. Namun Yaya mengalah dan menyuapi Rebecca terlebih dulu dibanding pada Jirayu dan itu membuat Jirayu sedikit mendelik kesal.
"Aku menang"seru Rebecca sambil menjulurkan lidah kearah sang ayah.
           Pria itu tidak tinggal diam dan langsung mendekati sang putri dengan senyum usilnya, Ia menggelitiki perut Rebecca hingga tertawa ampun.. sedangkan Yaya yang menyaksikan hal itu hanya bisa tersenyum senang.

DERRRTTTT DERRRRTTTT!

        Suara panggilan telpon sedikit lama kemudian mati dan ditambah sebuah notif dari ponsel Freen.
        Gadis itu mulai mengoletkan tubuhnya sambil sesekali menguap besar.Ia melirik ponsel disamping dan sedikit mengucek kedua matanya, mulai melihat isi notif diponsel. Freen membuka pesan itu dan.. melihat sebuah foto dari pesan Nam.

"Cocok sekali"gumam Freen sambil memperbesar foto dari pesan itu.

Ting!! Suara notif ponsel Freen lagi

"Bagaimana, apa terlihat cocok? Sepertinya aku akan mempunyai bakat dalam bidang foto pasangan"tulis Nam dalam pesan tersebut
"Yakk orang ini selalu saja kePD an"gumam Freen sesekali tersipu malu saat kembali menatap foto itu. Didalam foto itu adalah hasil Nam dengan sengaja memotret Freen dan Rebecca waktu acara sambutan musik panggung dari Billy.

        Suara pintu terbuka membuat Freen bergegas mengeluarkan pesan Nam dan menoleh kearah Bella yang berjalan menghampiri.

"Kenapa denganmu Freen.. ibu melihatmu tersenyum sendiri dari balik pintu"ucap Bella menatap Freen sedikit penasaran
"Ahh.. itu. Nam selalu bercanda denganku dichat ibu"celetuk Freen
"Sudah siang.. apa kau akan terus didalam kamar. Segeralah mandi dan keluarlah"ucap Bella sambil membelai lembut rambut sang putri.
"Iya ibu, aku akan keluar setelah beres beres dikamar"kata Freen mulai  meregangkan kedua tangannya kedepan dengan lega.

In memoryWhere stories live. Discover now